BisnisJatim Raya

Laris Manis, Peyek e Warung Ning Siti Jadi Langganan Grahadi

9
×

Laris Manis, Peyek e Warung Ning Siti Jadi Langganan Grahadi

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Diberi ikan Anda akan lapar dalam sehari. Diberi kail dan diajarkan cara memancing, Anda tidak akan lapar selamanya. Siapa yang tak pernah mendengar ajaran dari Konfusius tersebut, terutamanya dikalangan para pengusaha.

Ajaran tersebut memiliki makna kalau ingin membantu seseorang jangan berikan apa yang diminta melainkan berikan modal agar orang tersebut mendapatkan apa yang diinginkan.

Tinggal dikawasan pemukiman padat penduduk di pusat kota Surabaya, mendengar keluh kesah tetangga sudah biasa bagi Siti Nasyi’ah, perempuan yang dikenal sebagai mantan wartawan senior dari sebuah media besar di Kota Pahlawan.

Hingga suatu hari seorang tetangganya mengadu dan ingin meminjam uang kepadanya. Dengan jujur Ita, panggilan akrabnya mengatakan tidak bisa memberikan uang yang dibutuhkan sang tetangga.

“Saya ingat dia sehari hari berjualan peyek yang dibungkus plastik seharga 2000an, lalu saya bilang sama dia, saya kasih kamu modal dan resep gimana bikin peyek yang enak, nanti saya yang bantu memasarkan,” katanya.

Bermodalkan resep yang Ia dapat saat menjadi Kabiro Jatim salah satu media perempuan di Indonesia, Ia menantang sang tetangga berjualan peyek. Dengan brand Warunge Ning Siti, peyek sang tetangga diberi nama Peyek-e, Ia memperkenalkan produknya kepada kenalan dan relasinya.

“Alhamdullillah, semua menyukai peyek yang saya jual. Bahkan banyak yang repeat order. Salah satunya Ibu Khofifah, Gubernur Jatim. Dan waktu saya kasih tahu tetangga yang membuat peyek kalau produknya diterima di Grahadi, dia menangis haru,” lanjut perempuan yang menjadi pendamping supporter Bonek ini.

Tak hanya satu produk, saat tetangga lainnya datang juga untuk mengadu, Ibunya Bonek Surabaya ini kembali menantang sang tetangga berjualan produk kering kentang. “Dia yang bikin saat saya jual, saya tambahkan teri dan kacang untuk meningkatkan nilai jual. Dan alhamdullillah produk inipun diterima masyarakat,” ceritanya.

Tak mau ketinggalan, sang Ibunda yang biasa berjualan rengginang pun, semakin aktif memproduksi camilan berbahan ketan ini. Sebelumnya Ita juga menjual produk Madu ku yang dikelola supporter binaannya.

“Alhamdullillah, ke 3 produk ini dapat diterima apalagi disituasi yang mengaruskan orang – orang tetap dirumah, produk warunge ning siti dapat menemani keluarga dirumah, menjadi camilan yang dapat dinikmati bersama,” tutup Ita. (q cox, tama Dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *