JAKARTA (Suarapubliknews) – PT Kalbe Farma Tbk “Kalbe”) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 11.605 miliar untuk semester pertama 2020, meningkat sebesar 3,8% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 11.179 miliar.
Direktur Keuangan Perusahaan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata mengatkan walaupun dampak Covid-19 terhadap makroekonomi Indonesia di kuartal kedua tahun 2020 cukup menantang, Perseroan dapat mempertahankan pertumbuhan penjualan dan laba bersih yang positif dan stabil.
“Peningkatan penjualan semester pertama tahun 2020 didukung oleh: Divisi Distribusi & Logistik meraih peningkatan penjualan bersih sebesar 10,1% dari Rp 3.410 milyar menjadi Rp 3.755 milyar, serta menyumbang 32,4% terhadap total penjualan bersih Perseroan. Divisi Produk Kesehatan meraih peningkatan penjualan sebesar 6,6% menjadi Rp 2.072 milyar dengan kontribusi sebesar 17,9% terhadap total penjualan bersih Perseroan,” katanya.
Nutrisi tercatat sebesar Rp 3.213 milyar di semester pertama tahun 2020, tumbuh 2,2% dari pencapaian di tahun sebelumnya dan menyumbang 27,7% dari total penjualan bersih Kalbe, sedangkan Divisi Obat Resep Perseroan yang membukukan penurunan penjualan sebesar 4.2% menjadi Rp 2.565 milyar, serta menyumbang 22,1% dari total penjualan bersih Kalbe di semester pertama tahun 2020.
Laba kotor tumbuh sebesar 1,5% mencapai Rp 5.253 miliar di semester pertama tahun 2020. Rasio laba kotor terhadap penjualan turun menjadi 45,3% dari 46,3% untuk periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh naiknya kontribusi penjualan dari bisnis distribusi dan logistik.
Laba sebelum pajak penghasilan pada semester pertama tahun 2020 sebesar Rp. 1.809 milyar bertumbuh sebesar 7,2% dengan margin laba sebelum pajak penghasilan mencapai 15,6%, mengalami peningkatan dari 15,1% pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Perseroan akan terus menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk, mengelola efektivitas kegiatan penjualan dan pemasaran, melakukan transformasi pemanfaatan teknologi digital, serta memonitor biaya-biaya operasional lainnya untuk mempertahankan tingkat laba sebelum pajak penghasilan.
Laba bersih pemilik entitas induk mencapai Rp 1.388 miliar di semester pertama tahun 2020, naik 10,3% dibandingkan Rp. 1.258 miliar di periode yang sama di tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penjualan bersih terutama disebabkan oleh peningkatan efisiensi di biaya operasional, keuntungan selisih kurs dan tarif pajak yang lebih rendah.
Di dalam mendukung pemerintah dan masyarakat untuk dapat melawan dan melewat pandemik, sehingga perekonomian cepat pulih, Perseroan berkontribusi di dalam menyediakan PCR test untuk rumah sakit rujukan pemerintah, di dalam uji klinis produk herbal Immunomodulator yaitu H2 (Health and Happiness) Cordyceps Militaris dan Fatigon Promuno serta melakukan uji klinis vaksin Covid-19 di Indonesia, bekerja sama dengan Perusahaan dari Korea Selatan – Genexine. Kalbe akan terus berusaha untuk meningkatkan layanan, memproduksi dan menyediakan produk – produk yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
Melihat kondisi pandemik Covid-19 yang mungkin akan berkepanjangan, Perseroan merevisi target pertumbuhan penjualan bersih tahun 2020 sebesar 4%-6% dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih sekitar 8%-10%.
Perseroan juga mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp 1,0 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45% – 55%, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal. (q cox, tama dinie)