SURABAYA (Suarapubliknews) – Parade Surabaya Juang yang berlangsung di Kota Pahlawan turut dimeriahkan oleh kehadiran artis cantik ibu kota, Olivia Zalianty, Minggu (6/11/2022). Dia tampil memukau di sela teatrikal Perang 10 November 1945 yang berlangsung di Jalan Pahlawan.
Teatrikal ini disuguhkan sebelum Parade Surabaya Juang diberangkatkan. Saat itu, puisi yang dibacakan Olivia Zalianty sukses menggetarkan hati seluruh masyarakat yang hadir di kawasan Jalan Pahlawan. Dengan suaranya yang lantang, dia mampu membuat suasana Jalan Pahlawan yang sebelumnya riuh menjadi senyap.
Seluruh penonton tampak diam tatkala mendengar setiap bait-bait puisi yang dibawakan perempuan kelahiran Jakarta, 18 Oktober 1981 ini. Tak hanya itu, puisi yang bercerita tentang perjuangan rakyat Surabaya dalam membendung gempuran pasukan sekutu ini juga membikin terkesima Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya.
“Dulu Arek-arek Suroboyo, tak ingin menyetrika Amerika, melinggis Inggris, menggada Belanda, murka pada Gurka. Mereka hanya tak suka kezaliman yang angkuh, merajalela, mengotori persada, mereka harus melawan, meski nyawa yang menjadi taruhan karena mereka memang pahlawan,” kata Olivia Zalianty dengan lantang membacakan puisi karya KH Mustofa Bisri (Gus Mus).
Suasana tampak haru ketika sejumlah veteran mulai berjalan memasuki area teatrikal Perang 10 November 1945. Saat itu, para veteran memasuki area teatrikal dengan membawa foto para Pahlawan Nasional dengan iringan lagu “Seraut Wajah” yang dibawakan artis Pritta Kartika.
Teatrikal Perang 10 November ini dimainkan oleh sejumlah komunitas sejarah. Seperti di antaranya, Komunitas Roode Brug Soerabaia, Reenactor Indonesia dan Pecinta Sejarah dari Sumatera, Kalimantan, Bali, Malang, Pasuruan, Kediri, Magelang, Yogyakarta, Jakarta dan Bandung.
Setelah mengikuti serangkaian Parade Surabaya Juang, Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, bahwa pada 10 November 1945, para pahlawan sudah mengajarkan kepada semuanya untuk berjuang dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan tanpa melihat suku, ras, dan agama.
Oleh karena itu, Wali Kota Eri berharap, Surabaya dengan budaya “Arek” nya, dapat merebut kemerdekaan dari kemiskinan, kebodohan, dan pengangguran. Ia meyakini, hal itu bisa diwujudkan kalau pemerintah dengan masyarakat berjuang bersama-sama.
“Kalau kita berjuang bersama, pasti bisa merebut kemerdekaan itu, jangan berjuang hanya di satu sisi. Jadi sebenarnya, inti acara hari ini adalah kita ingin mengembalikan semangat kepahlawanan di hari kita semuanya. Itulah hikmah dan filosofi acara hari ini,” kata Wali Kota Eri.
Oleh sebabnya, Wali Kota Eri juga berharap, semangat kepahlawanan itu bisa terus membara di hati arek-arek Surabaya. Bahkan, ia juga mengajak masyarakat untuk menjadikan Surabaya sebagai kota yang baldatun toyyibatun warabbun ghafur. “Kita harus terus kobarkan semangat kepahlawanan itu di hati arek-arek Suroboyo,” tegasnya.
Sebagai diketahui, Parade Surabaya Juang tahun 2022 ini mengambil rute mulai dari Jalan Pahlawan, Jalan Kramat Gantung, Jalan Gemblongan dan Jalan Tunjungan. Kemudian berlanjut ke Jalan Gubernur Suryo, Jalan Yos Sudarso, Jalan Jaksa Agung Suprapto, dan berakhir di Balai Kota Surabaya.
Pada tahun 2022 ini, Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji menunggangi kuda bersama Forkopimda Surabaya. Hal ini membuat berbeda dari gelaran Parade Surabaya Juang pada dua tahun sebelumnya yang menaiki kendaraan tempur Anoa.
Dalam momen itu, Wali Kota Eri memimpin Pasukan Berkuda bersama Forkopimda Surabaya pada parade barisan ketiga sembari menyapa masyarakat. Sementara pada barisan pertama dan kedua, diisi kendaraan tempur Anoa serta Paskibraka Surabaya. Setidaknya, ada sebanyak 3.500 peserta yang terlibat dalam Parade Surabaya Juang Tahun 2022. (q cox)