Peristiwa

Ini Kata Pakar ITS Terkait Mitigasi Bencana Angin Kencang Penyebab Pohon Tumbang

12
×

Ini Kata Pakar ITS Terkait Mitigasi Bencana Angin Kencang Penyebab Pohon Tumbang

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selalu mengingatkan bahwa setiap memasuki musim hujan dan saat musim hujan selalu diikuti angin puting beliung. Banyak ahli di dunia menyebutkan bahwa beberapa tahun ini kondisi cuaca semakin ekstrem.

Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim – Institut Teknologi Sepuluh Nopember melalui Dr. Ir. Amien Widodo, M.Si dan Adjie Pamungkas, ST., M.Dev.Plg, Ph.D menyampaikan Cuaca ekstrem ini adalah salah satu dampak perubahan iklim. Ini berarti angin puting beliung akan banyak terjadi dan kekuatannya semakin besar atau ekstrem serta dampaknya akan semakin luas.

“Mengingat beberapa tahun ini, pohon tumbang semakin sering dan semakin banyak. Di Surabaya saja, pada tanggal 5 Januari 2020 lalu ada 78 pohon tumbang. Korban sudah banyak, kerusakan dan kerugian juga tidak sedikit. Waktunya pemerintah mendeklarasikan DARURAT POHON TUMBANG agar ada gerakan bersama-sama untuk mengurangi risiko korban dan kerusakan akibat pohon tumbang,” katanya.

Pohon peneduh di pinggir jalan, di taman, dan di ruang publik lainnya diberlakukan sebagai #BANGUNAN karena pohon ini sengaja ditanam. Pengurangan risiko angin ini antara lain dengan jalan #memeriksa, #memonitoring dan #meremajakan pohon yang akan diterjang angin. Tapi mestinya tidak hanya pohon, melainkan seluruh bangunan tegakan seperti papan reklame, bando, baliho, dan sebagainya.

Oleh karena jumlah pohon sangat banyak maka dibutuhkan kerjasama banyak pihak. Selama ini pemerintah sudah ada Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemangkasan Pohon, kita juga usulkan untuk memeriksa batang pohon. Pemerintah dan masyarakat bersama-sama memeriksa pohon.

“Beberapa kasus pohon tumbang disebabkan antara lain pohon sudah tua, dan sudah tidak tumbuh lagi; keropos di bagian tengahnya, dimakan rayap dan batang-cabangnya mulai mengering; penanaman awal bukan bibit tapi stek sehingga akar berkembang ke samping; pohon sudah miring dan mulai ada retakan di sekeliling pohon,” terangnya.
Kalau sekiranya kondisi pohon sudah rawan roboh dan membahayakan masyarakat di sekitarnya maka segera ditebang dan diganti yang baru. Jangan biarkan angin merobohkan tanpa arah dan membahayakan orang atau properti yang ada di bawahnya. Tindakan ini adalah bagian dari mitigasi bencana untuk pengurangan risiko bencana akibat angin kencang. (q cox, Tama Dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *