SURABAYA (Suarapubliknews) – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar memberikan wejangan sekaligus motivasi kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Kegiatan ini berlangsung di Graha Sawunggaling Lantai 6 Gedung Pemkot Surabaya, Senin (12/9/2022) pagi.
Pembinaan mental spiritual ini diikuti langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Sekretaris Daerah (Sekda), Para Asisten, Kepala Perangkat Daerah (PD), Camat hingga Lurah. Mereka pun tampak khusyuk mendengarkan wejangan sekaligus petuah agama yang disampaikan oleh Rais Aam PBNU.
Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, pembinaan mental spiritual kepada ASN bertujuan untuk menguatkan hati mereka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebab, bagaimanapun kondisinya di lapangan, seorang ASN harus sabar dan ikhlas.
“Bagaimanapun dalam melayani masyarakat, kita harus sabar dan ikhlas. Karena itu nanti akan ada kegiatan rutinan pembinaan spiritual yang Insyaallah akan diisi oleh KH Miftakhul Akhyar,” kata Wali Kota Eri Cahyadi dalam sambutannya.
Dengan adanya pembinaan mental spiritual kepada para ASN, Wali Kota Eri Cahyadi berharap, hal ini dapat menggugah semangat keberanian mereka. Utamanya ketika akan mengambil sebuah keputusan yang dapat bermanfaat bagi warga Surabaya.
“Agar punya keberanian untuk mengambil keputusan yang bermanfaat untuk umat Kota Surabaya. Dan tentu tidak melanggar agama,” pesan Cak Eri, panggilan lekat Wali Kota Surabaya.
Di lain hal, Cak Eri juga mengingatkan akan pentingnya ASN memiliki semangat kebangsaan, serta toleransi antar umat beragama. Karena menurutnya, Surabaya dari dulu sampai sekarang ini dikenal sebagai kota yang memiliki toleransi tinggi.
“Surabaya harus menjadi contoh bagaimana bisa bergerak untuk kepentingan umat. Semoga kegiatan ini memberikan kekuatan untuk kita semua, bahwa kita niatkan untuk ibadah dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk umat Kota Surabaya,” imbuhnya.
Sementara itu, Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar memberikan wejangan kepada para ASN pemkot terkait keadilan dan kejujuran (kearifan) yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Terlebih lagi, Surabaya ini adalah Kota Pahlawan yang warganya dikenal selalu mengedepankan kejujuran.
“Hal ini seharusnya juga dapat menjadi pemicu motivasi, bagaimana jiwa kepahlawanan ini kita buktikan dalam melayani masyarakat. Perilaku-perilaku kepahlawanan itu bagaimana kita tunjukkan kepada masyarakat,” kata KH Miftachul Akhyar.
Saat itu, kyai kharismatik asal Kota Surabaya ini juga memberikan nasihat yang diambil dari Kitab Tibrul Masbuk fi Nashihatil Muluk, karya Imam al-Ghazali. Secara umum, kitab ini menceritakan zaman Kaisar Persia, Anu Sirwan, yang cukup terkenal karena keadilan dan kearifan kepada rakyatnya. Karena hal itulah, membuat kerajaan Majusi mampu menguasai dunia hingga 4 ribu tahun lamanya.
“Kenapa bisa sampai 4 ribu tahun? Karena saat itu pemimpinnya menerapkan kejujuran dan keadilan. Warga punya hak, dipenuhi haknya. Nah, karena panjenengan (anda) hadir di tengah-tengah masyarakat, maka berbuat jujur dan adil-lah kepada masyarakat,” pesannya.
Di lain hal, KH Miftachul Akhyar juga memberikan apresiasi kepada Wali Kota Eri Cahyadi. Sebab, selain fokus dalam pembangunan sistem birokrasi, kepedulian terhadap mental spiritual ASN juga tak luput dari perhatian wali kota.
“Saya bangga menjadi warga Surabaya. Saya juga bangga punya wali kota, Pak Eri Cahyadi. Karena punya perhatian, di samping yang memang menjadi tugas pemerintahan, namun mental spiritual ASN-nya juga menjadi perhatian,” pungkasnya. (Q cox)