Pemerintahan

Soal Disiplin Warga, Surabaya Bisa Berkaca ke Singapura

14
×

Soal Disiplin Warga, Surabaya Bisa Berkaca ke Singapura

Sebarkan artikel ini

SINGAPURA (Suarapubliknews) – Republik Singapura bisa menjadi negara paling terglobalisasi di dunia, karena sistem pemerintahannya didukung penuh oleh penduduk (warga) yang sangat disiplin dalam menjunjung seluruh aturannya.

Padahal, dengan sejarah imigrasi yang panjang, Singapura memiliki penduduk yang beragam dengan jumlah sekira 6 juta jiwa, terdiri dari Cina, Melayu, India, Arab, berbagai keturunan Asia, dan Kaukasoid.

“Penduduk di negara kami sangat jarang tertarik dengan isu-isu politik, karena sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Namun yang paling utama, masyarakat Singapura sangat disiplin dalam mematuhi segala aturan yang diberlakukan pemerintah,” ucap Mrs.Rozeni, salah satu warga Singapura. Sabtu (21/12/2019)

Disamping itu, Singapura juga telah menjamin seluruh masyarakatnya untuk mendapatkan berbagai hak yang berkaitan dengan kesejateraan hidupnya, mulai dari pendidikan, kesehatan hingga pekerjaan.

“Hal ini terbukti dengan adanya kesempatan kerja bagi warga negara tetangga seperti Malaysia dan Indonesia namun mayoritas dari India dan Banglades,” tandas Ibu dengan paras India ini.

Diketahui, 42% penduduk Singapura adalah orang asing yang bekerja dan menuntut ilmu di sana. Pekerja asing membentuk 50% dari sektor jasa. Bahkan negara ini adalah yang terpadat kedua di dunia setelah Monako.

Dari jumlah populasi yang naik itu, jumlah penduduk asli Singapura justru naik tipis, hanya 0.8 persen dibanding tahun sebelumnya, 3,5 juta orang. Populasi Singapura tumbuh sebesar 1,2 persen menjadi 5,7 juta pada Juni 2019.

Sampai saat ini, pembangunan di Singapura terus berjalan seiring dengan perkembangannya sebagai negara yang telah menjadi pusat perdagangan dunia, meski reklamasi menjadi satu-satunya cara untuk perluasan wilayahnya.

“Seperti yang anda lihat sekarang, negara kami terus membangun. Jika sebelumnya lebih kepada bangunan vertikal ke atas karena luas lahan yang terbatas, kini negara kami juga sedang mengembangkan pembangunan vertikal tetapi ke bawah. Karena perencanaannya di persiapkan untuk 50 tahun ke depan,” pungkasnya.

Maka, jika Kota Surabaya bisa memiliki penduduk yang disiplin layaknya di Singapura, maka perkembangan Kota Pahlawan akan semakin menjadi rujukan daerah lain di seluruh Indonesia karena segala aturan bisa berjalan sebagaimana mestinya, tanpa harus ada unsur pemaksaan apalagi tindakan penertiban.(q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *