Jatim RayaPemerintahan

Gubernur Khofifah: Jembatan Pelangi Perkuat Akses Menuju Kawasan Wisata ‘Seribu Pantai’ di Malang Selatan

109
×

Gubernur Khofifah: Jembatan Pelangi Perkuat Akses Menuju Kawasan Wisata ‘Seribu Pantai’ di Malang Selatan

Sebarkan artikel ini

KAB. MALANG (Suarapubliknews) – Eksotika seribu pantai di Malang Selatan dipastikan akan semakin mudah terakses melalui Jembatan Pelangi yang siang ini, Kamis (7/4/2022), diresmikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Jembatan Pelangi yang berlokasi di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kab. Malang ini sengaja dibangun guna menjadi akses yang lebih mudah, lebih kokoh, bagi masyarakat yang ingin berwisata ke berbagai destinasi wisata di kawasan Malang Selatan.

Gubernur Khofifah mengatakan, Jembatan Pelangi yang memiliki panjang 120 meter dengan lebar mencapai 7 meter ini diharapkan mampu mendongkrak kesejahteraan warga masyarakat di Kabupaten Malang bagian selatan. Terlebih, per tahun 2021, Kabupaten Malang telah terbebas dari desa tertinggal. Sehingga, infrastruktur yang terkoneksi satu sama lain menjadi hal vital dalam upaya menjadikan masyarakat Malang Selatan lebih maju dan  sejahtera. “Peningkatan kesejahteraan masyarakat di Malang bagian selatan akan terdorong tumbuh lebih cepat dan produktif dengan  seleseinya jembatan ini,” ungkapnya

Gubernur Khofifah menyebut, Kementerian PUPR telah menetapkan bahwa jalan di Gondanglegi – Bantur  melalui desa Srigonco  ini paling potensial untuk dibangun koneksi dari Kota Malang ke Jalur Lintas Selatan (JLS). Sehingga kehadirannya, diproyeksikan akan mempermudah akses jalan menuju kawasan wisata di Malang Selatan. “Maka jalur dari Gondanglegi ke sini (Srigonco) akan dijadikan jalan nasional. Sehingga jika percepatan pembebasan lahan sudah bisa dilakukan oleh Pemkab Malang  tahun ini, akan mempercepat  keputusan final di Kementerian PUPR untuk jadi jalan nasional,” jelasnya

Menurut target, jalan ini juga akan terhubung dengan  JLS dengan fasilitas pendukung lainnya. Hal ini tentu menjadi kabar gembira karena akan kian menghubungkan kawasan Malang Selatan dengan sentra-sentra pendidikan, ekonomi dan sentra kemajuan lainnya. “Insyaallah di tahun 2023 berdasarkan informasi BBJPN, akan terkoneksi ke JLS,” imbuhnya

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah juga menyebutkan bahwa dirinya  menginginkan dengan  kehadiran konektivitas infrastruktur yang memadai akan bisa mengembangkan dan memajukan suatu daerah. “Koneksitas akan terus kita ikhtiarkan sehingga akan  tumbuh kembang kultur masyarakat yang baik dan produktif,”  ujarnya

Untuk diketahui, usulan nama Jembatan Pelangi yang dibangun dalam kurun waktu empat tahun ini merupakan ide yang muncul untuk menghilangkan kesan mengerikan nama sebelumnya. Nama Pelangi untuk Jembatan ini diambil dari tampilan jembatan yang saat ini telah dicat warna-warni layaknya Pelangi pada bagian kiri kanannnya. Serta jika di malam hari, akan ada lampu yang menyala dengan cantiknya. “Dulu namanya serem sekali “jurang mayat”. Nah ini harus kita bangun optimisme dan positivisme. Jangan memberikan nama yang menjadikan kita bad mood kalau menyebutnya. Pelangi ini identik dengan keindahan, maka mood kita akan baik pula,” kata Gubernur Khofifah.

Usai meninjau kondisi Jembatan Pelangi, Gubernur Khofifah didampingi Bupati Malang, Wakil Bupati Malang, Sekda Kab. Malang, Kabag TU BBJPN Jawa-Bali juga meninjau kawasan JLS seksi 9 dan 10. Pada ujung kedua seksi tersebut, terdapat lokasi paralayang Batu Waung yang sempat menjadi lokasi penyelenggaraan kompetisi paralayang internasional. Gubernur Khofifah juga berkesempatan menyaksikan langsung keindahan pantai dari atas bukit serta praktik paralayang oleh para pengelola wisata setempat. “Semoga apa yang sedang kita upayakan bersama bisa segera terwujud, sehingga Jawa Timur bisa menjadi lokasi diselenggarakannya event internasional paralayang,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Malang Sanusi mengharapkan jembatan pelangi ini bisa membawa keberkahan bagi masyarakat yang ingin melakukan wisata di kawasan Malang Selatan. Kehadiran Jembatan Pelangi ini, diyakini akan memberikan dampak perekonomian masyarakat Malang Selatan yang selama ini tingkat kemiskinan masih tinggi. Oleh karenanya, koneksitas antara Malang Raya dan Malang Selatan bisa mempercepat dan mendukung arus informasi serta ekonomi bagi masyarakatnya.

“Jika nanti semua terkoneksi akan memberikan dampak terhadap perekonomian dan membuka akses antara Malang Raya dan Malang Selatan. Terlebih ada banyak lokasi wisata yang tebentang sepanjang 130km di kawasan JLS. Ini akan jadi optimisme kita bersama untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, Kadis PU Malang Romdhoni melaporkan, perjalanan pembangunan ini dibangun di tahun 2017 yang diawali dengan membuka jalan baru kurang lebih sepanjang 1 Km. Proses pembangunan dilanjutkan pada tahun kedua yang membangun pondasi sebelah selatan dan sebelahnya. Memasuki sekitar tahun 2020 pembangunan dilanjutkan dengan menanamkan kerangka baja dan pekerjaan beton bisa diselesaiakan.

Total anggaran untuk pembangunan Jembatan ini khususnya Fisik sebesar Rp. 24.7 milliar dan untuk lahan pembebasan warga menggunakan sistem pinjam kepada lahan miliki perhutani di sisi selatan. “Kalau jalan ini terselesaiakan jarak tempuh tidak sampai 1 jam yang selama ini menempuh jarak 2 jam dari Kepanjen,” tutupnya. (Q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *