BisnisJatim Raya

Kurangi Pencemaran Lingkungan, Profesor dari UK Petra Teliti Daur Ulang Fly Ash limbah dari PLTU

2195
×

Kurangi Pencemaran Lingkungan, Profesor dari UK Petra Teliti Daur Ulang Fly Ash limbah dari PLTU

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau disingkat PLTU sangat banyak beroperasi di Indonesia. Bahan bakar utamanya adalah Batubara. Proses pembakaran batu bara ini menghasilkan limbah padat yang dikenal luas sebagai abu terbang atau fly ash.

Dosen Prodi Teknik Sipil UK Petra Prof. Antoni, S.T., M. Eng., Ph.D yang akan dikukuhkan UK Petra pada 11 Maret mendatang mengatakan jika dibuang begitu saja, dibiarkan menumpuk dan tidak diolah, limbah abu terbang atau fly ash ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan secara masif.

Sebagai gambaran, di tahun 2021 saja jumlah limbah fly ash yang dihasilkan di Indonesia berjumlah tidak kurang dari 8,7 juta ton per tahun, yang berhasil di daur ulang hanya lebih kurang 10% saja. Semula memang fly ash dikategorikan sebagai material B3, namun sesuai dengan PP nomor 22 tahun 2021, fly ash tidak lagi dikategorikan sebagai limbah berbahaya.

“Maka dari itu saya meneliti lebih jauh bagaimana caranya mendaur-ulang Fly Ash ini agar bisa menjadi bahan baku beton yang berkualitas dengan mengurangi bahan semennya.”, rinci,” katanya.

Dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Teknik Sipil di UK Petra, Antoni berorasi tentang “Potensi Abu Terbang Sebagai Material Sementisius dalam Pembuatan Beton Rendah Semen. Kepala Laboratorium Beton dan Konstruksi UK Petra tersebut ingin menekankan bahwa jika ingin memanfaatkan Fly Ash khususnya dari PLTU maka perlu juga memahami dengan baik kualitasnya.

“Sebagai limbah, tidak semua Fly Ash memiliki kualitas yang baik dan seragam. Maka dari itu Fly Ash itu perlu melalui berbagai tahap evaluasi terlebih dahulu. Dan jika sudah bisa memanfaatkannya dengan maksimal maka produksi beton di Indonesia bisa dilakukan secara massal,” tambah lulusan Doktor dari Hokkaido University, Jepang itu.

Selama ini fly ash sudah mulai dimanfaatkan dalam pembuatan beton di Indonesia, namun umumnya hanya dengan kadar rendah, antara untuk menggantikan semen sebesar 20-30% saja. Padahal, menurut Antoni, kadar penggunaannya ini masih bisa di tingkatkan kembali, bahkan hingga 100%.

“Agar kualitas beton dapat dijaga tetap bagus, kualitas fly ash yang digunakan perlu melalui proses quality control. Dalam penelitian, kami mengembangkan metode quality control mutu fly ash yang dapat dilakukan dengan cepat, yang kami sebut dengan Rapid Indicator,” ungkapnya yang sudah menghasilkan delapan buku itu.

Menurut dosen yang pernah meraih Best Paper di Konferensi Internasional di Singapore mengatakan Limbah abu terbang menjadi masalah lingkungan yang nyata. Pemanfaatan limbah abu terbang yang baik secara konsisten akan mengurangi masalah lingkungan, sekaligus mengurangi penggunaan semen, yang dimana proses produksinya juga menghasilkan gas karbon dioksida yang meningkatkan efek rumah kaca.

“Pemanfaatan semen yang efisien dan efektif, disertai dengan pemanfaatan limbah abu terbang sebagai material pengganti sebagian semen, mampu menghasilkan mutu beton yang baik dan tahan lama serta mempunya nilai ekonomis tinggi,” tambah Antoni yang telah memiliki 3 paten granted.

Lebih rinci dijelaskan bahwa Fly Ash ini sendiri merupakan limbah dari proses pembakaran dari PLTU, maka kualitasnya juga bervariasi terhadap waktu. Hal ini disebabkan adanya perbedaan sumber batubara, temperatur pembakaran batubara, dan variabel lainnya. Biasanya beton yang menggunakan Fly Ash ini akan berwarna agak kecoklatan dan terjadi peningkatan mutu pada umur lanjut.

Pengukuhan Prof. Antoni, S.T., M. Eng., Ph.D., berdasarkan SK Mendikbudristek Nomor : 71062/MPK.A/KP.05.01/2021 akan dilakukan secara hybrid pada hari Jumat (11/03/2022) mulai pukul 09.00 WIB yang diikuti oleh YPTK Petra, anggota senat, dan perwakilan LLDIKTI Wilayah VII. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *