SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mendorong warga ekonomi lemah menjadi lebih berdaya, membuahkan hasil. Ada banyak contoh nyata dari warga Surabaya yang telah menjadi berdaya setelah mendapatkan intervensi positif dari Pemkot. Salah satunya Siti Aminah.
Warga Tembok Dukuh XI yang dulunya hanya menggantungkan pendapatan dari orang lain dengan membantu membuat pesanan kue tetangga nya, kini telah berubah. Berkat bantuan dari Pemkot Surabaya, ibu empat anak ini kini bisa mendapatkan penghasilan rutin dari hasil berjualan di depan rumahnya.
Siti Aminah kini berjualan mie goreng, makanan ringan dan juga minuman. Dia bercerita, bila jualannya sedang ramai, dari pukul 10 pagi hingga malam, dirinya bisa mendapatkan uang hingga Rp 60 ribu. Angka yang tidak terlalu besar. Tapi, itu membuatnya bersyukur.
“Alhamdulillah saya sekarang sudah bisa punya usaha sendiri. Setiap hari bisa mendapat pemasukan. Itu berkat bantuan dari Pemkot. Saya ingin jadi orang sukses. Makanya, meski sekarang pendapatan belum menentu, saya akan perjuangkan,” ujar Siti Aminah.
Sebelumnya, perempuan berusia 53 ini sempat kehilangan harapan ketika dirinya mengidap penyakit paru-paru. Penyakit itupula yang membuat suami nya meninggal dunia beberapa tahun lalu. Termasuk juga anak pertamanya.
Karena arahan dari Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang kemudian ditindaklanjuti oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB) Kota Surabaya, Siti Aminah bisa ditangani di Puskesmas dan juga RSUD dr Soewandhi. Setelah menjalani pengobatan selama beberapa bulan dan serangkaian cek rutin, dia lantas dinyatakan sembuh.
“Sekarang sudah sembuh total. Terima kasih kepada Pemkot yang telah membantu saya berobat hingga sembuh,” sambung Siti Aminah.
Kepala Bapemas KB Kota Surabaya, Nanis Chairani mengatakan, Siti Aminah mendapatkan bantuan langsung dari Wali Kota Tri Rismaharini yang pernah bertemu dengan ibu yang juga mengasuh seorang anak yatim ini ketika ada program pengobatan gratis di kawasan tersebut. Bantuan pribadi wali kota itu untuk pengobatan dan juga modal usaha.
“Ibu Siti Aminah ini ditemukan ketika ada program kesehatan Pemkot. Ibu wali lalu memberikan bantuan pribadi sampai dia sembuh. Ketika sembuh, bantuan nya kemudian diperuntukkan modal usaha jualan,” ujar Nanis Chairani.
Dijelaskan Nanis, Pemkot Surabaya melalui Bapemas KB, memang memiliki komitmen untuk mendorong warga menjadi lebih berdaya seperti proses yang telah dilalui Siti Aminah. Diantaranya dengan memberikan pelatihan kepada warga, utamanya dari kalangan ekonomi lemah. Pelatihan yang diberikan berkaitan dengan kegiatan kewanitaan. Seperti memasak, menjahit atau membuat kerajinan handicraft.
“Pelatihan ini untuk warga yang belum memiliki keterampilan khusus. Ini sesuai dengan peranan kami di Bapemas untuk mendorong dan memotivasi agar mereka berdaya. Ada ribuan warga Surabaya yang telah mendapatkan pelatihan. Selain berasal dari data warga miskin, juga ada dari usulan ibu wali kota dan juga usulan dari Musrenbang,” tegas mantan Kabag Humas Pemkot Surabaya ini.
Selain memberikan pelatihan, Bapemas KB Kota Surabaya juga memberikan akses permodalan kepada warga. Ketika warga mengikuti pelatihan dan mampu berdaya, mereka diarahkan untuk bisa mendapatkan permodalan. “Kami arahkan mereka ke koperasi,” sambung Nanis.
Pemkot, sebut Nanis, tidak melepas begitu saja warga yang mencoba berdaya seperti Siti Aminah. Tetapi akan melakukan pendampingan secara kontinyu agar usaha nya tetap berjalan. Setelah memberikan pelatihan produksi dan akses permodalan, Bapemas ingin memberikan pelatihan pembukuan.
“Untuk warga seperti Ibu Aminah ini, kami akan berikan pelatihan pembukuan agar paham manajemen keuangan. Jangan sampai modal nya habis tersedot kebutuhan sehari-hari,” sambung mantan Camat Tambaksari ini.(q cox)