SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beserta jajarannya menggelar rapat bersama dengan para pengembang untuk mengebut pembangunan Jalan Luar Lingkar Barat (JLLB) di ruang sidang Wali Kota Surabaya, Kamis (1/8/2019).
Pengembang yang hadir itu berasal dari perusahaan-perusahaan yang tanahnya dilintasi jalur JLLB.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma menyampaikan sengaja mengundang para pengembang untuk mendiskusikan tindaklanjut pengerjaan JLLB. Sebab, dia menargetkan pengerjaan JLLB ini selesai tahun depan, yakni tahun 2020.
“Minimal nanti sampai perbatasan Surabaya-Gresik. Tentu saya sangat bersyukur,” kata dia.
Menurut dia, pembahasan ini penting karena jalan ini akan sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan Kota Surabaya ke depannya. Bahkan, berdasarkan data yang dia terima, pertumbuhan ekonomi Surabaya hampir 70 persen disupport oleh bidang jasa.
“Makanya, kalau ini ada gangguan jalannya, maka akan berpengaruh juga pada siklus perekonomiannya,” ujarnya.
Oleh karena itu, pada saat itu Wali Kota Risma langsung mengambil berbagai tindakan untuk menyelesaikan beberapa persoalan yang dinilai menghambat pembangunan JLLB ini. Bahkan, dia juga siap menemui seseorang atau pengembang atau pun investor yang sampai saat ini masih kesulitan ditembus oleh Pemkot Surabaya.
“Nanti bagian yang begitu-begitu, saya yang urus,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan agenda rapat kali ini untuk membahas semua tanah JLLB yang masih tersisa dan masih belum dibangun. Harapannya, itu segera dibangun supaya JLLB ini segera rampung.
“Jadi, yang tanahnya milik pengembang dan sudah dimasukkan ke fasilitas umum (fasum), kami dorong untuk segera dibangun jalannya,” kata dia.
Eri menjelaskan bahwa JLLB yang akan dibangun itu dari tol sampai pintu keluar dengan total panjangnya mencapai 16 kilometer. Lahan sepanjang itu dimiliki oleh dua investor dan mereka sudah bersedia untuk membangunnya.
“Insya Allah sudah dikoordinasikan dengan teman-teman Dinas PU Bina Marga dan Pematusan untuk dibangun,” tambahnya.
Sebenarnya, lanjut dia, kalau fasilitas umum itu tanahnya dihibahkan kepada Pemkot Surabaya lalu yang membangun jalannya itu adalah pemkot. Namun begitu, apabila pihak pengembang ingin membangunkannya, maka pemkot sangat berterimakasih.
“Harapannya tahun ini bisa terus dikebut,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Surabaya Erna Purnawati mengatakan proyek JLLB ini ditargetkan tuntas pasa tahun 2020. Proyek ini diharapkan mengurai kemacetan di Surabaya barat.
JLLB ini dikerjakan secara bertahap. Tahap pertama sepanjang 2,18 kilometer meliputi Kecamatan Lakarsantri-perbatasan Kabupaten Gresik. Tahap kedua sepanjang 6,45 kilometer yang menghubungkan Lakarsantri-Raya Sememi.
Sedangkan untuk tahap ketiga dari Jalan Raya Sememi-Romokalisari sepanjang 3,85 kilometer dan terakhir atau tahap IV yang menghubungkan Jalan Raya Sememi-Jalan Raya Tambak Osowilangun.
“Kami terus kebut, semoga sesuai target dan bisa selesai tahun depan,” pungkasnya. (q cox)