Jatim RayaPemerintahan

Imbas Kondisi Global Terkini, Ekonomi Jatim Diprediksi Tumbuh Melambat

215
×

Imbas Kondisi Global Terkini, Ekonomi Jatim Diprediksi Tumbuh Melambat

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Kondisi makro ekonomi Jawa Timur (Jatim) pada awal 2024 dihadapkan pada tekanan ganda, kondisi geopolitik global yang semakin dinamis serta tantangan menjaga daya ekonomi domestik.

Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Jatim, Erwin Gunawan Hutapea saat Halal Bihalal dan Media Breafing 2024 bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jatim, Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Jatim dan Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) II Jatim.

Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Jatim, Erwin Gunawan Hutapea, menjelaskan kondisi geopolitik global tensinya menaik. Konflik Rusia-Ukraina belum rampung, ada ketegangan di Tiongkok, Israel, Iran dan laut merah. “Kalau konflik berkepanjangan bisa menjadi persoalan,” jelasnya.

Erwin Gunawan menggambarkan imbas kondisi global terkini bisa menjadikan pertumbuhan ekonomi melambat. Dampak ke Indonesia bila kondisi ini berlanjut tentu ada, mengingat pasar ekspor menjadi salah satu penopang ekonomi nasional. “Jatim sebagian besar industri berorientasi ekspor sehingga sedikit banyak akan terpengaruh,” tuturnya.

Industri Jatim, harus mengatur strategi pasar, termasuk mencari ceruk baru untuk merespons kondisi global tersebut. Sementara pada saat yang sama, tensi global bisa meningkatkan biaya perdagangan, baik dari tekanan nilai tukar, maupun ongkos transportasi. “Harga minyak di kalau konflik berkepanjangan bisa jadi persoalan, harga energi bisa terus merangkak naik,” tambahnya.

Pergerakan harga minyak dunia tentu bakal berdampak ke dalam negeri, mengingat bahan bakar merupakan komoditas penyumbang inflasi. Bila inflasi tinggi maka suku bunga turun, yang bisa berdampak ke arus investasi. Adapun di dalam negeri tekanan inflasi bisa berimbas ke daya beli.

“Dolar enggak ada tanda-tanda turun, malah naik, nilai tukar mata uang di berbagai dunia mengalami pelemahan. Bagaimana pelemahan Rupiah? Masih terukur. BI akan fokus mengendalikan stabilitas,” paparnya.

Secara domestik, BI Jawa Timur mencermati komoditas bawang perlu perhatian lebih. Musim hujan, banjir, memberi tekanan terhadap produksi. Sementara saat bersamaan, ekonomi Jatim bakal berhadap banyak pada konsumsi dalam negeri saat kondisi global menantang.

Dia menggambarkan konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, pemberian bantuan langsung berpengaruh terhadap daya beli domestik. “Pemilihan kepala daerah 2024 [pada November] sedikit banyak bakal memberi dorongan konsumsi dalam negeri,” tegasnya.

Bank Indonesia bersama pihak terkait (stakeholder) bakal fokus menjaga daya beli untuk menjaga stabilitas domestik. Mempertimbangkan kondisi terkini, baik global maupun domestik, otoritas memproyeksikan ekonomi Jatim pada 2024 masih akan tumbuh 4,7%-5,5%.

Sejalan dengan optimisme pertumbuhan ekonomi Jatim 2024, Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jatim, Giri Tribroto menyampaikan bahwa, kinerja perbankan Jatim hingga Februari 2024 tetap solid. Hal tersebut ditunjukkan oleh penyaluran kredit yang tumbuh lebih tinggi.

Mayoritas kredit disalurkan kepada sektor Rumah Tangga (konsumsi) dan sektor Korporasi, terutama di lapangan usaha Industri Pengolahan yang memiliki share terbesar pada PDRB. “Program pemberdayaan masyarakat saat ini sedang diimplementasikan oleh Bank Indonesia, OJK, DJPb, dan LPS, serta mengajak keterlibatan seluruh pihak untuk mendukung program tersebut,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Jatim, Taukhid, menyampaikan bahwa belanja pemerintah menunjukkan kinerja yang positif, dengan realisasi belanja APBD konsolidasi se-Jatim sampai dengan triwulan I 2024 sebesar Rp14,27 triliun atau 10,69% dari alokasi Tahun Anggaran 2024. “Belanja pemerintah yang solid tersebut dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) II Jatim, Bambang S. Hidayat, menyampaikan bahwa LPS menjamin penuh lebih dari 69,6 juta rekening simpanan di Bank Umum dan 2,6 juta rekening di BPR/BPRS atau mencakup 99,95% dari total seluruh rekening.

“Sejalan dengan perluasan kewenangan LPS dalam UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK), pada akhir bulan Mei 2024 Kantor Perwakilan LPS Jawa Timur akan diresmikan di Pakuwon Tower,” tandasnya. (q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *