LAUSANNE (Suarapubliknews) – Philip Morris International Inc. (PMI) (NYSE: PM), perusahaan induk PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) mengumumkan pencalonan dua anggota baru jajaran Dewan Direksi, yaitu Juan José Daboub dan Shlomo Yanai, pada 25 Maret 2021.
Salah satu perusahaan tembakau terkemuka di dunia tersebut juga mencalonkan Jacek Olczak sebagai anggota Dewan Direksi setelah pengumuman pengangkatannya sebagai CEO beberapa waktu lalu. Olczak akan memegang tampuk kepemimpinan tertinggi di PMI segera setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 5 Mei.
Pelaksana Ketua Dewan Direksi PMI, Lucio Noto menyatakan menyambut baik pencalonan ini. Ia mengatakan Juan José sangat mendukung komitmen PMI untuk mewujudkan masa depan bebas asap. “Pengalaman Juan José yang mencakup beragam sektor usaha, serta pemahamannya yang mendalam tentang geopolitik dan instansi-instansi internasional, akan sangat membantu dewan direksi PMI,” katanya dalam keterangan tertulis.
Daboub adalah seorang profesional dengan pola pikir wirausahawan yang memulai kariernya sebagai teknisi sebelum menjadi pegawai negeri sipil di negaranya, El Salvador. Pada tahun 1999, ia diangkat menjadi Kepala Staf Kepresidenan dan merupakan anggota kabinet termuka saat itu. Kariernya terus menanjak dan ditunjuk sebagai Menteri Keuangan di negara yang terletak di Amerika Tengah tersebut.
Daboub juga pernah menjadi Presiden Direktur Grup Bank Dunia pada tahun 2006-2010. Ia dianggap berjasa dalam mendorong beragam inisiatif dan reformasi korporasi, termasuk agenda di bidang tata pemerintahan dan anti-korupsi.
Selama satu dekade terakhir, Daboub berfokus pada adaptasi terhadap perubahan iklim dan peralihan energi melalui beragam sarana investasi publik dan swasta. Pada tahun 2012, ia pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Perubahan Iklim Forum Ekonomi Dunia, serta berperan sebagai Pendiri Global Adaptation Institute. Saat ini dia menjabat sebagai Presiden The Daboub Partnership dan Presiden Dewan Cipta Kerja dari ThinkHUGE USA-Central America.
Daboub mempelajari teknik industri di North Carolina State University di Amerika Serikat, dan memperoleh gelar sarjana, paska-sarjana, dan doktoralnya di universitas tersebut.
Sementara itu, Yanai merupakan Presiden dan CEO Teva Pharmaceutical Industries dari tahun 2007 hingga tahun 2012. Semasa menjabat, dia memimpin ekspansi internasional perusahaan tersebut dan berhasil meningkatkan pendapatan tahunannya hingga hampir 10 miliar dollar AS.
Sebelumnya, Yanai adalah Presiden dan CEO dari ADAMA selama tiga tahun. Ia juga pernah bekerja di beberapa perusahaan lainnya di bidang farmasi. Pengalamannya yang ekstensif telah memberikan Yanai pemahaman yang kuat tentang ilmu pengetahuan di balik penemuan, pengembangan, dan regulasi obat-obatan.
“Kombinasi pengalaman luas Shlomo sebagai dewan direksi dan pengetahuannya tentang industri farmasi serta proses regulasinya akan sangat membantu Dewan Direksi PMI dalam pengembangan dan komersialisasi produk bebas asap PMI yang telah divalidasi berdasarkan sains, dan mulai menerapkan strategi dunia tanpa asap PMI,” papar Noto
Yanai yang merupakan lulusan Harvard Business School’s Advanced Management Program (AMP) dan memiliki gelar paska-sarjana (MPA) di jurusan administrasi sumber daya nasional dari George Washington University.
Pencalonan keduanya merupakan lanjutan dari penunjukan Michel Combes dan Bonin Bough sebagai anggota Dewan Direksi PMI, yang masing-masing ditunjuk pada bulan Desember 2020 dan Februari 2021. Combes adalah Presiden SoftBank Group International dan membawahi beberapa perusahaan yang ada berada dalam portofolio SoftBank. Ia sebelumnya merupakan Direktur Keuangan (CFO), CEO dan juga anggota Dewan Direksi Sprint, CEO dari Vodafone Europe, CEO dari Alcatel-Lucent, CEO dan Direktur Operasional (COO) Altice, serta Pimpinan dan CEO dari SFR Group. Ia juga pernah menempati jabatan strategis di beberapa kementerian di Perancis serta FranceTelecom(termasuk wakil presiden direktur senior dan direktur keuangan).
Sementara itu, Bough merupakan pendiri dan Direktur Pengembangan dari percepatan pertumbuhan Bonin Ventures. Ia pernah menjabat sebagai Direktur Pengembangan dan Pemasaran dari Sundial Brands (Unilever); Direktur Media dan E-commerce Mondelez International; Wakil Presiden Direktur, Keterlibatan Konsumen dan Media Global dari Grup Kraft Foods; dan Direktur Digital PepsiCo. (q cox, tama dinie)