BisnisPeristiwa

OJK : Sektor Jasa Keuangan Jawa Timur Terjaga Stabil Di Tengah Divergensi Perekonomian Global

57
×

OJK : Sektor Jasa Keuangan Jawa Timur Terjaga Stabil Di Tengah Divergensi Perekonomian Global

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Otoritas Jasa Keuangan Regional 4 Jawa Timur (OJK KR 4) menilai kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di Jawa Timur sampai dengan posisi Mei 2023 tetap terjaga stabil dengan permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai serta kinerja intermediasi yang meningkat di tengah masih tingginya ketidakpastian pada perekonomian dan pasar keuangan global.

Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur Giri Tribroto mengatakan kinerja perekonomian Jawa Timur terpantau positif dengan tekanan inflasi yang semakin mereda (Juni 4,59 persen yoy, turun dari Mei 2023 sebesar 5,02 persen). Selain itu, perkembangan IJK di Jawa Timur menunjukkan tren positif di tiga sektor yang diawasi oleh OJK yaitu Perbankan, Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB).

Kredit perbankan pada posisi Mei 2023 tumbuh 6,71 persen (yoy) menjadi sebesar Rp547 triliun didorong pertumbuhan kredit investasi sebesar 8,78 persen. Sementara itu, di tengah pengetatan likuiditas global, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) melambat menjadi sebesar 3,21 persen (yoy) atau menjadi sebesar Rp716 triliun sehingga LDR/FDR pada posisi Mei 2023 meningkat menjadi 76,45 persen.

Kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 1,42 persen dan NPL gross sebesar 3,72 persen. Kredit restrukturisasi Covid-19 kembali mencatatkan penurunan menjadi sebesar Rp33 triliun dengan jumlah nasabah menurun menjadi 180.205 nasabah.

Likuiditas industri perbankan posisi Mei 2023 dalam level yang memadai, tercermin pada Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 147,78 persen dan 30,00 persen masih berada di atas ketentuan yang masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen. Sementara itu, permodalan perbankan di Jawa Timur terjaga di level yang solid dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 29,77 persen.

Selanjutnya, OJK terus menjaga ketahanan perbankan terhadap tekanan kondisi makro ekonomi, geopolitik, cyber-attack termasuk penguatan digital maturity & digital resiliency. Selain itu OJK meminta perbankan secara terus menerus memperkuat tata kelola, manajemen assets & liabilities serta anti-fraud system.

Di tengah pasar keuangan global yang bergerak mixed, kinerja Pasar Modal di Jawa Timur posisi Mei 2023 masih memiliki potensi untuk mengalami peningkatan. Jumlah investor saham menjadi 631.797 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 22,02 persen (yoy), investor SBN menjadi 122.400 SID atau tumbuh 28,70 persen (yoy), dan investor reksadana menjadi 1.371.193 SID atau tumbuh 26,00 persen (yoy).

Pada bulan Mei 2023 nilai transaksi saham sebesar Rp23.906 miliar atau menurun 6,89 persen (yoy) dan jumlah kepemilikan saham sebesar Rp88.694 miliar atau menurun 7,09 persen (yoy). Sementara untuk transaksi reksadana menjadi sebesar Rp532 miliar atau menurun 31,52 persen namun jumlah nasabah mengalami peningkatan.

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM hingga Mei 2023, di Jawa Timur telah terdapat 1 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK, 24 UMKM Penerbit, 7.749 Investor dengan jumlah penghimpunan dana mencapai Rp34 miliar.

Pada sektor IKNB, akumulasi pendapatan premi sektor asuransi jiwa dan asuransi umum di Jawa Timur selama periode Januari sampai dengan Maret 2023 mencapai Rp3.890 miliar atau menurun 12,15 persen untuk asuransi jiwa dan Rp1.102 miliar atau menurun 3,44 persen untuk asuransi umum secara yoy.

Total aset dana pensiun di Jawa Timur posisi Mei 2023 mencapai Rp4.185 miliar atau tumbuh sebesar 12,44 persen (yoy). Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan investasi sehingga posisi Mei 2023 tercatat sebesar Rp4.088 miliar atau meningkat 13,42 persen (yoy).Nilai outstanding piutang perusahaan pembiayaan di Jawa Timur posisi Mei 2023 mencapai Rp41.048 miliar atau tumbuh sebesar 9,41 persen (yoy). Profil risiko Perusahaan Pembiayaan masih terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) gross sebesar 3,21 persen.

Total aset industri penjaminan di Jawa Timur posisi Mei 2023 mencapai Rp522 miliar atau tumbuh 32,48 persen (yoy) yang diikuti juga peningkatan nilai penjaminan sehingga menjadi sebesar Rp7.073 miliar atau tumbuh 13,15 persen secara yoy dengan gearing ratio sebesar 32,26 kali.

Kinerja fintech peer to peer (P2P) lending di Jawa Timur posisi Mei 2023 tumbuh menjadi sebesar Rp6.332 miliar atau tumbuh 26,87 persen secara yoy. Sementara itu, tingkat risiko kredit secara agregat (TWP-90) sebesar 3,53 persen. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *