Jatim RayaPemerintahan

Gubernur Khofifah Pantau Langsung Harga Bahan Pokok di Pasar Besar Kota Pasuruan

8
×

Gubernur Khofifah Pantau Langsung Harga Bahan Pokok di Pasar Besar Kota Pasuruan

Sebarkan artikel ini

PASURUAN (Suarapubliknews) – Jelang bulan Ramadhan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memantau langsung harga bahan pokok di Pasar Besar, Kota Pasuruan, Jumat (4/3). Sekaligus memantau proses pendistribusian 6 ton minyak goreng curah bagi pedagang.

Pengecekan harga daging, minyak goreng hingga bawang merah, cabai merah dan cabai rawit ditanyakan secara langsung kepada para pedagang. Fakta di lapangan menunjukan bahwa harga daging sapi maupun ayam masih dalam kondisi stabil. Tetapi harga cabai merah, cabai rawit dan bawang merah mengalami kenaikan dua sampai lima ribu per kilonya.

“Alhamdulillah, stok relatif aman meski ada beberapa kebutuhan pokok yang naik seperti cabai merah , cabai rawit dan bawang merah. Kenaikan diduga akibat faktor cuaca. Pada dasarnya harga dan supplai daging sapi stabil. Masih aman kondisinya. Harga daging sapi berada pada kisaran 100.000 hingga 120.000/kg sesuai jenis dan kualitasnya,” ungkapnya.

Dalam peninjauan tersebut Gubernur Khofifah didampingi Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo beserta jajaran dinas terkait. Di pasar tersebut Ia juga memantau harga tempe dan tahu. Diketahui, para pedagang lebih memilih menaikkan harga tahu dan tempe namun dengan ukuran yang sama.

“Berbeda saat di Madiun, pedagang lebih memilih harga sama , sizenya dikurangi. Namun untuk di Kediri dan Nganjuk memilih opsi seperti Kota Pasuruan, yakni size sama harga dinaikkan untuk tahu dan tempe,” terangnya.

Gubernur Khofifah menuturkan, konsumsi kedelai di Jatim untuk sekitar 155ribu pengusaha tempe dan tahu memang 85% masih import dari luar negeri. Ia pun mengusulkan solusi Food Estate yang ada di Kalimantan Tengah untuk bisa dimanfaatkan sepanjang tahun sebagai upaya sustainibility mengingat di Jatim dan beberapa daerah lain tanaman kedelei biasanya ditanam sebagai penyela.

Misalnya dalam setahun dua kali tanam padi dan sekali tanam kedelai. Sehingga total produksinya tidak bisa memenuhi total kebutuhan pengrajin tahu tempe di dalam negeri. “Kita sudah komunikasikan dengan pemerintah pusat bagaimana sustainability kedelai bisa dipenuhi oleh Pemerintah antara lain bisa menggunakan Food Estate di Kalimantan Tengah untuk didedikasikan secara kontinyu penanaman kedeleinya,” terangnya.

Menurutnya kedelai di Jatim seringkali ditanam selingan. Padi-padi-kedelai. Tidak seutuhnya sepanjang tahun menanam kedelai. “Kalau di Food Estate bisa sepanjang tahun menanam kedelai,” tambah Gubernur Khofifah.

Dengan memanfaatkan food estate, Gubernur Khofifah berharap adanya substitusi import dari proses penanaman selingan di Jatim agar tidak memilih langsung opsi import dari luar negeri.

Sebagai informasi, Food Estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan. Food estate menjadi salah satu program strategis nasional tahun 2020 hingga 2024. Luas lahan yang dijadikan food estate di sana meliputi intensifikasi lahan seluas 14.135 hektare dan ekstensifikasi lahan seluas 22.500 ha.

Secara khusus, Gubernur Khofifah juga mengecek langsung distribusi minyak goreng bagi pedagang di pasar tradisional . Dirinya berharap minyak goreng yang digelontorkan Pemprov Jatim bersama Kemendag, RNI dan PPI bisa menjadi stimulus bagi para pedagang tradisional serta menstabilkan supplai dan harga minyak goreng.

“Ketika minyak goreng masih dalam proses stabilisasi distribusinya agar lancar, maka kami minta bupati/walikota tetap menggelar operasi minyak goreng. Begitu pula terhadap kenaikan beberapa bumbu dapur maka saya mohon para bupati/ walikota secara intensif memantau dan mengintervensi dengan kebijakan dan operasi pasar agar sesuai dengan daya beli masyarakat,” lanjutnya.

Di hadapan masyarakat yang mengantri minyak goreng, Gubernur Khofifah mengungkapkan bahwa dalam beberapa hari ke depan, stok minyak goreng yang tersubsidi oleh Pemerintah akan datang lagi. Dengan jumlah sekitar 4.000 ton yang akan datang di tanggal 9 Maret mendatang.

“Semoga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat lebih luas lagi. Dengan adanya kedatangan minyak goreng kembali, kita berharap kebutuhan masyarakat akan minyak goreng bisa segera terpenuhi,” pungkasnya. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *