Jatim RayaPemerintahan

Gubernur Khofifah Puji Sistem Tumpang Sari Tripple Cropping Diharapkan Jadi Referensi Daerah Lain

176
×

Gubernur Khofifah Puji Sistem Tumpang Sari Tripple Cropping Diharapkan Jadi Referensi Daerah Lain

Sebarkan artikel ini

TUBAN (Suarapubliknews) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan panen klengkeng di Kebun Klengkeng milik Kelompok Tani Ngudi Tirto Makmur di Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak, Kab. Tuban, Selasa (1/2). Ia memuji sistem pertanian tumpang sari (tripple cropping) yang dilakukan di kebun klengkeng tersebut.

Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan. Sistem tumpang sari yang dilakukan di kebun ini menggunakan teknik tripple cropping yakni selain klengkeng, adapula tanaman cabai serta budidaya madu atau ternak lebah. Hal ini mampu menjadi daya tarik bagi agrowisata khususnya di pedesaan. Bahkan diharapkan bisa menjadi referensi bagi daerah lain.

“Potensi tumpang sari antara klengkeng, cabai dan madu ini sangat luar biasa. Ini jadi daya tarik bagi agrowisata pedesaan 6ang sangat edukatif dan pastinya ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar terutama para petani. Bahwa profit dari sistem tumpangsari disini baik klengkeng, cabai dan madu ini bisa menjadi referensi bagi daerah lain. Bagaimana peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis desa ini juga bisa dirintis sebagai desa wisata berbasis agro,” ungkap Gubernur Khofifah.

Gubernur Khofifah menuturkan, varietas kelengkeng yang ditanam di Desa Sugihan ini adalah jenis kateki. Dan ini merupakan salah satu varietas klengkeng terbaik dan pasarnya sangat besar. “Ditambah di sini telah memakai net atau jaring yang menutupi area atas kebun. Jadi tidak perlu dibrongsong lagi di setiap pohon. Dan ini menjadi lebih efisien lagi. Serta menghemat tenaga dan waktu sekaligus melindungi dari hama kelelawar atau burung,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Saat ini Pemprov Jatim sedang menyiapkan format pinjaman atau kredit dengan subsidi bunga melalui bank UMKM Jawa Timur. Dimana masing-masing hanya boleh meminjam maksimal Rp. 10 juta dan akan mendapatkan subsidi bunga, sehingga bunga yang harus dibayarkan oleh peminjam adalah 3 persen per tahun.

“Subsidi bunga ini berasal dari APBD Pemprov Jatim. Jadi kredit Rp. 10 juta tapi bunganya hanya 3 persen  per tahun karena disubsidi oleh Pemprov. Dan kami harapkan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pelaku UMKM kita khususnya kategori ultra mikro dan mikro,” kata Gubernur Khofifah.

Sementara itu, Wiyono, ketua kelompok  petani klengkeng di Kelompok Tani ini mengatakan bahwa pemerintah baik Pemkab Tuban maupun Pemprov Jatim terus memberikan perhatian dalam pengembangan budidaya klengkeng ini. Dirinya berharap, perhatian dari pemerintah ini mampu meningkatkan produksi klengkeng di daerah ini.

“Terimakasih dukungan dan perhatian baik dari Ibu Gubernur Jatim maupun Pak Bupati Tuban. Harapan kami kebun klengkeng di desa ini terus berkembang dan hasilnya terus meningkat,” pungkasnya.

Sebagai informasi, luas kebun kelengkeng ini sendiri kurang lebih 50 hektar dengan jumlah pohon 5.000 – 6.000 pohon. Dalam setahun, pohon klengkeng ini secara bergantian  3-4 kali panen dimana satu pohon sekali panen mampu menghasilkan buah klengkeng sebanyak antara 50-60 kg klengkeng setara dengan 1-2 juta rupiah.

Dalam kunjungan ini Gubernur Khofifah didampingi oleh Bupati Tuban, Dandim, Kapolres, Kadis Perindag, Kadis Pertanian, Kadis Perkebunan, Ka. Bakorwil Bojonegoro serta Karo Perekonomian. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *