Bisnis

Saraya, Aplikasi Panduan P3K untuk Awam Rancangan Mahasiswa ITS

94
×

Saraya, Aplikasi Panduan P3K untuk Awam Rancangan Mahasiswa ITS

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Pertolongan pertama terhadap seorang korban musibah atau kecelakaan oleh masyarakat awam, sering tidak didukung adanya pengetahuan yang memadai sehingga malah bisa membahayakan.

Mahasiswa Departemen Desain Produk Industri (Despro) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Sarah Aghnia Husna menyadari pentingnya pengetahuan mengenai pertolongan pertama tersebut dan merancang sebuah aplikasi seluler panduan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) untuk orang awam.

“Masyarakat sendiri sebenarnya sudah memiliki kesadaran pentingnya pengetahuan akan pertolongan pertama, namun media (sarana informasi, red) yang ada dirasa kurang memadai,” katanya.

Kekurangan tersebut, terletak pada segi visualisasi, detail penyampaian instruksi, dan bahasa yang sulit dipahami oleh orang awam tentang petunjuk P3K yang ada selama ini. Oleh karena itu, aplikasi yang diberi nama Saraya dengan slogan You Can Help Now ini menawarkan konsep desain yang komunikatif dan familiar.

“Aplikasi ini ingin menyampaikan informasi secara cepat dengan jembatan visual dan mengangkat materi sehari-hari. Konsep materi yang diusung yaitu dos and don’ts, sehingga memudahkan pengguna dalam menyerap informasi yang dipaparkan dalam aplikasi.,” papar Sarah.

Aplikasi ini telah melakukan serangkaian riset untuk memenuhi kebutuhan pengguna yaitu studi eksisting, depth interview, kuisioner, expert review, dan user testing. Aplikasi mobile instruksi medis pertolongan pertama ini akan diterapkan pada perangkat android dengan ukuran lima inchi. Ilustrasi yang akan digunakan berupa gaya gambar komik menggunakan outline agar penyampaiannya ringan dan dengan konten teks yang singkat namun padat.

Pemilihan warna pun tak luput dari pandangannya. Dalam penggunaan warna untuk konten ilustrasi, digunakan warna biru tua sebagai warna dasar, warna merah untuk menandakan materi yang bersifat larangan, dan warna kuning untuk menandakan konten yang bersifat benar atau anjuran.

“Penggunaan satu warna sebagai warna dasar ilustrasi ditujukan agar pengguna fokus pada bentuk dan panduan yang diberikan sehingga memudahkan transfer informasi. Penggunaan warna merah dan kuning sebagai penanda anjuran dan larangan dirasa dapat menonjol dan menarik perhatian pengguna, sehingga materi tersebut benar-benar mendapatkan sorotan,” lanjutnya,” paparnya.

Selain itu, Sarah juga mengatakan bahwa Konsep komunikatif dan familiar pada aplikasi Saraya ini telah berhasil dengan nilai rata-rata 4.1 dari 5 dengan standar deviasi 0.6. Bahkan, Sarah mengklaim, aplikasi Saraya sudah komunikatif (80,6 persen) dan familiar (82,6 persen) bagi orang awam, baik secara konten maupun media. Berkat karya aplikatif yang merupakan Tugas Akhir (TA) ini, telah mengantarkan Sarah untuk menjadi wisudawan ITS pada 16 September 2018.

“Pengembangan aplikasi dapat dilakukan untuk mengikat pengguna dan memikat sponsor serta melakukan perancangan aplikasi sesuai jenjang pendidikan dan bertahap, sehingga materi yang diberikan dapat menjadi sebuah kurikulum yang tersruktur. Terlebih lagi saya sangat terbuka dengan kerjasama dari berbagai pihak,” pungkasnya. (q cox, Tama Dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *