SURABAYA (Suarapubliknews) – Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kebudayaan perlu menjadi prioritas. Kebudayaan juga perlu dilihat dengan pemahaman yang lebih makro, tidak berhenti pada sekedar aktivitas kesenian.
Hal tersebut disampaikan Analis Kebijakan Ahli Utama Pemerintahan Provinsi Jawa Timur, Sinarto yang sebelumnya mengemban amanah sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur, Selasa (6/12).
Sinarto mengutarakan hal tersebut dalam acara Pisah Sambut Kepala Disbudpar Jatim di kantor Disbudpar Jatim. Saat ini, Kepala Disbudpar Jatim dijabat oleh Hudiyono yang dilantik pada tanggal 20 November 2022 lalu.
“Jika dilihat secara makro, kebudayaan adalah sumber inspirasi nilai-nilai kehidupan bersosial sehingga mempunyai sisi strategis dalam pembangunan di Jatim. Banyak kebudayaan-kebudayaan di Jatim yang perlu diperkenalkan kepada global. Memang tidak mudah, tapi perlu mendapatkan pendampingan dengan baik, secara material maupun nonmaterial,” katanya.
Sementara Hudiyono menerangkan bahwa dirinya akan melanjutkan tongkat estafet sebagai Kepala Disbudpar Jatim. “Saya mendapatkan ilmu dan pengalaman yang banyak dan luar biasa dari Pak Sinarto. Tentu amanah ini adalah sesuatu yang baik dan luhur, harus dipertahankan,” tegasnya.
Kepada seluruh pegawai Disbudpar Jatim, Hudiyono menyampaikan harapan untuk bisa bersinergi dan berkolaborasi membangun kebudayaan dan pariwisata di Jatim. “Ini merupakan rumah yang besar, ada amanat yang mulia di dalamnya. Negara membutuhkan dinas ini. Pak Sinarto sudah membuat jalannya. Tinggal taruhannya ada di pundak teman-teman semua. Kuncinya harus inisiatif, kolaboratif, dan inovatif,” lanjutnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo; Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek; Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Madiun; Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Blitar; serta perwakilan Dinas Pariwisata Kota Batu. (Q cox, tama dini)
