SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Surabaya kini resmi menjadi pusat perhatian bagi pecinta seni rupa kontemporer Indonesia. Hari ini, ARTSUBS 2024, pameran berskala nasional yang digagas oleh Rambat sebagai direktur utama, resmi dibuka di Pos Bloc Surabaya.
Berlangsung selama sebulan penuh, hingga 24 November 2024, ARTSUBS 2024 menghadirkan lebih dari 200 karya dari 150 seniman Indonesia. Pameran ini menempati ruang pamer seluas 3.900 meter persegi di Pos Bloc, bangunan bersejarah yang pernah menjadi tempat bersekolah Presiden Soekarno.
Dengan tema “Ways of Dreaming”, ARTSUBS 2024 ingin menunjukkan berbagai cara bermimpi dalam upaya mencapai modernitas. Karya-karya yang dipamerkan merefleksikan aspirasi dan fantasi tentang perubahan di Indonesia, sekaligus menyoroti paradoks dan sisi kritis dalam kemajuan yang kita kejar.
“Kami ingin mendorong seni rupa kontemporer menjadi bagian organik dari kehidupan masyarakat. ARTSUBS 2024 merupakan langkah awal untuk mengisi kekosongan ruang non-komersial bagi seni rupa di Surabaya,” ungkap Rambat.
Kurator Pameran, Nirwan Dewanto mengatakan ARTSUBS 2024 bukan hanya pameran, tapi juga pemetaan seni rupa kontemporer Indonesia. “Di sini, kita bisa melihat keragaman bentuk, medium, dan gagasan artistik. Seni lukis memang dominan, tapi kita juga menghadirkan karya-karya yang mengeksplorasi medium lain, seperti kriya dan desain, menekankan inovasi dan eksplorasi material,” katanya.
Pameran ini menampilkan karya-karya dari seniman yang sudah memiliki reputasi tinggi, seniman yang sedang berkembang, dan seniman pendatang baru. Dengan demikian, ARTSUBS 2024 diharapkan dapat mendorong pertumbuhan seni rupa kontemporer Indonesia ke arah yang baru.
ARTSUBS 2024 bukan hanya sebuah pameran, tapi juga sebuah mimpi besar untuk menjadikan Surabaya sebagai pusat seni rupa kontemporer Indonesia. Dengan dukungan penuh dari para sponsor, seperti Pertamina dan ARTOTEL Wanderlust, serta semangat dari para seniman dan tim kurator, ARTSUBS 2024 siap untuk membawa angin segar bagi dunia seni rupa di Indonesia. (q cox, tama dini)
