SURABAYA (Suarapubliknews) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Kepala BPS Jatim, dan jajaran Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim kembali melakukan gerakan nandur mangrove. Dari gerakan ini, ia kembali mengajak seluruh masyarakat untuk sedekah oksigen.
Untuk itu, melalui gerakan nandur mangrove kali ini ia mengajak seluruh elemen untuk kembali menjadikan Indonesia dan Jawa Timur sebagai paru-paru dunia. “Dari sangat banyak referensi kita bisa mendapatkan informasi bahwa produksi oksigen dari mangrove ini 5 kali lipat lebih tinggi dari pada tanaman yang ada di daratan. Maka sesungguhnya yang akan bisa mendapatkan berkah oksigennya bukan hanya warga Surabaya, bukan hanya Jawa Timur, bukan hanya Indonesia tapi dunia,” katanya.
Sementara itu, terkait dengan pelaksanaan Sensus Pertanian pada Tahun 2023 mendatang, Khofifah mengatakan bahwa salah satu krisis yang dihadapi dunia adalah terkait krisis pangan. Untuk itu, ia meminta kab/kota untuk bisa memetakan antara area lahan hijau yang produktif untuk sawah, dengan lahan tidak produktif bagi industri.
“Jadi lahan yang tidak produktif ini bisa digunakan untuk lahan industri, tapi bagi lahan hijau yang peoduktif terutama area persawahan tolong tetap dijaga produktivitasnya sehingga bisa dimaksimalkan untuk produktivitas pangan. Ini jadi bagian dari penguatan kita menjawab krisis pangan dunia,” lanutnya.
Menurutnya, tidak mudah untuk memberseiringkan antara lahan sawah dan lahan untuk industri. Tentunya, semua Perda di masing-masing kabupaten/kota sudah membuat pemetaan antra lahan hijau dan lahan industri.
“Antara penggunaan lahan sawah dan penggunaan lahan untuk industri meskipun regulasinya sudah jelas namun sering ditemukan ada conflict of Interest. Itulah yang membutuhkan komitmen kita semua bahwa hari ini dunia sedang menghadapi ancaman krisis pangan. Mari kita jaga produksi.pangan Jatim,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan, Giat penanaman Bibit Mangrove dan Tebar Benih Ikan serta Benur Udang ini merupakan salah satu rangkaian peringatan Hari Statistik Nasional (HSN) tahun 2022 yang diselenggarakan BPS Provinsi Jawa Timur dan dilakukan serentak bersama 38 kabupaten kota Se Jawa Timur.
“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan diri pada responden data. Terutama responden yang berhubungan dengan aktivitas pertanian seperti tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan juga perikanan. Hal ini demi mensukseskan Sensus Pertanian yang akan dilakukan tahun depan,” katanya.
Kegiatan ini adalah wujud kepedulian seluruh insan perstatistikan di Jatim pada kelestarian lingkungan hidup yang secara bersama-sama melakukan kegiatan sejenis baik penanaman bibit Mangrove. “Penghijauan pada beberapa jenis lahan serta pemberian bantuan pertanian seperti benih ikan maupun bibit tanaman produktif,” pungkasnya. (Q cox, tama dini)