NasionalPeristiwa

Dapat Pengakuan Korea, Visinema Siap Dorong Film Indonesia Bersaing dengan Hollywood

188
×

Dapat Pengakuan Korea, Visinema Siap Dorong Film Indonesia Bersaing dengan Hollywood

Sebarkan artikel ini

JAKARTA (Suarapubliknews) ~ Berbagai sineas dan Visinema hari ini berbagi strategi untuk dorong perfilman Indonesia jadi kelas dunia, bisa bersaing dengan Korea dan Hollywood sekalipun. Strategi tersebut termasuk peningkatan kualitas film, dan juga ekspansi di luar produksi film seperti distribusi dan pengembangan Intellectual Property (IP).

Hal ini diungkapkan menyusul pengumuman resmi dari film Busan International Film Festival (BIFF) 2023, dimana dua produksi film panjang Visinema akan diputar perdana di BIFF 2023; yaitu “24 Jam Bersama Gaspar”, produksi bersama KawanKawan Media dan “Ali Topan”, produksi bersama Kebon Studio.

Visinema adalah satu-satunya production house Indonesia dimana dua produksi filmnya diputar di BIFF 2023. Selain itu, film Ziarah yang sedang diputar di Bioskop Online, juga diputar dalam program khusus di BIFF.

Founder dan CEO Visinema Angga Sasongko, menyatakan Ia yakin potensi industri film Indonesia bisa sebesar Korea atau Hollywood sekalipun karena memiliki cerita yang relevan tidak hanya untuk penonton Indonesia tapi juga global. Hal ini tercermin dari dukungan berbagai festival film internasional seperti Busan, serta respon penonton internasional di berbagai streaming platform terhadap film Indonesia.

“Namun untuk merealisasikan potensi industri, tidak bisa hanya mengandalkan produksi film berkualitas saja. Oleh karena itu, Visinema juga tengah berekspansi di luar produksi film, dengan mengembangkan distribusi konten melalui Bioskop Online, hingga pengembangan Intellectual Property (IP). Saat ini potensi nilai IP Visinema mencapai sekitar setengah triliun rupiah,” katanya.

Visinema akan menjadi satu-satunya production house Indonesia dimana dua produksi filmnya akan diputar di Busan International Film Festival. Film tersebut adalah “Ali Topan” yang akan tayang perdana dan juga “24 Jam Bersama Gaspar”, yang selain pemutaran perdana juga akan menjadi satu-satunya perwakilan film panjang Indonesia yang berkompetisi untuk mendapat penghargaan Kim Ji Seok Award di Busan.

Anak perusahaan Visinema, Bioskop Online juga tengah memutar “Ziarah”, salah satu film yang akan diputar dalam program khusus Indonesia yang bertajuk, “Renaissance of Indonesian Cinema.”

Dalam acara yang sama, Reza Rahadian, aktor “24 Jam Bersama Gaspar” dan juga Ketua Komite Festival Film Indonesia menyatakan optimisme yang sama terhadap potensi industri film Indonesia.

Sudah ada 147 film Indonesia yang siap tayang di tahun ini, menandakan resiliensi Indonesia yang sempat ditantang saat pandemi, dan sekarang sudah bangkit dan berkarya lebih dari sebelumnya.

“Resiliensi ini, ditambah potensi pasar yang besar dan perkembangan pesat talenta filmmaker Indonesia membuat saya jadi makin yakin bahwa Indonesia tidak hanya bisa jadi pasar bagi film internasional, tapi jadi pemain besar di industri global. Harapannya setelah dapat pengakuan dari festival film sebesar Busan, ke depannya perfilman Indonesia, termasuk filmmakersnya akan makin jadi perhatian industri film global,” katanya.

Sutradara Ali Topan, Sidharta Tata, yang juga merupakan generasi baru sineas Indonesia menambahkan, sebagai sutradara baru, prioritasnya adalah terus meng-upgrade diri, dengan menawarkan hal yang baru. “Saya berharap partisipasi di film festival bisa menambah inspirasi untuk terus meningkatkan kualitas produksi selanjutnya dan juga menambah exposure ke audiens serta filmmaker global,” katanya.

Menurut data Media Partners Asia, investasi konten video dan film Indonesia meningkat 13% di tahun 2022, senilai $979juta, terbesar di Asia Tenggara . Busan International Film Festival (BIFF), salah satu film festival paling bergengsi juga mendukung pentingnya peran sinema Indonesia di kancah global melalui berbagai program khusus Indonesia di BIFF yang akan berlangsung Oktober 2023 ini .

“Setelah industri film Indonesia terbukti resilient dan sustainable, muncul fase baru bagi industri yaitu growth. Visinema berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan film Indonesia dengan menjadi platform bagi sineas, penonton dan pemain industri berkembang bersama. Kami percaya Indonesia memiliki banyak sekali storytellers, story dan penonton yang akan menjadikan Indonesia salah satu pemain terbesar di kancah global,” tutup Angga.

Setahun belakangan, Visinema telah mencetak berbagai pencapaian. Dari sisi produksi film, Visinema Pictures telah mencetak hits seperti “Mencuri Raden Saleh”, yang telah ditonton lebih dari 2,3 juta penonton bioskop dan juga “Hari ini Akan kita Ceritakan Nanti” salah satu top-10 Netflix.

Baru-baru Ini, Visinema juga telah mengakuisisi Intellectual Property (IP) seri animasi populer Nussa, menjadikan total potensi nilai IP Visinema mencapai sekitar setengah triliun rupiah. Di ranah distribusi, Bioskop Online sendiri telah diakses oleh lebih dari 11 juta penonton dengan lebih dari 200 konten lokal dari 100+ pembuat film di 15+ provinsi Indonesia. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *