Jatim RayaPemerintahan

Jatim Pertahankan Predikat Lumbung Pangan Nasional dengan Surplus 3,1 Juta Ton Beras Selama 10 Bulan

49
×

Jatim Pertahankan Predikat Lumbung Pangan Nasional dengan Surplus 3,1 Juta Ton Beras Selama 10 Bulan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan Kabupaten Ngawi dalam menjaga produktivitas beras sepanjang tahun 2022. Terutama produksi beras pada Bulan November yang berhasil memproduksi  surplus sebanyak 91,26 ribu ton.

Capaian Kabupaten Ngawi tersebut tercatat sebagai  daerah tertinggi surplus gabahnya se-Indonesia. Sementara pada Bulan Desember 2022, surplus gabah  di Kabupaten Ngawi sebanyak 15,75 ribu ton atau tertinggi kedua se-Indonesia setelah Kabupaten Karawang. Secara komulatif produksi gabah kabupaten Ngawi  tertinggi se Indonesia.

“Alhamdulillah, tingginya produktivitas beras  maupun   padi di kabupaten/ kota akan sangat berarti terhadap stok beras di Jatim dan nasional. Insyallah, stok beras dalam kondisi aman hingga Desember 2022 bahkan surplus. Dan salah satunya wilayah yang produksi padinya sangat tinggi adalah Kabupaten Ngawi,” ungkapnya di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (6/12).

Berdasarkan Angka Sementara Produksi Padi Tahun 2022, BPS mencatat luas panen padi di Jatim mencapai 1,7 juta hektar dengan produksi padi sebesar 9,69 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan beras 5,59 juta ton. Capaian ini merupakan produksi Gabah Kering Giling (GKG) tertinggi secara nasional.  Angka tersebut dihitung berdasarkan metode Kerangka Sampel Area (KSA) yang memanfaatkan citra satelit dari LAPAN.

Sementara itu, pada bulan November dan Desember 2022, luasan panen padi di Jatim diperkirakan mencapai 171,46 ribu hektar dengan perkiraan produksi sebesar 980,8 ribu ton GKG atau setara dengan 637 ribu ton beras. Adapun kebutuhan konsumsi masyarakat Jatim pada November hingga Desember 2022 diperkirakan sebesar 514 ribu ton.

“Jika melihat pergerakan data yang sangat dinamis ini, Insyaallah stok beras di Jawa Timur masih surplus. Kita masih ada stok yang digunakan untuk mencukupi pasokan di pasar dan aman,” terangnya

Lebih lanjut, berdasarkan hasil pemantauan petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim maupun Petugas Pelayanan Informasi Pasar di seluruh kabupaten/kota di Jatim, produksi beras di masing-masing penggilingan di Jatim untuk skala kecil sampai dengan besar tetap melakukan produksi.

Sebagian besar digunakan untuk memenuhi pasar atau konsumsi masyarakat. “Jadi sampai Desember pun diperkirakan untuk produksi beras dan pasar di Jatim masih sangat cukup, aman dan terkendali,” tegasnya.

Melihat jumlah pasokan beras masih aman, tersedia dan surplus, Gubernur Khofifah berharap Jatim tetap mempertahankan sebagai lumbung pangan nasional dan tidak impor beras. “Kami berharap agar  pemerintah pusat tidak impor, sedangkan  stok dalam negeri diserap dengan optimal oleh Bulog sesuai harga yang berlaku di lapangan sehingga membantu sekaligus mensejahterakan petani,” tandasnya. (Q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *