SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya membangkitkan kawasan destinasi wisata di Kota Pahlawan. Terbaru, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah melaunching Wisata Pecinan Kembang Jepun atau Kya-Kya Reborn di Jalan Kembang Jepun, sebagai upaya untuk menggerakkan perekonomian melalui UMKM.
Karenanya, Wali Kota Eri mengatakan bahwa Pemkot Surabaya tengah memberikan pelatihan kepada UMKM di kawasan Kya-Kya untuk memaksimalkan menu makanan khas Pecinan. Pelatihan itu juga menggandeng Chef dari Asosiasi Pengusaha Kafe Dan Restoran Indonesia (Apkrindo) untuk menambah menu masakan khas Pecinan atau yang biasa dikenal sebagai Chinese food.
“Ini UMKM lokal sedang dilatih oleh Apkrindo, karena UMKM lokal kesukaannya membuat memakanan lokal. Sekarang dilatih untuk membuat makanan khas Pecinan,” kata Cak Eri sapaan lekatnya, Senin (19/9/2022).
Ia mengaku, hal tersebut lumrah berjalan saat masa transisi atau pengenalan destinasi wisata baru. Sebab, pelatihan yang diberikan kepada para UMKM ini digelar selama satu minggu, hingga mereka bisa menyajikan masakan khas Pecinan yang enak agar pengunjung tidak merasa kecewa. Karena, saat Cak Eri melakukan pengecekan masih menemukan beberapa makanan dan minuman seperti es jus dan seblak.
“Padahal namanya Chinatown. Masa ganti Jowotown itu yo opo (gimana). Karenanya, pelatihan ini digelar satu mingguan, jadi dia (UMKM) sampai lanyah (tidak apa-apa), habis dilatih dicicipi sampai enak lalu kita lepas. Jangan sampai dia (UMKM) rasanya belum pas seperti Chef yang melatih, lalu dijual disana, pengunjung akan kecentok (kecewa),” ujarnya.
Dari masa transisi atau pengenalan ini, Pemkot Surabaya melakukan evaluasi mengenai kekurangan yang ada di destinasi wisata Kya-Kya Kembang Jepun. Ia pun meminta kepada OPD terkait untuk menyamakan konsep Chinatown dengan pelatihan masakan khas Pecinan, agar memiliki kesamaan konsep yang mampu memikat daya tarik pengunjung.
“UMKM yang disiapkan dilatih untuk masakan Pecinan. Karena yang berat bagi saya adalah menata dan merubah mindset (kebiasaan). Maka saya panggil kepala dinas untuk diajak diskusi tentang China Town dan mereka belajar sendiri, bukan saya perintah. Dipanggil semua pemilik bangunan, terus kayak film China dulu yang diberikan papan, itu kan bagus-bagus,” terangnya.
Sebab, menurutnya, Pemkot Surabaya tidak hanya menjalankan tugas untuk melatih UMKM saja. Tetapi juga membuat UMKM tersebut berhasil. “Karena saya bilang ke teman-teman, bukan melatih lalu selesai, tapi tugas kamu adalah dia (UMKM) berhasil maka kamu berhasil,” tegasnya.
Lebih lanjut, tidak hanya UMKM saja yang berdagang di kawasan wisata Kya-Kya. Tetapi juga ada beberapa lapak Apkrindo yang membantu untuk menarik minat pengunjung di kawasan wisata tersebut. “Kalau tidak berjalan, tidak bisa besar (Kya-Kya) ini. Tapi kalau semua UMKM tanpa ada makanan yang menarik dan terkenal, juga tidak ramai,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia juga sedang mematangkan konsep untuk destinasi wisata kuliner di Sentra Ikan Bulak (SIB) agar bisa memikat pengunjung. “Dijejerno (bersebelahan) makanan apa? Rumah makan apa yang ketika disana bisa menarik (pengunjung). Karena tidak mungkin semua UMKM, kalau tidak ada satu (rumah makan) yang menarik. Kalau ini ketarik (minat pengunjung), UMKM juga kena,” pungkasnya.
Sebagai diketahui, Kya-Kya merupakan salah satu alternatif tujuan wisata di Kota Surabaya, seperti Tunjungan Romansa dan Wisata Air Perahu Kalimas. Para pengunjung bisa menaiki becak untuk menelusuri sejarah Pecinan tempo dulu, ada rumah anutan dan juga klenteng. Bahkan, para pengunjung juga bisa menikmati makanan khas Pecinan dengan 60 UMKM dan 30 diantaranya berasal dari UMKM sekitar kawasan wisata Kya-Kya. (Q cox)