JAKARTA (Suarapubliknews) ~ Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri acara peluncuran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 di Djakarta Theater, Kamis (15/6). Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa Jawa Timur siap mendukung dan melaksanakan arahan presiden untuk mempedomani RPJPN.
“Kami siap melaksanakan dan mendukung arahan-arahan yang disampaikan Bapak Presiden pada peluncuran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN tahun 2025-2045 untuk mewujudkan Indonesia emas di tahun 2045,” katanya saat ditemui usai menghadiri peluncuran RPJPN 2025-2045.
Gubernur Khofifah mengatakan dalam mewujudkan cita-cita Indonesia emas di 2045, Jawa Timur akan melakukan berbagai upaya seperti peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi fisik, skill, karakter, produktif, disiplin, dan fokus pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Peningkatan kualitas SDM adalah langkah awal yang harus dimiliki setiap komponen bangsa, termasuk di Jawa Timur kami terus berupaya meningkatkan indeks pembangunan manusia,” katanya.
Gubernur Khofifah menyebutkan langkah-langkah tersebut harus dilakukan untuk menjemput cita-cita Indonesia emas yang salah satu tantangannya adalah menyambut bonus demografi dengan kualitas SDM yang handal.
Ditambahkan, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Indonesia emas tiga hal pokok yang harus menjadi acuan adalah stabilitas bangsa yang terjaga, adanya keberlanjutan dan kesinambungan dan peningkatan kualitas SDM. Lebih lanjut Ia menjelaskan stabilitas bangsa yang terus terjaga dapat diwujudkan jika ada kerukunan, persatuan dan persaudaraan diantara seluruh warga bangsa.
Hal tersebut, juga telah sering digaungkan di banyak kesempatan bahwa multikultur di Indonesia adalah bagian dari kekayaan dan kekuatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus terus dijaga dengan cara terus membumikan pentingnya harmoni.
“Bagaimana membangun harmonisasi antar suku antar budaya antar tradisi antar agama antar daerah tapi kalau tidak dipupuk, maka sangat mungkin, kalau di dalam proses menanam kalau disiram dia tumbuh subur kalau tidak disiram dia bisa kering bahkan dia juga bisa mati,” jelasnya.
Sementara terkait keberlanjutan dan kesinambungan, Gubernur Khofifah menilai pentingnya pemimpin bangsa yang mampu melihat visi masa depan bangsa Indonesia. Sehingga keberlanjutan dari program-program pemerintah yang telah menunjukkan hasil positif dapat diteruskan tidak mulai dari nol.
“Kalau memiliki cita-cita yang sama, maka akan ada kesamaan semangat untuk terus berupaya mewujudkan cita-cita tersebut, kalau kata pak Jokowi tadi ‘kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet bukan meteran pom bensin’ yang harus dimulai dari nol,” ujarnya.
Sementara itu Presiden RI Joko Widodo menyampaikan bahwa bonus demografi yang akan terjadi puncaknya pada sekitar tahun 2030an dapat menjadi peluang tetapi di satu sisi bisa menjadi bencana ketika tidak dapat mengelolanya dengan baik. Selain itu, cita-cita Indonesia emas di 2045 tidak dapat terwujud secara otomatis tanpa ada ikhtiar bersama.
“Indonesia emas tidak bisa hadir otomatis tetapi sekali lagi butuh direncanakan dengan baik butuh fokus yang sama butuh panduan butuh haluan sehingga saya harap RPJPN yang diluncurkan dapat menjadi pedoman kita bersama,” katanya.
Tak hanya itu, orang nomor satu di Indonesia itu juga menekankan untuk mewujudkan Indonesia emas tidak memerlukan diksi yang absurd tetapi harus konkret dan detail. Menurutnya peluang dan tantangan yang ada harus dijawab dengan bekal rencana, visi, dan strategi besar yang taktis, serta keberanian dalam mengambil tindakan atau eksekusi.
“Bagaimanapun baiknya perencanaan akan sia-sia jika tidak dibarengi dengan kemampuan eksekusi yang baik, oleh sebab itu untuk mencapai Indonesia emas 2045 sangat dibutuhkan smart execution dan smart leadership oleh strong leadership yang berani dan pandai mencari solusi dan yang punya nyali,” pungkasnya. (q cok, tama dini)