Jatim Raya

Wagub Emil Harap Relevansinya dengan Santri Mampu Tingkatkan Daya Saing Digitalisasi Perekonomian

17
×

Wagub Emil Harap Relevansinya dengan Santri Mampu Tingkatkan Daya Saing Digitalisasi Perekonomian

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh setiap 28 Oktober tidak lepas dengan Hari Santri di Indonesia. Pasalnya, sosok santri itu sendiri identik dengan keberadaan pemuda dan pemudi.

Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak saat mengikuti Webinar Sumpah Pemuda dan Peringatan Hari Santri secara virtual bersama TV 9 mengatakan peran santri di setiap pondok pesantren (Ponpes) diharapkan dapat membangun daya saing tersendiri di sektor digitalisasi perekonomian.

“Kalau kita membahas Hari Sumpah Pemuda, maka tidak bisa lepas dari sosok santri yang kebanyakan adalah pemuda dan pemudi,” katanya.

Untuk itu, peringatan Hari Sumpah Pemuda terdapat relevansi yang kuat dengan perayaan Hari Santri 22 Oktober lalu, khususnya dalam sektor digitalisasi perekonomian. Peran pemuda Pondok Pesantren (Ponpes) dinilai dapat menambah daya saing tersendiri. “Ini tentunya akan menjadi nilai tambah bagi pesantren,” terangnya.

Namun dirinya berharap, nilai-nilai yang sudah tertanam di dalam Ponpes tidak boleh bergeser. Hal ini menjadi tugas tersendiri bagi para santri untuk menjaga keduanya tetap berjalan. “Digitalisasi dan nilai-nilai luhur di pesantren ini tidak bertentangan. Jadi tradisi tetap dijalankan, tetapi kemajuan tidak ditolak,” harapnya.

Untuk itu dirinya meyakini, melalui para santri di seluruh Ponpes akan muncul ide-ide orisinil yang bisa membawa kemajuan perekonomian di Jatim dan Indonesia.“Justru yang akan menjadi trend center atau memberikan masukan terhadap pemulihan ekonomi adalah dari kaum santri,” urainya.

Sebagai bentuk dorongan kepada para santri, Wagub Emil mencontohkan, bahwa saat ini Pemprov Jatim terus meningkatkan SDM di seluruh Ponpes melalui program One Pesantren One Product (OPOP). Diharapkan, program tersebut bisa semakin memberdayakan para santri di Jatim. “Baik yang masih di dalam Ponpes maupun yang sudah alumni,” tutupnya. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *