Jatim RayaPemerintahan

Gubernur Khofifah Usulkan Opsi Relokasi  Huntap di Atas Lahan PTPN XII Bagi Warga Terdampak Banjir di Banyuwangi

956
×

Gubernur Khofifah Usulkan Opsi Relokasi  Huntap di Atas Lahan PTPN XII Bagi Warga Terdampak Banjir di Banyuwangi

Sebarkan artikel ini

BANYUWANGI (Suarapubliknews) – Upaya penanganan dampak banjir bandang di wilayah Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi mendapat perhatian serius Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Mulai dari kebutuhan logistik dapur umum hingga solusi jangka panjang berupa relokasi hunian tetap (Huntap) telah dikordinasikan oleh Gubernur Khofifah kepada PTPN XII untuk mendapatkan lahan relokasi huntap mengingat sebanyak 32 rumah warga hanyut saat terjadi banjir bandang.

Di Kantor Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Gubernur Khofifah didampingi Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah menyerahkan langsung bantuan kepada warga terdampak banjir di posko tanggap darurat (posko bantuan dan dapur umum), Rabu, (9/11).

Posko tanggap darurat ini telah didirikan Pemkab Banyuwangi untuk memenuhi seluruh kebutuhan logistik warga terdampak akibat banjir sejak, Kamis (3/11) lalu. “Dapur umum ini dibuat untuk memenuhi makanan siap saji mulai tanggal 4 hingga 10 November 2022 dengan kapasitas produksi 4.500 bungkus per hari,” katanya

Distribusi bantuan Gubernur Khofifah tersebut berupa paket sembako meliputi beras 500 kg, mie instan 5 karton, minyak goreng 5 karton, paket sandang 30 paket, terpal 20 lembar, selimut 2 Koli, kompor gas 5 unit, pembalut 3 karton, popok bayi 4 karton, handuk 1 karton, shampo 3 karton, pasta gigi 3 karton, sikat gigi 3 karton, sabun mandi batang 1 karton, detergen 3 karton, sabun cuci piring 2 karton, tandon 1.200 Liter dua unit, jerigen 36 pcs, 10 unit mck portabel, peralatan masak, pakaian dan perlengkapan sekolah.

Setelah memberikan bantuan di posko tanggap darurat, Gubernur Khofifah juga meninjau rumah warga yang rusak  serta yang hanyut akibat banjir bandang di Desa Kalibaru Wetan. Untuk desa Kalibaru Wetan, tercatat sebanyak 160 KK terkena dampak banjir. Ada puluhan rumah di desa setempat mengalami rusak parah akibat diterjang banjir. Sebanyak 32 rumah hanyut, 26 rusak sedang, 16 rusak ringan.

“Selain itu, barang berharga milik warga ikut hanyut diantaranya, 4 sepeda motor, 3 mobil, 3 ekor sapi, 44 ekor kambing. Lalu, ada jembatan penghubung juga putus, yakni Jembatan ambrol JL Joyosukarto RT 3 RW 13 Krajan dan  Jembatan Penghubung antar RW Ambrol Tegalpakis RT 2 RW 4,” jelasnya.

Salah satu opsi untuk solusi jangka panjang yang disiapkan ialah relokasi warga terdampak banjir. Sebab, sejak bencana banjir, warga Kalibaru wetan lebih memilih tinggal di rumah tetangga dan saudara ketimbang di posko tanggap darurat. “Opsinya relokasi huntap untuk warga terdampak Kalibaru Wetan karena ada 32 rumah hanyut kena arus air termasuk ada material juga,” tuturnya.

Rencana relokasi di lahan PTPN XII ketika Gubernur Khofifah berkomunikasi dengan Bupati Banyuwangi. Dikatakan, Pemkab Banyuwangi meminta fasilitasi ke PTPN 12. Kemudian, Khofifah  berkomunikasi dengan Dirut PT Sinergi Gula Nusantara (SGN). Dirut SGN mengarahkan untuk ke berkoordinasi dengan Dirut PTPN 12. Hasilnya, tim PTPN sudah diterjunkan dan sekarang hadir disini.

“Rencana relokasi warga kemungkinan ada di sini. Saya senang melihat lokasinya karena bersambung dengan kampung warga  sehingga tidak tercerabut dari akar sosial budaya masyarakat yang sudah hidup bergenerasi di sini,” ungkapnya

Sejauh ini, proses persiapan lahan relokasi huntap bagi warga masih dalam pembahasan. “Kita akan segera menyelesaikan proses administrasi dengan PTPN 12. Sekarang kita akan kordinasi teknis administratif kepada PTPN 12,” tegasnya.

Sedangkan untuk anggaran Gubernur Khofifah mengaku, Pemprov Jatim siap membantu anggaran melalui Bantuan Tidak Terduga (BTT) senilai Rp 50 juta sama seperti yang dilakukan untuk kabupaten lain yang sedang mengajukan BTT untuk  Huntap.

“Intinya, opsi relokasi memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat untuk memiliki hunian tetap (huntap). Sebab, masyarakat juga harus mengetahui bahwa mereka mendapat ganti rumah. Kalau mereka tau lokasinya di sini maka mereka akan bahagia,” terangnya.

Seperti diketahui, banjir di Kecamatan Kalibaru terjadi setelah wilayah tersebut diguyur hujan lebat selama 4,5 jam pada Kamis (03/11/2022). Hujan mulai mengguyur wilayah tersebut pada pukul 16.30 dan terus berlangsung hingga pukul 21.00 WIB.

Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Kalibaru, membuat air Sungai Yas meluap. Luapan Sungai Yas mengakibatkan 5 desa di wilayah Kecamatan Kalibaru mengalami banjir.

Lima desa tersebut diantaranya Desa Banyuanyar, Kalibaru Manis, Kalibaru Wetan, Kalibaru Kulon dan Desa Kajarharjo. “Dari 5 desa, ada 1 desa yang mengalami kerusakan paling parah, yakni desa Kalibaru wetan,” ujarnya

Beberapa rumah hanyut, jembatan terputus dan beberapa material lain milik warga ikut hanyut. “Ketika intensitas hujan tinggi, saluran sungai tidak cukup menampung daya tampung air hujan sehingga terjadi banjir bandang yang berdampak pada hanyutnya lebih tiga puluh rumah,” tuturnya. (Q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *