BisnisJatim Raya

Hosiro-Usiro, Robot Buatan Mahasiswa ITS untuk Bantu Penanganan Covid-19

68
×

Hosiro-Usiro, Robot Buatan Mahasiswa ITS untuk Bantu Penanganan Covid-19

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) –Tim Kuybot yang terdiri dari tiga mahasiswa Departemen Teknik Sistem dan Industri, Departemen Teknik Biomedik, dan Departemen Teknik Fisika ini berhasil meraih juara pertama dari 45 partisipan seluruh Indonesia pada subtema Aplikasi Inovasi Robot dalam ajang LAI2-Covid 19.

Ketua tim, Oktaviansyah Purwo Bramastyo mengatakan inovasi baru berupa robot ini diawali dari keinginan mereka untuk ikut turut sumbangsih dalam penanganan pandemi Covid-19 ini. “Kami ingin menciptakan produk yang bermanfaat bagi orang lain dan tenaga medis lewat hobi kami di dunia robotika,” katanya didampingi anggota tim lain Sulaiman Ali, dan Putri Norma Aprilia yang menggagas ide robot bernama Hosiro-Usiro

Rancangan robot Hosiro-Usiro ini berangkat dari keresahan tim atas upaya pencegahan penularan Covid-19 yang sangat dibutuhkan, mengingat virus tersebut memiliki kemampuan bertransmisi antar manusia dengan mudah. “Apalagi tenaga medis sebagai garda terdepan penanganan Covid-19 sangat berpotensi besar untuk tertular,” lanjut Vian.

Selain itu, pasien terdampak Covid-19 yang melakukan isolasi baik di rumah sakit maupun di rumah dapat merasakan tekanan sosial dan ketidaknyamanan fisik. Berdasarkan kedua alasan tersebut, ia dan tim merancang inovasi yang dapat mengurangi interaksi langsung antara pasien Covid-19 dengan tenaga medis. “Sekaligus inovasi ini dapat memberikan sarana hiburan bagi pasien yang sedang menjalani karantina,” tuturnya.

Robot Hosiro-Usiro merupakan inovasi robot layanan medis untuk penanganan pasien Covid-19, baik yang dirawat di rumah sakit maupun tempat karantina seperti Wisma Atlet di Jakarta dan sejenisnya. Ia menjelaskan bahwa Hosiro (Hospital System Robot) merupakan sistem robot yang dikhususkan untuk penanganan Covid-19 di rumah sakit. “Hosiro ini memiliki fungsi pelayanan dalam hal pengantaran, mampu melihat kondisi fisik pasien berupa suhu tubuh dan denyut jantung, serta dapat digunakan pasien sebagai media berinteraksi,” terangnya.

Lanjutnya, Usiro (Universal System Robot) merupakan robot yang memiliki fungsi pelayanan untuk pasien karantina mandiri. Fungsi pelayanan Usiro dapat berupa interaksi dengan orang lain, membeli atau mengambil makanan dari ojek online dan hal yang berkaitan dengan interaksi.

Usiro ini juga dilengkapi dengan treadmill sebagai kontrol jalan dari robot. Melalui kontrol robot menggunakan treadmill ini, pasien yang melakukan isolasi dapat merasakan virtual sosial. “Sehingga efeknya dapat menurunkan beban stress pasien pada saat karantina,” imbuhnya.

Robot buatan ini memiliki keunggulan daripada robot-robot lainnya yakni 2 in 1. Maksudnya robot ini memiliki dua fungsi pelayanan dalam satu produk inovasi robot. Lanjutnya, robot ini dapat menangani pasien karantina di rumah sakit maupun orang karantina di gedung karantina (selain RS). Robot Hosiro-Usiro juga dapat mensterilkan diri sendiri dan memiliki sistem buka pintu otomatis.

Robot ini didesain sesuai kebutuhan, memiliki kotak penyimpanan yang besar untuk mengantar makanan, obat, dan pakaian. Robot ini juga dapat digunakan untuk komunikasi antara tenaga medis-pasien, mengukur suhu pasien, mendeteksi _heart rate_ pasien, serta menjadi sarana media rekreasi bagi pasien dengan memanfaatkan treadmill.

Proses pembuatan robot Hosiro-Usiro dimulai sejak April 2020 dengan bimbingan dosen Departemen Teknik Elektro ITS yakni M Hilman Fatoni ST MT. Tim Kuybot ini mendesain ide robot Hosiro-Usiro dengan menggunakan beberapa material penyusun seperti Motor Brushless DC (BLDC) yang berfungsi untuk menggerakkan robot agar robot dapat membawa beban yang lebih berat.

Sedang material penyusun lainnya terdiri atas kamera thermal dengan fungsi untuk mengecek suhu pasien, webcam digunakan untuk saran komunikasi pasien-tenaga medis serta kamera omni bertujuan untuk alat navigasi robot agar dapat melihat area sekeliling robot secara 360 derajat. “Untuk badan robot sendiri kami menggunakan bahan aluminium dan stainless steel,” ungkapnya.

Saat ditanya kendala, mahasiswa kelahiran 1998 ini membeberkan bahwa kendala terbesar yang dialami tim adalah masalah jarak. Sebab ketiga mahasiswa berasal dari daerah yang berbeda, yakni di Lumajang, Yogyakarta, dan  Sidoarjo. “Jadi saat diskusi dan pembuatan video animasi terkadang kesulitan, apalagi jika ada kendala jaringan,” tambahnya.

Di akhir, mahasiswa Teknik Sistem dan Industri angkatan 2017 ini berharap, inovasi robot Hosiro-Usiro dapat sedikit banyak membantu penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. “Saya juga berharap ke depan ide ini dapat disempurnakan lagi agar dapat benar-benar bermanfaat bagi penanganan pandemi di Indonesia,” pungkasnya. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *