TRENGGALEK (Suarapubliknews) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung dampak bencana longsor yang terjadi di Desa Sumurup, Dusun Pule, Kecamatan Bendungan, Kab. Trenggalek, Minggu (23/10).
Bersama Bupati Trenggalek Moh Arifin dan Kalaksa BPBD Prov Jatim, Gubernur Khofifah meninjau dan bersapa dengan masyarakat yang berada di lokasi posko pengungsian hingga posko kesehatan yang berada di Rumah Kepala Dusun Pule.
Berdasarkan data yang ada, bencana longsor di Desa Sumurup yang terjadi pada 18 Oktober pada pukul 05.30 pagi lalu, berdampak pada 51 KK dengan total sekitar 127 warga. Sedangkan rumah warga yang terdampak sebanyak 4 rumah, dihuni oleh 5 KK dengan jumlah anggota keluarga 16 orang.
Usai peninjauan, Gubernur Khofifah menyampaikan, bahwa pihaknya akan menyiapkan lahan milik Dinas Perkebunan Prov. Jatim yang bisa digunakan untuk tempat relokasi permanen bagi masyarakat terdampak. Dengan demikian, akan bisa memberikan hunian yang lebih aman dan terlindungi bagi masyarakat.
Dimana, untuk pembangunan huniannya akan menggunakan anggaran BTT dengan nilai rumah senilai masing-masing Rp. 50juta. Sebagai informasi, lahan milik Dinas Perkebunan Prov. Jatim yang terletak di Desa Sumurup, Kec. Bendungan Kab. Trenggalek total luasnya mencapai 7.315m²
“Nantinya akan dibangun hunian bagi warga terdampak sekitar area longsor sekaligus kandang komunal bagi hewan ternak di sekitar area baru tersebut. Kami akan gunakan anggaran BTT sebagai dana pembangunan hunian dengan biaya tiap rumah senilai Rp. 50juta,” ungkapnya.
Gubernur Khofifah bersama Bupati Trenggalek juga meninjau langsung lokasi lahan yang akan digunakan untuk relokasi warga terdampak. Hal ini menindaklanjuti hasil komunikasi dengan Bupati Trenggalek bahwa masyarakat di area lokasi longsor sudah berkenan untuk direlokasi. “Jadi memang titik-titik hunian masyarakat yang rentan terdampak longsor maupun tanah retak harus kita carikan solusi secara lebih konkrit,” lanjutnya.
Usai memastikan keamanan lahannya, Gubernur Khofifah berkesempatan menyampaikan kepada warga di sekitar perkebunan yang sudah menempati area tersebut untuk bersedia menerima warga terdampak longsor yang sudah bersedia di relokasi.
“Saya bersama Pak Bupati memohon izin kepada bapak ibu disini agar bersedia mendapatkan saudara baru warga yang terdampak longsor sejumlah 31 KK. Semoga saudara kita nanti yang tinggal disini terhindar dari longsor ketika musim hujan tiba. Sehingga setiap hujan hatinya ayem, tenang dan tidak perlu khawatir lagi ada longsor,” tegasnya.
Tidak sampai disitu, Gubernur Khofifah juga memastikan bahwa proses hibah tanah yang akan difungsikan sebagai lahan relokasi akan berlangsung cepat. “Karena ini (hibah tanah) dari Pemprov ke Pemkab bisa langsung. Kalau hibahnya ke luar lembaga selain Pemkab baru prosesnya cukup panjang,” katanya.
Selain itu, Gubernur Khofifah kembali menghimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana. Apalagi, dari bulan Oktober – Januari 2023 berdasarkan prediksi BMKG akan terjadi cuaca ekstrem bersamaan dengan hidrometrologi membuat besar kemungkinan intensitas hujan sangat tinggi.
“Masyarakat harus terus waspada, karena dari bulan Oktober – Januari 2023 BMKG memprediksi akan terjadi cuaca ekstrem bersamaan dengan hidrometrologi membuat besar kemungkinan intensitas hujan sangat tinggi,” imbaunya.
Sementara itu, Bupati Trenggalek Moh. Arifin menyampaikan bahwa dirinya bersama Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) tengah membuat sabuk air diatas lokasi longsor sebagai langkah mitigasi awal. “Sabuk air difungsikan agar air yang mengalir dari atas tidak masuk ke celah-celah retaan yang bisa memicu longsor susulan,” ucap Cak Ipin.
Selain itu, dirinya juga mengatakan bahwa lokasi relokasi yang terpilih dimaksudkan agar warga yang direlokasi tidak terputus silaturahminya dengan warga ditempat tinggalnya dahulu. “Sehingga kita memilih lokasi yang dekat dengan lokasi saat ini tetapi yang lebih yang aman. Terima kasih Ibu Gubernur sudah kerso meninjau lokasi longsor sekaligus lokasi relokasinya,” tandasnya.
Sementara itu, di lokasi kejadian, Misini (59) salah satu warga terdampak menceritakan bahwa dirinya tidak menduga akan terjadi tanah longsor di tempat tinggalnya. Sebab, Selasa (18/10) dini hari hujan lebat mengguyur tanpa ada pertanda longsor.
Ia juga mengatakan bahwa dirinya bersama beberapa orang lain mengungsi di rumah sanak saudara yang masih berdekatan. “Saya sangat berharap dengan kehadiran Ibu Gubernur bisa memberikan tempat tinggal bagi kami kedepannya,” harapnya.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah melalui Baznas Jatim juga memberikan bantuan revitalisasi rumah warga terdampak tanah longsor. Bantuan perbaikan rumah sebesar Rp 15 juta diberikan secara simbolis kepada warga terdampak.
Selain itu, Gubernur Khofifah juga menyerahkan bantuan berupa 400 paket sembako. Serta, beras 500 kg, Mie Instan 30 karton, terpal 20 pcs, slimut 50 pcs dan paket sandang sebanyak 50 paket. (Q cox)