Nasional

Festival Bakcang & Lamang Baluo Pecahkan Rekor MURI

10
×

Festival Bakcang & Lamang Baluo Pecahkan Rekor MURI

Sebarkan artikel ini

PADANG (Suarapubliknews) – Festival Bakcang dan Lamang Baluo yang digelar di Kawasan Kota Tua, Jalan Batang Arau, Padang, Sumatera Barat (Sumbar), sukses memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Senior Manager MURI Awan Rahargo mengatakan Festival yang digelar akhir pekan lalu itu mencatatkan rekor pembuatan Bakcang dan Lamang Baluo terbanyak untuk dua jenis makanan dari etnis Tionghoa dan Minang masing-masing 10 ribu.

“Festival budaya di Kota Padang ini telah berhasil meraih rekor MURI sekaligus telah dicatat sebagai rekor atas kreasi atas hasil karya anak bangsa Indonesia,” katanya.

Sebanyak 10 ribu Bakcang dipamerkan di atas gerobak hias berkepala naga. Sedangkan 10 ribu Lamang Baluo berada di atas gerobak hias berkepala kerbau. Kedua makanan tersebut dibagikan kepada wisatawan yang datang.

Anggota Tim Pelaksana Calendar of Event (CoE) 2019 Kementerian Pariwisata Raseno Arya mengatakan untuk pertama kalinya, dua budaya yang berbeda antara Tionghoa dengan Minang disatukan dalam upaya memecahkan rekor MURI.

“Selain mencatatkan rekor MURI. Festival Ini diharapkan bisa menjadi contoh keberagaman dalam kerukunan dan menjadi pertama di Indonesia,” ujarnya.

Festival ini rencananya akan digelar setiap tahun dan dijadikan kalender pariwisata nasional. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemkot Padang untuk menyelenggarakan kegiatan yang dapat menarik wisatawan berkunjung ke Padang tiap tahun.

“Semua ada di sini, ini menunjukkan persatuan dan kesatuan Indonesia dan event ini akan masuk ke dalam Calender of Event 2020. Apalagi ini menjadi event pertama pada libur lebaran, sehingga kian memperkaya keindahan Indonesia,” tambah Raseno

Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno meminta kepada seluruh masyarakat jangan melihat jumlahnya namun hakekat penghargaan tersebut menandakan perbuatan untuk Indonesia di mata dunia.

“Kegiatan ini untuk melestarikan dan menjaga budaya melalui jalur kuliner untuk senantiasa dirasakan oleh masyarakat Indonesia bukan hanya di Kota Padang saja”, ujar Irwan Prayitno.

Terlebih, Sumatera Barat kaya akan kulinernya, meskipun dalam etnik Minangkabau dan Tionghoa memiliki banyak perbedaan yang kaya akan ciri khas justru itu menjadi kelebihan dari Sumatera Barat termasuk kuliner Lamang Baluo dan Bakcang Ayam.

“Apalagi, kuliner ini bisa menjadi kenangan serta menjadi aset yang harus dijaga karena hasil dari nenek moyang kita yang muncul dari kreatifitas masyarakat,” ulasnya.

Wali Kota Padang Mahyeldi mengatakan festival ini memang bertujuan untuk menarik wisatawan datang berkunjung ke Padang. Untuk itu, jadwal pelaksanaannya bertepatan dengan libur Lebaran.

“Festival ini menunjukkan adanya kerukunan yang luar biasa antara etnis Tionghoa dengan Minang di Padang. Mereka sudah lama hidup rukun berdampingan. Festival ini ditargetkan bisa mendatangkan kunjungan wisatawan sebanyak 15 ribu orang baik dari etnis Tionghoa maupun lainnya,” tutupnya. (q cox, Tama Dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *