Nasional

Kepala Bappeda Provinsi Kalsel Nilai Pemkab Tanbu Terdepan Tangani Stunting

12
×

Kepala Bappeda Provinsi Kalsel Nilai Pemkab Tanbu Terdepan Tangani Stunting

Sebarkan artikel ini

BATULICIN (suarapubliknews.net) – Penanganan stunting di Propinsi Kalimantan Selatan dianggap memuaskan, kalau dilihat dari penurunannya, Kabupaten Tanah Bumbu menjadi penyumbang angka penurunan dengan angka 11, 6 % dibanding daerah lain di Provinsi Kalsel.

Keberhasilan penurunan Stunting ini mendapat apresiasi dari Kepala Bappeda Provi. Kalsel, Fajar Nurul Desira, yang menyatakan bahwa Kabupaten Tanah Bumbu layak menjadi percontohan bagi Kabupaten lain.

“Gencarnya intervensi penanganan dapat dijadikan contoh bagi Kabupaten lain, sehingga persoalan Stunting di Propinsi Kalsel cepat teratasi,” ujar Fajar Nurul Desira saat Rembuk Stunting melalui Video Confrence, Rabu (20/05/2020).

Sementara itu, Rembuk dalam percepatan penanganan stunting ini ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama antar lintas terkait maupun pihak perusahaan melalui Video Confrence (Vicon) tersebut.

Penandatanganan dimulai dari Bupati Tanah Bumbu H. Sudian Noor di ruang Posko Induk Covid 19 kantor BPBD, kemudian dilanjutkan Sekda Tanbu H Rooswandi Salem dengan penandatanganan diruang DLR Kantor Bupati.

Menurut Sekda, penandatanganan ini adalah Komutmen pemerintah daerah guna menjamin semua unsur dalam daerah ini bersepakat untuk menurunkan angka stunting.

“Melalui penandatangan ini kita akan bersepakat untuk melakukan konvergensi penurunan angka stuting di Tanah Bumbu,”kata Sekda.

Bupati dalam sambutannya menyampaikan, stunting adalah sebuah kondisi gagalnya pertumbuhan tubuh dan otak pada anak, akibat kukurangan gizi kronis yang terjadi, selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak.

“Sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya, dan memiliki keterlambatan dalam berpikir,” ujarnya saat membuka Rembuk stunting melalui Vicon.

Dia paparkan, permasalahan stunting terjadi sejak janin sampai anak berusia 2 tahun, atau yang lebih dikenal dengan periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan, yang merupakan periode kritis terjadinya gangguan pertumbuhan tubuh dan otak seorang anak.

“Anak yang tumbuh dengan stunting akan mengalami masalah perkembangan kognitif dan psikomotor,” jelasnya.

Kerena itu lanjutnya, stunting sangat penting untuk dicegah. Karena dampak stunting sangat sulit untuk diperbaiki, dan dapat merugikan masa depan seorang anak.

“Selaku Bupati Tana Bumbu, saya mendukung dan mengapresiasi dilaksanakannya, acara rembuk stunting ini, sebagai upaya kita bersama dalam pencegahan stunting, dan mengantisipasi bertambahnya balita stunting,” tandasnya.

Selain itu tambahnya, rembuk stunting merupakan salah satu aksi dari 8 aksi konvergensi penurunan stunting yang terintegrasi di Kabupaten.

“Untuk itu, melalui momentum rembuk stunting ini, saya sangat berharap komitmen kita semua, terkhusus kepada para peserta rembuk stunting. Sehingga hasil dari rembuk stunting ini, disusun program dan kegiatan preventif dan promotif, yang dapat mengedukasi dan mendorong masyarakat, terutama ibu hamil, untuk berperilaku yang mengarah pada peningkatan kesehatan gizi ibu dan anaknya,” pungkasnya. (q cox, imran)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *