TULUNGAGUNG (Suarapubliknews) – Pandemi covid-19 membawa dampak bagi dunia, termasuk Indonesia. Bahkan FAO memberikan peringatan bahwa akibat pandemi ini, dunia akan mengalami krisis pangan. Sebagai upaya mengantisipasi adanya potensi krisis pangan tersebut, Gubernur Jatim melakukan Gerakan Percepatan Tanam Padi pada musim kemarau guna mewujudkan ketahanan pangan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa percepatan masa tanam kedua padi tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi krisis pangan akibat kemarau panjang dan adanya pandemi covid -19 di paruh kedua Tahun 2020.
“Gerakan percepatan tanam ini, menjadi momentum untuk kembali memperkuat kemandirian pangan kita,” katanya saat melaksanakan tanam padi dengan sistem tanam jajar legowo dengan varietas inpari 42 di Desa Bangunjaya, Kec. Pakel, Kab. Tulungagung bersama Bupati Tulungagung Maryoto Birowo dan Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono
Percepatan tanam padi ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta pemerintah daerah yang menjadi lumbung pangan di daerah melakukan percepatan masa tanam. Karenanya ia meminta kepada lima kabupaten yang menjadi lumbung pangan Jatim untuk melakukan percepatan masa tanam kedua padi.
Kelima kabupaten tersebut antara lain, Kabupaten Tulungagung, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Jember. Ini artinya, kelima daerah lumbung pangan Jatim tersebut juga menjadi penyangga bagi 16 provinsi di kawasan Indonesia Bagian Timur.
“Jawa Timur menjadi provinsi pengangga bagi 16 provinsi di Indonesia khususnya yang ada di bagian Timur, hampir 80 persen kebutuhan logistiknya disuplai dari Jawa Timur,” terang Khofifah.
Demi mendapatkan hasil yang optimal, Khofifah juga menugaskan kepada Kadistan Jatim bersama tim pertanian untuk terjun langsung melakukan monitoring masa tanam di masing masing wilayah yang menjadi lumbung pangan di Jatim.
Pihaknya berharap, semoga dengan dimulainya masa tanam sampai dengan masa panen tidak ada ganguan sehingga hasil yang di tuai produktif dan harganya juga kompetitif. Sebagai informasi, Jatim merupakan salah satu wilayah berstatus lumbung pangan nasional. Saat ini memiliki luas panen pada semester I 2020 seluas 1.120.153 ha.
Sedangkan untuk produksi padi pada semester I ini diperkirakan mencapai 6.185.310 Ton GKG atau setara dengan 4.066.348 ton beras. Potensi konsumsi Jatim diperkirakan mencapai 2.133.143 ton beras. Sehingga pada Semester I 2020 ini surplus beras Jatim mencapai 1.933.205 ton beras.
Sementara itu, Bupati Tulungagung Marwoto Birowo menjelaskan bahwa Tulungagung akan terus menjadi penyangga pangan di Jatim. Saat ini di Tulungagung memasuki jadwal kemarau basah, dimana seluruh aktifitas di persawahan melakukan cocok tanam dan panen kedua juga memanen Jagung.
“Saya berharap, dengan dimulainya percepatan musim tanam kedua ini hasil yang didapatkan bisa lebih sukses dan mendapatkan hasil yang signifikan guna menunjang kebutuhan pangan nasional,” katanya.
Ditemui disela sela acara, Kadis Pertanian Prov. Jatim Ir. Hadi Sulistyo M. Si mengatakan, Kab Tulungagung memiliki sasaran luas tanam 45.850 ha dalam Tahun 2020, ditargetkan pada Bulan Juni dapat terpenuhi tanam seluas 3.390 Ha.
Dilokasi tanam, tepatnya di Desa Bangunjaya memiliki area seluas 160 ha dengan total area tanam seluruh Kecamatan Pakel seluas 973 ha. Saat ini, varietas yang digunakan adalah Inpari 42, Inpari 16 dan Logawa.
Pihaknya meyakini, jika semua bersinergi dari pemerintah, petani dan stakeholder pangan di Jatim akan tercukupi. “Saya meyakini dan memiliki semboyan Jika Kita Bersama Pangan Tersedia,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur bersama Bupati Tulungagung berkesempatan meninjau penggilingan beras di Kelompok Tani (Poktan) Rejeki Makmur dengan stok gabah sebanyak 20-23 ton dengan stok beras mencapai 6 ton. Rombongan juga berkesempatan melihat peralatan seperti dryer dan RMU. (q cox, tama dinie)