Nasional

Presiden Jokowi: Media Konvensional Tetap Lebih Dipercaya

14
×

Presiden Jokowi: Media Konvensional Tetap Lebih Dipercaya

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Presiden RI Joko Widodo menyatakan jumlah pengguna internet di Indonesia sangat tinggi. Namun disebutkannya, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media konvensional atau media arus utama tetap lebih tinggi dibandingkan media sosial (medsos).

Dalam puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Grand City, Surabaya, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pengguna internet sangat tinggi. Ia menyebutkan di Indonesia ada 143,2 juta jiwa pengguna internet.

“Ini 54,68 persen dari total populasi dan 87,13 persen mengakses medsos,” kata Jokowi.

Disampaikannya pula, ada kecendrungan bahwa media sekarang bakal mengikuti apa yang sedang viral di medsos. Bahkan disebutkannya, sesuatu yang viral akan menjadi rujukan.

“Yang viral di medos biasanya jadi rujukan, dan biasanya tidak jarang menjadi rujukan media konvensional.

Tetapi dipaparkannya bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap medsos tetap lebih kecil dibandingkan dengan media konvensional. “Media konvensional atau media arus utama ternyata tetap lebih dipercaya dibandingkan dengan media sosial,” lanjutnya.

Jokowi pun memaparkan data. Disampaikannya, pada tahun 2016, tingkat kepercayaan masyarakat kepada media konsensional 59 persen. Kemudian di tahun 2017, media konvensional tetap dipercaya dengan persentase sebesar 58 persen.

Menurut Presiden, hal ini berlanjut di tahun 2018 bahwa 62 persen masyarakat tetap percaya media konvensional dibandingkan media sosial.

“Semakin ke sini semakin tidak percaya kepada media sosial,” ungkapnya.

Jokowi pun mengatakan sangat bergembira dengan situasi ini. “Selamat kepada sudara-saudara insan pers arus utama atas kepercayaan masyarakat terhadap Bapak/Ibu dan Saudara sekalian,” tambah mantan Wali Kota Solo ini.

Karena itu ia berharap media massa tetaop harus menyajikan informasi yang terverifikasi. Selain itu juga memberikan informasi yang memberikan harapan.

“Di tengah suasana seperti ini, sangat dibutuhkan rumah penjernih informasi, untuk menyajikan informasi yang terverifikasi, informasi yang memberikan harapan kepada bangsa ini,” jelasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *