SUMENEP (Suarapubliknews) – Kehadiran hotel berbintang diharapkan dapat mendukung Pemerintah Kabupaten Sumenep yang selama ini fokus dalam pengembangan sektor pariwisata.
Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si mengatakan pembangunan hotel terutama hotel berbintang bukanlah keinginan untuk gaya hidup, namun keberadaannya memang kebutuhan. Dari sisi penduduk yang mencapai satu juta lebih tersebar di kecamatan daratan dan kepulauan memang membutuhkan akomodasi hunian (hotel).
“Termasuk juga untuk menyediakan tempat beristirahat para wisatawan yang berkunjung ke Sumenep, mengingat mereka ketika datang ke Kota Keris ini membutuhkan penginapan yang layak,” katanya.
Menurutnya pemerintah daerah sering gagal menggelar acara berskala nasional, di antaranya penyebabnya karena kekurangan hotel. Untuk itu, pembangunan hotel baru, bisa memberikan jawaban sekaligus solusi atas kekurangan hotel di Sumenep.
Investasi hunian hotel di Sumenep semakin berkembang, setelah hadir De Baghraf Hotel, kini ada satu lagi hotel baru di kawasan perkotaan yakni Kaberaz Hotel yang terletak di Desa Pangarangan.
Hadirnya Kaberaz Hotel merupakan bukti kepercayaan investor untuk berinvestasi di Kabupaten Sumenep, sehingga diharapkan dukungan pihak swasta terus berkembang guna memberikan sumbangsih atas keberlangsung program pemerintah daerah.
“Terima Kasih kepada investor yang telah berinvestasi di Kabupaten Sumenep dan mudah-mudahan tahun selanjutnya pembangunan hotel lebih banyak di daerah ini,” ujarBusyro Karim,
Direktur Utama Hotel Kaberaz Luxury Sumenep, Hilmy Gauzan menambahkan, Kaberaz adalah hotel kedua yang dibangun PT Persada Investama Karyautama setelah De Baghraf Hotel. Berkonsep hotel “budget” dengan 51 kamar bertarifnya mulai Rp350.000,00.
“Kami ingin mendukung program pemerintah daerah sebagai kota wisata dengan menyiapkan sarana penginapan yang representatif dengan harga terjangkau. Bantu kami untuk menginformasikan kepada masyarakat kalau di Sumenep sudah ada Hotel De Baghraf bintang tiga dan Hotel Kaberaz bintang satu,” pungkasnya. (q cox, Tama Dinie)
