Pemerintahan

Terus Masifkan Tracing, Pemkot Surabaya Latih Petugas Gabungan

10
×

Terus Masifkan Tracing, Pemkot Surabaya Latih Petugas Gabungan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Demi memasifkan dan memaksimalkan upaya tracing dengan kontak erat pasien Covid-19 di Kota Pahlawan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan pelatihan khusus tracing atau pelacakan kepada satuan petugas (satgas) yang berada di lapangan. Pelatihan itu diberikan kepada Satgas Satpol PP, Linmas, staf keluharan, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan selama ini, tracing hanya dilakukan oleh petugas puskesmas dari masing-masing wilayah. Oleh karena itu, dengan adanya pelatihan tracing ini bertujuan agar mereka dapat melakukan tracing secara mandiri dalam membantu puskesmas.

“Jadi, mereka nanti akan membantu puskesmas dalam mentracing warga atau pasien Covid-19. Dengan adanya ini mudah-mudahan bisa tercapai 1 pasien terkonfirmasi, bisa 25 kontak erak yang dilakukan tracing, ini sesuai dengan teori Epidemiologi,” kata Feny sapaan akrab Febria Rachmanita di Balai Kota Surabaya, Senin (22/6/2020).

Feny memaparkan hal-hal yang dipelajari dalam pelatihan tracing, diantaranya pertanyaan apa saja yang harus dilontarkan kepada pasien, dengan siapa mereka bertemu, bagaimana cara melakukan deteksi dini, apa saja keluhan pasien Covid-19 itu, hingga gejala apa saja yang harus dicurigai, lalu memperkenalkan apa itu orang dalam pemantauan (ODP), pasien dengan pengawasan (PDP) dan orang tanpa gejala (OTG). “Itu semua tugas tim tracing. Dan itu ada formatnya,” lanjut dia.

Selain itu, ia memastikan tim tracing harus mengetahui satu per satu kontak erat pasien Covid-19 dengan siapa saja selama dua minggu terakhir. Seperti kontak erat bersama keluarga, tempat kerja, lalu terus berkembang yang harus ditanyakan dan dipastikan, sehingga menutup kemungkinan terjadinya kecolongan.

“Tidak hanya itu, supaya dalam menjalankan tugas aman, tim tracing ini juga dibekali alat pelindung diri (APD) saat bertugas,” papar dia.

Kepala Dinkes Kota Surabaya ini menegaskan, untuk menjadi petugas tracing ada kriteria khusus yang harus diperhatikan, yakni rentang usia antara 23-40 tahun. Oleh sebab itu, ia berharap pelatihan tracing tersebut masyarakat dapat juga menjadi kader dalam mentracing setiap wilayahnya. “Jadi. Kemarin kan kader bumantik berhasil. Nanti ya itu diharapkan masyarakat juga bisa melakukan tracing di wilayah mereka,” ungkap dia.

Selain satgas ini, nanti juga ada sekitar seratus mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang akan ikut membantu melakukan tracing di lapangan. “Mereka membantu kita terkait dengan tracing dan edukasi masyarakat untuk pencegahan Covid-19, untuk bisa memberlakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Kita bagi menjadi lima wilayah,” urai dia.

Senada dengan itu, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto, pelatihan itu sudah dimulai hari ini kepada satgas dari Linmas dan Satpol PP. Rencananya, besok secara serentak berlangsung lima wilayah yang melibatkan kasatgas Linmas yang ada di kelurahan, staf kelurahan, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.

“Besok mulai pukul 10.00 WIB di lima wilayah, yaitu wilayah Utara yang akan diletakkan di Terminal Ampel, Surabaya Selatan diletakkan di Gedung Wanita, Surabaya Barat di Kantor Kecamatan Tandes, Surabaya Pusat di Graha Sawunggaling, dan Surabaya Timur di Gelanggang Remaja,” kata Irvan.

Irvan memaparkan jumlah keseluruhan pasien yang terlibat yakni mencapai 616 orang. Riciannya setiap kelurahan akan ditempatkan empat orang petugas tracing. “Jadi, 154 keluharan dikalikan 4 orang petugas,” jelasnya.

Setelah petugas gabungan ini dilatih oleh Dinkes, ia berharap mereka bisa menularkan ilmunya itu ke Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, terutama yang ada di Satgas Wani Ngandani dan Satgas Wani Sehat. Melalui cara ini, ia berharap nantinya kampung yang satu dengan kampung yang lainnya bisa terhubung dan bisa lebih mendalam dalam melakukan pelacakan.

“Mereka akan dilatih keterampilan tracing selama sehari, kemudian mereka akan langsung diterjunkan sesuai wilayahnya masing-masing. Insyallah ini akan sangat membantu dalam memasifkan tracing di Surabaya, kita harus biasakan yang tidak biasa,” pungkasnya. (q cox)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *