Jatim RayaPemerintahanPeristiwa

Dari Bumi Majapahit, Gubernur Khofifah Ajak Peserta Program PMM Perkuat Persatuan Bangsa

70
×

Dari Bumi Majapahit, Gubernur Khofifah Ajak Peserta Program PMM Perkuat Persatuan Bangsa

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberi pembekalan dalam Program Kelas Inspirasi Kegiatan Modul Nusantara Mahasiswa Inbound atau Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) semester gasal 2023/2024 di halaman Gedung Negara Grahadi, Senin (16/10).

Kepada 390 mahasiswa dari 95 Perguruan Tinggi tersebut, Gubernur Khofifah mengingatkan pentingnya menjaga dan memperkuat persatuan Bangsa. Bahwa persatuan merupakan PR bangsa saat ini yang harus terus dibangun melalui persaudaraan sebaik mungkin, semaksimal mungkin, dan sekohesif mungkin.

“Sudah berapa banyak minum air Bumi Majapahit? Makin banyak minum air bumi Majapahit, maka nafas dan cinta NKRI kita akan semakin kuat. Karena dari sinilah sesungguhnya Bhinneka Tunggal Ika secara konseptual dilahirkan Maka bersyukurlah program ini memperkenalkan berbagai budaya, memperkenalkan berbagai tradisi, kearifan, keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif,” katanya.

Gubernur Khofifah mengatakan, Indonesia dibangun atas sebuah perjuangan penuh pengorbanan yang cukup panjang, salah satunya oleh Kerajaan Majapahit dengan Sumpah Palapa yang diikrarkan Patih Gajah Mada. Persatuan itulah yang akhirnya terus dijaga dan diperbaiki oleh para pejuang dengan usaha, air mata, hingga darah. Oleh karena itu, ia berharap mahasiswa ikut menjaga persatuan tersebut.

“Ketika kalian bertemu dalam sebuah forum yang luar biasa, bagaimana sesungguhnya bisa menghargai para pejuang dan pahlawan bangsa. Tidak mungkin kita seperti sekarang tanpa ada tahapan perjuangan para pahlawan yang begitu banyak memberikan pengorbanan untuk negeri ini,” ungkapnya.

Selain menjaga persatuan bangsa, Gubernur Khofifah juga mengajak para mahasiswa untuk membawa semangat motto yang tertera dalam lambang kebanggaan Provinsi Jawa Timur, yakni ‘Jer Basuki Mawa Beya’. Yang merupakan sebuah pepatah yang bermakna bahwa setiap keberhasilan, kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup berawal dari pengorbanan, kerja keras dan upaya yang diperjuangkan bersama untuk meraihnya

“Siapa yang ingin bahagia hidupnya, maka dia harus kerja keras. Siapa yang ingin sukses hidupnya, dia harus kerja keras. Siapa yang ingin mencapai cita-citanya, dia harus kerja keras. Jadi jangan mengharapkan hadiah turun dari langit tiba-tiba kemudian skill-nya melejit, profesionalismenya tumbuh, etos kerjanya menguat. Tidak ada itu. Akan tetapi be your self and do the best. Saya ingin kalian bersama-sama tulis kuat-kuat di hati dan pikiran kita, be your self and do the best,” katanya.

Gubernur Khofifah lantas menceritakan pengalamannya ketika meneladani dan membawa semangat ‘Jer Basuki Mawa Beya’ dalam kehidupannya sehari-hari. Mulai kecil, masa muda, saat kuliah di Universitas Airlangga, hingga sukses menjadi politisi di Indonesia.

Diawali saat duduk di bangku kelas 2 Sekola Dasar (SD), Ia mengaku sudah ikut nandur di sawah milik keluarganya sampai mampu membeli buku bahkan emas 2 gram. Kemudian pada kelas 3 SD, ia menjadi bendahara kelompok barzanji di tempat kelahirannya di Wonocolo, Surabaya. Dari sana ia belajar berbagi dan gotong royong.

Memasuki kelas 4 SD, Gubernur Khofifah punya keinginan masuk Ka’bah. Ia kemudian mengingat perkataan gurunya saat itu bahwa yang masuk Ka’bah harus menjadi pejabat. “Jadi bukan jadi pejabat dengan berbagai fasilitas. Jadi pada saat itu memang doa saya ingin jadi pejabat tujuannya sederhana seperti yang disampaikan guru saya yaitu ingin masuk Ka’bah. Sesederhana itu ” ungkapnya.

Doa itu terjawab. Di usia 26-27 tahun, tawaran menjadi anggota DPRD – DPR RI mulai mengalir. Namun saat itu, perasaan saya masih belum mantap karena memikirkan pertanggungjawaban di hari akhir kelak. Gubernur Khofifah lantas bertanya kepada salah satu gurunya bagaimana menjadi anggota DPR RI sekaligus menjelaskan tujuannya ingin menjadi wakil rakyat.

“Guru saya mengatakan ada yang namanya ijtihad artinya bekerja dengan sungguh-sungguh, maka ijtihad lah kamu. Kalau kamu merasa bahwa ijtihadmu benar, sudah dapat pahala,” lanjutnya.

Dari situ Ia membulatkan tekad berkecimpung di panggung politik. Mulai menjadi anggota dan pimpinan di fraksi dan komisi tingkat DPR RI, menjadi Menteri era Presiden Abdurrahman Wahid dan Joko Widodo, hingga menjadi Gubernur Jawa Timur.

Kiprah Gubernur Khofifah tersebut tidak lepas dari aktifnya dirinya selama di kampus. Maka dari itu, ia mengajak kepada para mahasiswa untuk ikut dan mau berorganisasi selama kuliah melengkapi ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.

“Saya ingin mengajak kepada anak-anak sekalian, bahwa setiap pertemuan ataunl interaksi akan memberikan nilai tambah. Manfaatkan waktu untuk berorganisasi dan berinteraksi internal maupun eksternal saat kuliah. Hal itu sangat bermanfaat untuk masa depan kalian,” tegasnya.

Selain itu, Gubernur Khofifah juga menceritakan pengalamannya saat mendaki gunung. Ia memetik pengalaman hidup yang didapatkan saat mendaki gunung. Salah satunya harus siap menghadapi dan mengantisipasi berbagai macam tantangan dan resiko yang dihadapi.

“Kehidupan yang kita bisa belajar dari alam banyak sekali. Termasuk nilai tambah yang saya dapatkan untuk kemudian kita harus menavigasi diri kita dan menavigasi perasaan kita. Termasuk forum ini tentunya akan memberi nilai tambah bagi hidup kita. Betapa setiap interaksi akan memberikan nilai tambah. Interaksi seperti ini dalam waktu beberapa lama pasti nilai tambahnya banyak sekali. Maka kita harus pintar mencari hikmah dari sebuah pertemuan, dari sebuah forum dan dari sebuah perkawanan,” katanya.

Sementara itu, Rektor Universitas Airlangga Prof. Mohammad Nasih mengajak para mahasiswa bisa mengambil hikmah, inspirasi dan pembelajaran dari pengalaman hidup Gubernur Khofifah.

“Hari ini kita mendapatkan guru yang sangat luar biasa untuk kita dapatkan hikmahnya, inspirasinya dari beliau. Tidak hanya menjadi inspirasi namun sekaligus tempat pembelajaran,” katanya.

Ia menegaskan bahwa pembelajaran harus dilakukan secara berkelanjutan di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Bahwa pembelajaran kuliah tidak hanya untuk mendapatkan ijazah, tetapi juga harus mendapatkan ijazah dalam bentuk kemampuan spiritual.

“Yang kemudian diamalkan bersama untuk melengkapi dan menyempurnakan ijazah selama duduk di bangku perkuliahan. Pengalaman-pengalaman perjalanan dari beliau (Khofifah) menurut saya penting untuk menginspirasi adik-adik semuanya dalam melihat masa depan untuk diri sendiri dan bangsa,” terangnya.

Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah didampingi Rektor Unair membagikan 3 laptop yang diberikan kepada mahasiswa yang berulang tahun hari hari itu, yang ulang tahun bertepatan Hari Jadi Pemprov Jatim dan yang ulang tahun bersamaan dengan Universitas Airlangga tanggal 10 November.

Turut hadir Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Bambang Sektiari Lukiswanto, Direktur Pendidikan Sukardiman, Sekretaris Direktorat Pendidikan Syahrur Marta Dwi Susilo serta jajaran Kepala OPD Pemprov Jatim. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *