JAKARTA (Suarapubliknews) – GoFood konsisten mendorong berbagai upaya keamanan digital, salah satunya melalui edukasi kepada mitra usaha tentang pentingnya menjaga keamanan transaksi secara digital.
Head of Merchant Platform Business Gojek, Novi Tandjung, mengatakan, untuk semakin melengkapi kemudahan para pelaku UMKM meningkatkan kompetensi keamanan digital, aplikasi GoBiz super app untuk para mitra usaha, telah dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan,
“Diantaranya: (1) verifikasi PIN validasi terhadap driver yang mengambil pesanan, (2) fitur pengaturan peran pengguna untuk akses pemilik, manajer, dan kasir, dan (3) fitur konfirmasi sebagai pemilik untuk verifikasi kepemilikan data sebagai pemilik outlet, sehingga informasi data sensitif dan akses fitur premium hanya dapat diakses oleh pemilik outlet,” katanya.
Seluruh upaya inovasi teknologi Gojek dan edukasi kompetensi keamanan digital yang konsisten bagi mitra usaha ini diharapkan dapat mendukung mitra dalam melindungi keamanan data pribadi dan data usaha. Semua ini dilakukan agar para mitra usaha dapat menjalankan bisnis dengan aman, dan mampu terus bertumbuh serta #MelajuBersamaGojek”.
Upaya ini adalah bagian dari komitmen untuk mengimbangi semakin tingginya jumlah UMKM yang go-digital, terutama di masa pandemi. Setidaknya, lebih dari 120.000 UMKM mendorong pivot bisnisnya ke digital dengan memutuskan #MelajuBersamaGojek sehingga memperoleh akses terhadap solusi komprehensif (hulu ke hilir) dan inklusif bagi jutaan UMKM.
Pentingnya menjaga kerahasiaan data usaha dan data pribadi menjadi topik yang terus didorong secara reguler oleh GoFood kepada mitra UMKM kuliner melalui berbagai kanal; aplikasi GoBiz, situs resmi (www.gobiz.co.id), media sosial, dan Komunitas Partner GoFood (KOMPAG).
Pasalnya, kompetensi keamanan digital yang baik menjadi kunci utama dalam melindungi diri saat dihadapkan dengan upaya penipuan dengan teknik rekayasa sosial (atau yang sering kita kenal sebagai manipulasi psikologis) yang tengah menjadi tren modus penipuan digital.
Researcher Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada Adityo Hidayat mengatakan penipu menyerang kelemahan psikologis pengguna sehingga membuat calon korban mengabaikan nalar dan logika.
“Misal kita dibuat senang dengan iming-iming hadiah. Contoh kelemahan psikis itu terjadi ketika pengguna teknologi dikondisikan untuk merasa ketakutan maupun kegirangan. Sehingga, diperlukan kesadaran dan radar kehati-hatian untuk lebih sensitif terhadap modus manipulasi psikologis,” katanya.
Para UMKM perlu mengaktifkan radar kehati-hatian saat menggunakan platform digital, diantaranya Penyalahgunaan Kode OTP dan Nomor Kartu ATM Jalan Masuk Peretasan Akun Pengguna. Menciptakan Suasana Mendesak dan Memaksa Jadi Siasat Penipu agar Korban Lekas Ambil Keputusan. Modus Penipuan dengan Iming-iming Hadiah dan Bantuan Jasa. (q cox, tama dinie)