SURABAYA (Suarapubliknews) – PDI Perjuangan (PDIP) terus melakukan kerja pemenangan di Pilwalkot Surabaya demi memastikan pasangan calon (Paslon) nomor urut 1, Eri Cahyadi – Armudji menjadi pemenang di ajang pilkada serentak 2020.
Sabtu (7/11/2020), Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto memimpin jajarannya hadir di acara Makan Siang dan Silaturahmi Eri Cahyadi dan Armudji dengan kalangan pebisnis di Surabaya, Jawa Timur. Hasto hadir ditemani Ketua DPP PDIP Tri Rismaharini, Sekretaris DPD Jawa Timur Sri Oentari, dan Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono. Sementara sejumlah pebisnis yang hadir diantaranya adalah Alim Markus, Edi Wiyoto, Arif Harsono, Totok Lusida, dan Ibu Yustin.
Menurut Hasto, proses pergerakan pemenangan pasangan Eri-Armudji terus dilaksanakan pihaknya. Sebelumnya, pihaknya juga bergerak bertemu para tokoh keagamaan dan para ulama.
“Sebagaimana proses pergerakan pemenangan pasangan calon Pak Eri dan Armudji, bagaimana seluruh kadar partai, khususnya Ibu Risma telah bergerak bertemu dengan para tokoh. Kemarin bertemu dengan Muhammadiyah, sebelumnya juga berdialog dengan tokoh-tokoh NU,” kata Hasto.
Di dalam tiap pertemuan dengan warga masyarakat itu, Hasto mengatakan Eri-Armudji menyampaikan visi-misinya.
“Hari ini juga secara khusus saya datang, untuk mendengarkan pemaparan visi-misi dari saudara Eri dan Armudji bagaimana ekonomi Surabaya bangkit dari tekanan pandemi. Apalagi dengan mengingat momentumnya itu semakin dekat terhadap pilkada tanggal 9 Desember,” kata Hasto.
Sejauh ini, Hasto mengatakan pihaknya optimis dengan kerja-kerja pemenangan. Sebab berdasarkan hasil survei yang terakhir, elektabilitas pasangan Eri-Armudji terus mengungguli lawannya.
Akibat elektabilitas tinggi itu pula, Hasto menyatakan pihaknya menerima informasi soal intimidasi yang diterima oleh para kader partainya di Surabaya, termasuk Risma.
“Karena itulah saya ditugaskan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri, untuk terus memperkuat konsolidasi dan juga bertemu dengan para tokoh. Ya, sebagaimana ini menjadi komitmen dari seluruh kadar partai untuk bergerak, melanjutkan keberhasilan yang sudah dilakukan oleh Ibu Risma yang ada di kota Surabaya ini,” urainya.
Yang jelas, lewat pertemuan dengan masyarakat, termasuk para pengusaha, Hasto menegaskan pihaknya ingin kepemimpinan pihaknya benar-benar menjangkau seluruh lapisan.”Kita menggalang seluruh komponen masyarakat untuk punya satu komitmen di dalam menghasilkan watak politik yang berpihak kepada Wong Cilik, berpihak pada semangat gotong royong untuk rakyat,” tukasnya.
Sementara itu, Risma banyak menceritakan hubungannya dengan Eri, yang sejak menjadi aparatur sipil negara (ASN) di Pemkot Surabaya, sudah menunjukkan kemampuannya yang luar biasa. Dibeberkannya berbagai prestasi Eri, yang selama ini kerap tertutupi sosok Risma yang lebih dikenal publik.
“Eri ini yang bantu saya. Misalnya sesuai perintah Pak Jokowi, agar kemudahan bisnis di Surabaya makin sempurna. Selama ini, Eri yang banyak menyelesaikan masalah. Komunikasinya sangat bagus dibanding saya,” kata Risma.
“Boleh percaya boleh tidak, selama ini Eri tak kelihatan karena saya masih ada. Kalau saya endak ada, dia yang paling kelihatan,” tambahnya.
“Anda tak usah ragu, saya percaya dia bisa membawa kota Surabaya lebih baik. Saya pastikan ini karena saya tak mau merusak hasil kerja keras saya selama ini menjaga Kota Surabaya,” pungkasnya.
Sekretaris DPD PDIP Jawa Timur, Sri Oentari, menambahkan pihaknya selalu optimis dengan kemenangan pasangan Eri-Armudji.
“Anda semua lihat pas debat kemarin. Aduuh, saya sangat bangga dengan Pak Eri dan Pak Armudji. Udah santun, halus, pinter. Paling pas untuk menggantikan Ibu Risma sehingga Surabaya selalu jadi nomor satu, berpartner baik dengan para pengusahanya,” kata Sri Oentari.
Sementara Perwakilan Pengusaha Surabaya, Totok Lusida, mengatakan dirinya mendukung Eri Armudji karena ingin ada penerus Risma yang sukses membangun kota itu.
“Saya mendukung Eri-Armuji. Saya kenal baik sama Machfud Arifin. Dan hubungan saya sangat baik. Namun apa yang dihasilkan Ibu Risma, kalau tak ada yang meneruskan, waduh. Jangan nanti kita menyesal belakangan,” kata Totok. (q cox)