Jatim Raya

FESyar 2020 Regional Jawa, Momentum Geliat Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Tengah Pandemi Covid-19

153
×

FESyar 2020 Regional Jawa, Momentum Geliat Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Tengah Pandemi Covid-19

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Festival Ekonomi Syariah yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia tahunm 2020 digelar secara virtual dari tanggal 5 sampai10 Oktober 2020. Seperti halnya sektor lainnya, Ekonomi Syariah pun terdampak akibat badai Covid-19.

Sesuai dengan tema besar FESyar 2020 regional Jawa kali ini, Akselerasi Peran Ekonomi Syariah Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Regional Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap FESyar tahun ini dapat menjadi momentum kembalinya geliat gairah ekonomi syariah di tengah upaya pengendalian Covid-19.

Sebagaimana diketahui, FESyar merupakan program yang diinisiasi Bank Indonesia, untuk tahun ini dilakukan secara virtual, serta didukung oleh berbagai pihak, Fesyar Jawa ini merupakan salah satu momentum untuk kembali menggairahkan geliat perekonomian syariah baik di tingkat daerah maupun pusat,” katanya.

Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa Nilai asset perbankan syariah secara nasional pada Triwulan II tahun 2020 sebesar Rp545,4 triliun atau tumbuh 9,22% (y-o-y), Pembiayaan Yang Disalurkan (PYD) sebesar Rp377,5 triliun atau tumbuh 10,13% (y-o-y) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp430,2 triliun atau tumbuh 8,99%.

Sedangkan nilai asset perbankan syariah Jawa Timur pada Triwulan II tahun 2020 sebesar Rp39,32 triliun (atau 5,46% dari total aseet perbankan), Pembiayaan Yang Disalurkan (PYD) sebesar Rp35,58 triliun (atau 6,34% dari total pembiayaan perbankan) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp30,58 triliun (atau 5,05% dari total DPK perbankan.

“Penyelenggaraan FESyar tahun 2020 ini diharapkan dapat berdampak pada kinerja ekonomi dan keuangan syariah baik secara regional maupun nasional yang dalam beberapa tahun terakhir terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan,” imbuhya.

Ditengah upaya mengatasi pandemi Covid-19, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersinergi dengan berbagai pihak bertekad untuk mendorong akselerasi pemulihan ekonomi. Salah satunya dengan melihat peluang dan potensi pengembangan ekonomi syariah yang cukup besar di Jawa maupun di Indonesia.

Peluang dan potensi tersebut berfokus pada empat diantaranya Pengembangan dan perluasan industri produk halal, pengembangan dan perluasan keuangan syariah. Lalu pengembangan dan perluasan dana sosial syariah, serta  pengembangan dan perluasan kegiatan usaha syariah.

“Kami mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dan berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai referensi ekonomi dan keuangan syariah dunia,” ungkap mantan Menteri Sosial RI ini.

Untuk dapat mewujudkan bangkit dan tumbuhnya perekonomian syariah terlebih di masa  sulit seperti saat ini maka perlu adanya dukungan, sinergi dan kerja keras semua pihak. “Kami menyadari pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di daerah tentunya tidak lepas dari dukungan dan kolaborasi berbagai instansi dan lembaga, serta koordinasi antara pusat dan daerah,” tambahnya.

Selain itu program One Pesantren One Product (OPOP) menjadi salah satu program unggulan Pemprov Jatim. Ada lebih dari 6.000 pesantren di Jawa Timur yang merupakan modal utama dalam mendorong pemberdayaan santri, pesantren, dan alumni pesantren di Jawa Timur.

Program OPOP telah dimulai sejak tahun 2019 dan berfokus pada tiga pilar pengembangan. Antara lain Pilar Santripreneur yang bertujuan untuk  menumbuhkan pemahaman dan keterampilan santri dalam menghasilkan produk unik sesuai syariah yang berorientasi  pada kemanfaatan dan keuntungan. “Target program Santripreneur yaitu mencetak 1 juta wirausaha baru dari kalangan santri dalam waktu 5 tahun,” tegasnya.

Kemudian Pilar kedua, adalah Pesantrenpreneur yang bertujuan memberdayakan koperasi pesantren agar dapat menghasilkan produk halal unggulan yang mampu diterima pasar lokal, nasional, dan internasional. “Target program Pesantrenpreneur yaitu mencetak 1.000 produk unggulan pesantren dalam waktu 5 tahun,” harapnya.

Sedangkan Pilar ketiga yaitu Sosiopreneur yang fokus pada pemberdayaan alumni pesantren yang disinergikan dengan masyarakat melalui inovasi sosial, berbasis digital teknologi, dan kreativitas secara inklusif.

Sejalan dengan upaya tersebut, Pemprov Jatim menyambut baik penyelenggaraan kegiatan yang dapat menggerakkan aktivitas usaha dan ekonomi syariah seperti FESyar Jawa 2020. “Segenap apresiasi saya sampaikan kepada Bank Indonesia yang telah mendukung pengembangan ekonomi Syariah khususnya di Jawa Timur melalui kegiatan Festival Ekonomi Syariah Regional Jawa menuju ISEF 2020 yang dengan konsep baru (virtual) ini,” tutupnya. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *