SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memberikan peringatan dini kepada seluruh warga dan nelayan di pesisir Kota Pahlawan. Karena, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak menerbitkan kewaspadaan dini akan adanya banjir rob di wilayah pesisir Kota Surabaya.
Kepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, telah melakukan langkah antisipasi untuk mewaspadai adanya banjir rob. Salah satu langkah yang dilakukan BPBD adalah, menggelar patroli setiap malam hari di pesisir Surabaya.
“Biasanya banjir rob itu (debit air) tertingginya pada pukul 22.00 WIB. Nah, maka dari itu kita keliling mulai dari barat, seperti Romokalisari, Tambak Sarioso, berlanjut ke arah utara Keputih Tegal, hingga menyusuri sungai-sungai, itu yang sisir, dan ternyata mulai kemarin masih kondisi aman,” kata Hebi, Kamis, (12/12/2024).
Hebi menjelaskan, banjir rob biasanya mulai naik mulai pukul 22.00 WIB, kemudian akan surut pada pukul 01.00 WIB. “Biasanya surutnya yang lama, bisa sampai jam 1 atau jam 2 malam,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi adanya banjir rob, BPBD Surabaya tidak hanya menggelar operasi pada malam hari. Akan tetapi, juga menyiapkan peralatan evakuasi, seperti perahu, tempat pengungsian, tempat tidur untuk warga, hingga pompa air untuk menyedot air yang masuk sampai ke dalam rumah.
Peralatan-peralatan tersebut disiapkan untuk proses evakuasi ketika banjir rob sampai merusak atau merendam rumah warga di pesisir Surabaya. “Nah, itu kita utamakan kelompok rentan, seperti ibu hamil, lanjut usia (lansia), anak-anak, dan yang orang yang sedang sakit,” ujar Hebi.
Disamping melakukan patroli dan mempersiapkan peralatan, Hebi mengaku, jajaran BPBD Surabaya juga sudah melakukan sosialisasi kepada RT/RW dan warga yang tinggal di kawasan pesisir. Dalam kesempatan ini, Hebi juga mengimbau kepada warga untuk tidak mendirikan bangunan rumah yang berdekatan dengan rob, seperti tepi laut dan sungai.
“Sekarang ini kan juga ada tambak-tambak, nah itu kan menghalangi (rob), dan itu harusnya mangrove. Karena mangrove itu bagus sekali untuk menangani rob, jadi (air) masuknya nggak langsung begitu, seharusnya itu bukan bukan rumah,” imbaunya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Sutarno mengatakan, banjir rob yang akan terjadi di sejumlah kawasan pesisir dikarenakan adanya fenomena bulan purnama (full moon). Berdasarkan pantau BMKG Maritim Tanjung Perak, banjir rob di pesisir Surabaya kemungkinan terjadi sangat tinggi.
“Hal itu disebabkan karena fenomena ini terjadi bersamaan dengan musim hujan. Artinya, apabila kejadian banjir robnya di musim hujan, maka akan menambah ketinggian airnya itu,” kata Sutarno.
Sutarno menyebutkan, banjir rob ini diprediksi bakal terjadi mulai dari 12-18 Desember mendatang. Dari pantauan BMKG Maritim Tanjung Perak, air rob mulai naik pada pukul 19.00 hingga 23.00 WIB.
“Jadi disampaikan kepada masyarakat di kawasan pesisir untuk waspada, terutama para nelayan tambak, karena bisa menyebabkan kerugian karena kena banjir rob. Sehingga perlu adanya pengaman di bagian atasnya jika terjadi rob,” sebut Sutarno.
Selain itu, Sutarno juga mengimbau kepada masyarakat untuk membersihkan saluran di masing-masing wilayahnya. Tujuannya, agar aliran air tidak mampet sehingga volume air menjadi tinggi dan menyebabkan terjadinya banjir.
“Terutama yang akan sangat terdampak itu di Jalan Kalianak dan Krembangan, dekat pom bensin itu bisa sampai tinggi (airnya). Karena ini (ketinggian) maksimumnya bisa sampai 150 sentimeter,” imbau Sutarno.
Berdasarkan data dari BMKG Maritim Tanjung Perak, Sutar menjelaskan, ada tiga wilayah pesisir yang berpotensi terdampak banjir rob. Diantaranya, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dengan ketinggian pasang maksimum mencapai 130-150 cm.
Selain itu, banjir rob juga akan terjadi wilayah Surabaya timur, dengan ketinggian pasangan maksimum mencapai 130-140 cm. Sedangkan di Surabaya barat, akan terjadi banjir rob dengan pasang maksimum mencapai 120 cm.
“Banjir rob ini akan mengganggu bongkar muat di pelabuhan, terutama banjir rob ini akan mengganggu kapal roro, karena kan mereka memuat mobil nah itu membahayakan. Nah, ini bakal terjadi hampir seminggu,” jelasnya.
Sutarno menambahkan, dalam sebulan ini banjir rob bakal terjadi sebanyak 2 kali. Pertama pada pekan ini, sedangkan yang kedua terjadi pada akhir Desember 2024.
“Di akhir bulan nanti ada lagi. Itu juga masih akan disertai hujan, dan puncak hujan itu akan terjadi pada Januari-Februari,” pungkasnya. (q cox)