SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengingatakan kepada para orang tua di Kota Pahlawan agar mengawasi pola makanan anak-anaknya, hal ini bertujuan untuk mencegah terkena penyakit Diabetes Mellitus (DM) pada anak. Salah satunya, menghindari konsumsi makanan cepat saji atau junk food secara berlebihan.
“Pemkot Surabaya menyampaikan agar anak-anak jangan jajan diluar sekolah, harus di kantin. Karena yang jual adalah UMKM atau warga Surabaya yang masuk (bergabung) di UMKM. Lalu Dinas Kesehatan (Dinkes) juga mengontrol apa saja makanan yang ada di sekolah,” kata Wali Kota Eri, Selasa (14/2/2023).
Karenanya, ia meminta para wali murid atau orang tua siswa untuk memperhatikan makanan dan jajanan yang dikonsumsi oleh anak-anak. Sebab, makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak harus higienis dan bergizi.
“Kalau beli di luar ya makanannya sudah tidak lagi sehat dan higienis, serta kandungan-kandungannya tidak bisa dikontrol. Ini yang penting bagi orang tuanya, karena konsumsi (makanan) mereka itu jadi tanggung jawab orang tua juga,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan sepanjang tahun 2022, tercatat sebanyak 184 atau 2,3 persen anak-anak di Kota Pahlawan terkena Diabetes Mellitus (DM). Pada tahun sebelumnya, yakni tahun 2021 sebanyak 176 atau 2,2 persen anak-anak terkena Diabetes Mellitus (DM). Sedangkan pada Januari 2023 ini, terdapat 4 kasus Diabetes Mellitus (DM) pada anak-anak berusia 15-18 tahun.
“Hal ini dikarenakan adanya peningkatan skrining kesehatan pada populasi anak, sehingga masyarakat lebih peduli terhadap kesehatannya dan secepatnya bisa diketahui lebih awal adanya diabetes di usia anak,” kata Nanik.
Nanik menjelaskan, penyebab Diabetes Mellitus (DM) pada anak dikarenakan pola makan yang tidak sehat atau sering mengkonsumsi makanan siap saji (junk food), malas beraktivitas, dan faktor genetik. Yakni keturunan dari orang tua yang mengidap Diabetes Melitus (DM).
“Tanda anak-anak yang terjangkit Diabetes Melitus (DM) diantaranya adalah mudah kelelahan, berat badan turun, selalu merasa lapar atau haus, sering buang air kecil terutama malam hari, ada gangguan penglihatan, dan napas terasa berat,” jelasnya.
Oleh sebab itu, Dinkes Kota Surabaya berupaya meningkatkan sosialisasi makanan seimbang, seperti perbanyak makan sayur dan buah, mengurangi minuman manis, bersoda dan makanan siap saji. Melakukan deteksi dini kepada anak, khususnya anak dengan riwayat genetik Diabetes Mellitus (DM). Serta, meningkatkan kapasitas petugas dengan pelatihan penanganan kasus Diabetes Mellitus (DM) pada anak.
“Dan memperbaiki sistem rujukan bagi anak-anak dengan kasus Diabetes Mellitus (DM), yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Maka, anak-anak diharapkan bisa melakukan olahraga secara rutin, mengurangi penggunaan gadget, dan memperbanyak aktivitas dengan teman sebaya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nanik meminta para orang tua untuk memperhatikan pola makan anak-anaknya sebagai upaya pencegahan Diabetes Mellitus (DM) Dengan demikian, ia juga mengimbau orang tua yang memiliki riwayat Diabetes Mellitus (DM) untuk segera memeriksakan anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Menu seimbang sesuai dengan usianya, mengurangi makanan manis, dan diimbangi aktivitas fisik secara teratur,” pungkasnya. (Q cox)