SURABAYA (Suarapubliknews) – Walau bukan sebagai jujukan wisata, keberadaan pusat oleh oleh sangat dibutuhkan, mengingat Surabaya sebagai kota terbesar no dua di Indonesia sering dikunjungi oleh pelaku bisnis baik domestic maupun mancanegara.
Hal ini yang melatarbelakangi Lanny Siswadi atau lebih dikenal dengan Bu Rudy mengembangkan lini bisnisnya sejak akhir tahun lalu. “Pusat oleh-oleh ini karena saya dan anak saya awalnya iri, lihat Bali dan beberapa kota lain punya pusat oleh-oleh yang tempatnya bagus, barangnya banyak, di Surabaya belum ada tempat yang seperti itu,” ungkapnya.
Pusat Oleh Oleh (Pusol) Bu Rudy, dikemas dengan nuansa yang cozy dengan ribuan produk tersedia untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Bu Rudy menggandeng para pelaku usaha mikro kecil menengah di Surabaya dan sekitarnya untuk memajang produknya di gerai tersebut.
“Kami mengajak pelaku UMKM untuk maju bersama dalam menggerakkan ekonomi lokal. Di gerai ini kami bantu UMKM dalam memasarkan produknya, tentu dengan kualitas dan aturan yang ditetapkan, seperti PIRT (produk industri rumah tangga), ini harus dipenuhi,” lanjutnya.
Bu Rudy sendiri dikenal dengan produk sambal kemasannya. Namun meski memiliki produk sambal, ada sekitar 20-30 UMKM yang bergabung juga menjual produk sambal. Bu Rudy mengaku itu tidak menjadi masalah dan tetap menerimanya.
Bahkan ia mengaku membantu mempromosikan sambal produk UMKM kepada pelanggan. “Tagline kami, UMKM Maju Bersama Bu Rudy. Saat ini ada kurang lebih 800 UMKM yang ikut Bu Rudy,” jelasnya.
Tak hanya pusat oleh oleh, dilantai 2 gedung yang terletak di Jalan Dharmahusada 144 terdapat Depot Bu Rudy yang menyajikan aneka hidangan Nusantara yang bakal memanjakan lidah pengunjung.
Direktur Pusat oleh-oleh Bu Rudy, Ferry Siswadi mengatakan ke depannya kuliner dan oleh-oleh akan dikembangkan dengan buka cabang di kota-kota lain. Selain itu juga akan diekspor ke Korea, Taiwan dan Jepang.
“Semoga ke depan bisa menjadi lebih bagus dan membawa nama Indonesia dan Surabaya. Kita ingin Bu Rudy menjadi heritage Surabaya, sisi bisnis punya konsep agar tidak mengganggu konsep heritage Bu Rudy,” pungkasnya. (Q cox, tama dini)