Jatim RayaPemerintahan

Gubernur Khofifah Ajak PMI Jatim Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Melalui Rencana Kontijensi

83
×

Gubernur Khofifah Ajak PMI Jatim Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Melalui Rencana Kontijensi

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – PMI pada dasarnya bekerja apabila masyarakat dan bangsa mengalami kesulitan. Untuk itu PMI selalu siap siaga ketika terjadi bencana baik banjir, gunung meletus, maupun pandemi Covid-19 yang saat ini tengah melanda Indonesia dan seluruh negara di dunia.

Hal ini disampaikan Ketua Umum PMI  H. Muhammad Jusuf Kalla saat melantik Dewan Kehormatan dan Pengurus PMI Provinsi Jawa Timur Masa Bakti 2020-2025 di Gedung Negara Grahadi Surabaya “Itu menjadi tugas kita semua, PMI, untuk membantu dengan tujuh prinsip PMI seperti kemandirian, kemanusiaan, tidak diskriminatif, dll,” katanya.

Saat ini jumlah kasus Covid-19 di Indonesia telah menembus angka 600 ribu kasus. Di tengah situasi sulit ini, ia mengajak semua pihak untuk saling membantu dan bekerja bersama-sama. “Seperti diketahui bahwa untuk mengatasi pandemi ini hanya dengan cara, pertama disiplin masyarakat dalam melakukan 3 M yakni memakai masker, jaga jarak dan juga cuci tangan. Itu adalah perilaku yang harus dilakukan oleh masyarakat sendiri disamping tugas pemerintah yakni 3 T yakni mengetes (testing), menelusuri (tracing) dan mengobati (treatment),” ungkap JK.

Menurutnya, saat ini selain memiliki tugas di bidang donor darah, PMI mempunyai tugas dalam penyediaan plasma konvalesen atau plasma darah dari mantan pasien terpapar virus Covid-19. Dimana ada 15 PMI di Indonesia yang memiliki kemampuan menyediakan plasma konvalesen tersebut, salah satunya PMI Kota Surabaya.

”Saya yakin di Surabaya ini kegiatan donor darahnya termasuk sangat baik. Apalagi selama bertahun-tahun saya di PMI, apabila ada penyerahan sertifikat penghargaan donor darah sukarela terbanyak pasti dari Jawa Timur, selalu nomor satu. Artinya adalah masyarakat Jawa Timur itu sangat mengerti dan memahami amal ibadah, malah kadang-kadang daerah lain seperti Sumatera kalau kekurangan stok darah mintanya bukan ke Jakarta tapi ke Jawa Timur,” lanjutnya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kinerja dan gerak cepat PMI Jatim dalam melakukan tugas-tugas kemanusiaan setiap terjadi bencana. Dimana SOP bagi PMI kab/kota tempat bencana, paling lambat enam jam setelah terjadi bencana relawan  PMI sudah sampai lokasi.

Untuk itu, di musim hujan saat ini, salah satu yang harus diwaspadai adalah bencana hidrometeorologi. Dalam menghadapi bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti banjir, longsor, angin puting beliung dll tersebut, Khofifah mengajak PMI memperkuat sinergi bersama-sama Pemprov Jatim dengan membuat Rencana Kontijensi untuk meminimalisir terjadinya korban dan resiko atau zero kematian.

“Warning bencana hidrometeorologi ini sampai Bulan Februari 2021 seluruh daerah di Indonesia harus siaga untuk bisa melakukan mitigasi,  antisipasi dan penanganan. Oleh karena itu, kami harap PMI Jatim bersama tim  Pemprov tidak hanya BPBD tapi juga dinas terkait seperti Dishub, PU Cipta Karya, PU Sumber Daya Air , PU Bina Marga dan Dinas Sosial kami minta bersama-sama menyusun Rencana Kontijensi sehingga jelas siapa berbuat apa, pembagian tugasnya serta bagaimana yang harus dilakukan masyarakat. Mengingat yang harus kita tangani cukup luas,” katanya.

Khofifah berharap, dengan memperkuat sinergi antara PMI dan Pemprov Jatim ini maka kejadian-kejadian baik bencana alam maupun kemanusiaan di Jatim dapat tertangani dengan baik. Terutama dalam memberikan kecepatan layanan ini menjadi bagian yang sangat penting bagi masyarakat.

Ketua Dewan Kehormatan PMI Provinsi Jawa Timur Masa Bakti 2020 – 2025 yang dilantik adalah Emil Elestianto Dardak yang juga Wakil Gubernur Jatim, serta Sekretaris Dewan Kehormatan yakni Rasiyo.

Kemudian susunan Pengurus PMI Provinsi Jatim Masa Bakti 2020 – 2025 diantaranya adalah Ketua H. Imam Utomo, Wakil Ketua H. Soebagyo SW, Ketua Bidang Organisasi Muhammad Taufiq, SH, MH, Ketua Bidang Penanggulangan Bencana Dr. Ir. R. Eddy Indrayana, Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sosial dr. H. Harsono, serta Ketua Bidang Pelayanan Darah/UDD dr. Nunik Dhamayanti, M. Kes.

Sementara itu, secara khusus kepada para Pendonor Darah Sukarela 75 Kali dari Jatim, Khofifah menyampaikan terimakasih dan apresiasinya. Para pendonor ini, lanjutnya, merupakan pahlawan kemanusiaan yang telah dengan ikhlas menyumbangkan darahnya kepada mereka yang memerlukan.

“Karena keadaan, dari total 449 orang pendonor sukarela 75 kali tidak semua bisa hadir disini, hanya diwakili lima orang, kami menyampaikan salam hormat. Tetaplah memberikan donor darah dimanapun dan kapanpun,” katanya.

Sebelumnya, Ketua PMI Provinsi Jatim Masa Bakti 2020 – 2025 H. Imam Utomo mengucapkan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan sehingga dapat kembali memimpin PMI Provinsi Jawa Timur.

“Kami seluruh pengurus dan Dewan Kehormatan adalah relawan yang siap mengabdikan diri sesuai AD/ART PMI. Dengan dukungan PMI kab/kota serta arahan Ketua Umum PMI dan Gubernur Jatim sebagai pelindung, kami siap melaksanakan tugas dengan baik dalam penanggulangan bencana, penyiapan kebutuhan darah dan tugas-tugas kemanusiaan yang lain,” katanya.

Dalam kesempatan ini turut dilakukan penyematan PIN dan penyerahan penghargaan kepada Pendonor Darah Sukarela 75 Kali secara simbolis oleh Gubernur Khofifah kepada lima orang perwakilan pendonor.

Kelima perwakilan pendonor tersebut yakni M. Soleh Herjanggi dari Perwakilan Jejaring Kab. Sidoarjo, Bambang Sutrisno dari Perwakilan Jejaring Kota Malang, Erfan Febriantoro dari Perwakilan Jejaring Kab. Jember, Melvita Setyawati dari Perwakilan Jejaring Kota Madiun, serta Himawan Estu Bagiyo dari Perwakilan Jejaring Kota Surabaya.

Secara keseluruhan, tahun ini ada 449 orang pendonor darah sukarela 75 kali dari Jatim. Dimana daerah penyumbang terbanyak yakni Surabaya 200 orang, Kab. Malang 39 orang, dan Kab. Sidoarjo 24 orang. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *