Jatim RayaPemerintahan

Jelang Natal, Gubernur Khofifah Tinjau Gereja Pastikan Kondisi Aman dan Patuhi Protokol Kesehatan

11
×

Jelang Natal, Gubernur Khofifah Tinjau Gereja Pastikan Kondisi Aman dan Patuhi Protokol Kesehatan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Sehari jelang perayaan Natal, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Kapolda Jatim Irjen Pol. Nico Afinta, serta Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto meninjau Gereja Kristus Radja di Kecamatan Tambaksari dan Gereja GPIB Immanuel di Kecamatan Bubutan Surabaya.

Dengan mengendarai motor, Gubernur Khofifah bersama Forkopimda Jatim meninjau gereja untuk memastikan gereja-gereja tersebut dalam kondisi aman dan telah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

Titik pertama yang ditinjau yaitu di Gereja Kristus Radja di Kec. Tambaksari, Surabaya. Disana, Gubernur Khofifah beserta rombongan diterima oleh Romo Markus Marcelinus Hardo Iswanto CM. Begitu tiba, telah disiapkan bilik disinfektan serta pengecekan suhu tubuh.

Tidak hanya itu, di sisi-sisi gereja telah disiapkan tempat cuci tangan dan hand sanitizer. Setelah itu langsung meninjau ke dalam gereja. Tampak kursi jemaat yang telah diatur berjarak untuk menerapkan physical distancing.

Khofifah menyebut, secara umum Gereja Kristus Radja telah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Bahkan uniknya, Pohon Natal yang ada di gereja ini dihiasi oleh masker dan hand sanitizer.

“Jadi kunjungan kali ini kami bersama Pak Wagub, Pak Kapolda dan Pak Pangdam ingin silaturahmi dengan pimpinan gereja sekaligus melihat persiapan misa Natal. Bagaimana disini kita lihat protokol kesehatan telah dilakukan secara ketat. Kemudian di segi keamanan, Polri dan TNI juga telah melakukan langkah- langkah pengamanan  sehingga jemaat yang beribadah disini bisa khusyu dan tenang,” katanya.

Menurutnya, perayaan Natal tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana saat ini pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Sehingga, gereja pun membatasi kapasitas jemaat yang ingin beribadah langsung di gereja. Namun, kondisi ini tidak mengurangi kehidmatan dalam beribadah, karena sebagian besar gereja telah menyediakan fasilitas misa  secara virtual yakni lewat live streaming.

“Gereja-gereja yang saya datangi ini hanya membolehkan kapasitas maksimal  25 persen dari total daya tampung gereja. Mereka yang bisa mengikuti misa hanya yang menerima undangan dan duduk sesuai nomor kursi.  Namun masyarakat tetap bisa mengikuti misa secara virtual bersama keluarga di rumah. Tentunya kami berharap bahwa Natal tahun ini proses ibadah tetap dalam situasi khidmat meskipun dari rumah,” katanya.

Gereja Kristus Radja ini sendiri hanya menampung 25 persen jemaat yang beribadah langsung, dari total kapasitas yang tersedia. Kebaktian Natal sendiri pada Kamis (24/12) diselenggarakan satu kali yakni pukul 18.00 WIB.

Sedangkan kebaktian pada Jum’at (25/12) diselenggarakan sebanyak 4 kali yakni pukul 06.00, 10.00, 16.00, dan 19.00 WIB. Bagi jemaat  yang tidak hadir langsung di gereja, disediakan layanan ibadah  melalui live streaming.

Kepala Paroki Gereja Kristus Radja, Romo Markus Marcelinus Hardo Iswanto CM mengatakan, pembagian sesi misa  menjadi empat sesi tersebut diberi selang waktu cukup lama. Hal itu dilakukan agar usai misa tidak terjadi penumpukan dan pertemuan antara jemaat di sesi sebelumnya dan setelahnya.

“Jadi kita menjaga agar tidak ada penumpukan sehingga tidak menimbulkan kerumunan. Selain itu, di jeda waktu itu kami juga melakukan penyemprotan desinfektan sebelum memulai sesi misa selanjutnya,” katanya.

Usai meninjau Gereja Kristus Radja, dengan tetap mengendarai motor, Gubernur Khofifah dan Forkopimda langsung menuju Gereja GPIB Immanuel di Kec. Bubutan Surabaya. Kedatangan Gubernur Khofifah dan rombongan  diterima langsung oleh Pendeta Helena Joseph Mauw, STH.

Seperti halnya Gereja Kristus Radja, Gereja GPIB Immanuel juga menerapkan protokol kesehatan ketat. Seperti pengecekan suhu tubuh, penyediaan tempat cuci tangan dan lain- lain. Termasuk daya tampung jemaat yang hanya 25 persen dari kapasitas gereja.

Selain itu, jemaat yang mengikuti misa  harus mendaftar terlebih dahulu dan ada batasan usia. Dimana balita, anak-anak dan lansia dilarang mengikuti misa secara  langsung di gereja, dan disarankan mengikuti secara live streaming.

Dalam peninjauan tersebut, Gubernur Khofifah sekaligus menyerahkan bantuan kepada gereja-gereja tersebut berupa alat-alat kesehatan seperti disinfektan, pakaian hazmat, hand sanitizer, face shield dan  thermo gun. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *