PemerintahanPeristiwa

Warga Surabaya Apresiasi Langkah Wali Kota Eri Terkait Insiden Siswa dan Guru di SMPN 49

67
×

Warga Surabaya Apresiasi Langkah Wali Kota Eri Terkait Insiden Siswa dan Guru di SMPN 49

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Masa depan pendidikan di Kota Surabaya harus tetap dijaga dan diselamatkan karena menyangkut masa depan bangsa dan negara. Artinya, kondisi proses belajar mengajar antara Guru dan siswa menjadi hal yang utama.

“Sejak dulu, kita tau semua jika siswa menjadi tanggung jawab bersama (Guru dan Ortu), saat di sekolah adalah Guru yang berperan penuh, namun saat di rumah otomatis menjadi kewajiban orang tua,” ucap Kusnan Hadi warga Surabaya kepada media ini. Rabu (2/02/2022).

Pria asal Surabaya yang dikenal sebagai bakul kopi ini ternyata memiliki pengalaman sebagai pendidik, yakni guru kesenian di SMA Katolik Karitas III Surabaya sekira tahun 2008.

“Sebagai mantan pendidik, saya kurang sepaham jika persoalan siswa di sekolah dengan guru dibawa ke ranah hukum, jika masalahnya tidak menyangkut unsur kriminalitas yang menjadi atensi aparat hukum. Psikologi guru dan siswa juga harus menjadi perhatian semua pihak,” kata aktifis 98 ini.

Untuk itu, Kusnan sangat mengapresiasi langkah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang secara proaktif melakukan pendekatan agar bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

“Langkah Wali Kota sudah tepat dan sangat benar, karena menurut saya, masalah ini menyangkut masa depan pendidikan di Kota Surabaya, sehingga diperlukan langkah cerdas untuk menjaga semua pihak,” tandasnya.

Diakhir paparannya, Kusnan meminta kepada semuanya untuk selalu bijak dalam menilai persoalan, tidak “grusa- grusu” dalam menilai apalagi memutuskan yang akan menjadi kesimpulan.

“Saya pernah jadi siswa dan saya juga pernah merasakan jadi pendidik (guru) sekaligus wali murid, maka pengalaman keduanya menjadi dasar pemikiran saya untuk menilai sebuah insiden di sebuah Sekolah, apalagi hal itu menyangkut masa depan keduanya (guru dan siswa),” pungkasnya.

Biasanya, kata Kusnan, prilaku siswa di sekolah itu merupakan cermin saat di rumah dan di lingkungannya. Jika itu benar adanya, tentu Guru menjadi berat tanggung jawabnya karena harus bisa mendidik untuk merubah prilakunya menjadi baik,”

“Artinya, jangan hanya Guru yang menjadi sasaran kesalahan, namun harus dilihat dari kedua sisi secara komprehensif,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *