Politik

Legislator PDIP Dorong Realisasi Wisata Sejarah ‘Soekarno Trip’ di Surabaya

10
×

Legislator PDIP Dorong Realisasi Wisata Sejarah ‘Soekarno Trip’ di Surabaya

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Munculnya wacana Wisata Sejarah ‘Soekarno Trip’ di Surabaya ternyata mendapatkan sambutan yang positip dari berbagai pihak, termasuk dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya.

Terbaru, pernyataan dukungan sekaligus dorongan agar segera direalisasikan datang dari John Tamrun anggota Komisi B bidang perekonomian DPRD Kota Surabaya dari Fraksi PDIP, karena menurutnya bisa kian mengangkat nama sang Proklamator yakni Presiden RI pertama Ir. Soekarno.

“Jadi kalau seandainya ada trip yang baru timbul, itu harapannya kan bisa menambah wisatawan yang akan masuk baik asal domestik maupun dari luar negeri,” jelasnya, Rabu (11/03/2020).

Menurut Jhon Thamrun, alasan yang paling mendasar dan kuat, karena Kota Surabaya dikenal sebagai kota Pahlawan yang memiliki potensi wisata sejarah dan perlu dilestarikan keberadaannya.

Selain itu, kata John, harapannya kedepan masyarakat bisa merasakan manfaat dari adanya wisata sejarah baru ini, yakni meningkatkan pendapatan masyarakat kota surabaya dari bidang pariwisata dan juga berpotensi menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Kalau sampai banyak yang masuk untuk mengambil paket wisata Soekarno Trip maka itu juga bisa mengangkat PAD, dan kedua dari penghasilan dari masyarakat kota surabaya itu sendiri,” pungkasnya.

Berikut adalah rute Wisata Sejarah ‘Soekarno Trip’, yang menceritakan potret rekam sejarah perjalanan Soekarno,:

Dimulai di kawasan Jl Ahmad Jaiz, Kecamatan Genteng. Diawali dari Pandean, rumah tempat lahirnya Putra Sang Fajar, kemudian menuju Langgar Dukur (masjid tinggi) di Lawang Seketeng yang merupakan tempat Soekarno belajar mengaji.

Rute perjalanan lalu berlanjut ke Peneleh tempat Bung Karno bersama ketiga sahabatnya – Kartosuwiryo, Alimin dan Muso, untuk ngangsu kaweruh (menuntut ilmu) kepada HOS Tjokroaminoto.

Rumah HOS Tjokroaminoto menjadi sentra pusaran pergerakan revolusi dari tokoh-tokoh penting bangsa ini. Sejarah tersebut menegaskan bahwa Surabaya adalah tonggak lahirnya pergerakan kemerdekaan Indonesia yang kemudian dapat mengguncang perhatian dunia.

Terakhir adalah rumah sahabat Soekarno, Roeslan Abdul Ghani. Rumah Roeslan menjadi tempat rapat rahasia para pejuang untuk memonitor Belanda kala itu. Terdapat sedikit cerita lucu di mana Bung Karno muda kerap berutang dua batang rokok kepada Roeslan yang saat itu memiliki toko sembako di rumahnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *