BisnisJatim Raya

ITS bersama UTM Lakukan MoU Kembangkan Potensi Pulau Madura

13
×

ITS bersama UTM Lakukan MoU Kembangkan Potensi Pulau Madura

Sebarkan artikel ini

Surabaya (Suarapubliknews) – Banyaknya potensi alam yang dimiliki oleh Pulau Madura membuatnya perlu pengembangan lebih di bidang riset dan inovasi. Berdasarkan hal itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) digandeng oleh Universitas Trunojoyo Madura (UTM) untuk melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) guna menjawab permasalahan tersebut.

Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng saat menerima kunjungan UMT mengatakan dengan begini ITS dapat bekerja sama dengan UTM dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat

Selain itu, MoU ini juga diharap dapat membantu mensejahterakan masyarakat dan mengembangkan potensi yang ada di Pulau Madura. “Saya berharap kerja sama ini dapat menjadi hal yang positif untuk ITS maupun UTM,” katanya.

Rektor UTM Dr Drs Ec H Muh Syarif MSi mengatakan, UTM telah memiliki beberapa penelitian dan inovasi. Namun hal tersebut masih diiringi dengan beberapa kendala. Di antaranya adalah kurangnya kemampuan dalam bidang teknik untuk membuat sebuah teknologi yang dapat bermanfaat untuk Pulau Madura. “Oleh karena itu, kami mengajak ITS bekerja sama di bidang teknologi untuk membantu pengembangan potensi alam di Pulau Madura,” ujarnya.

Wakil Rektor I UTM Bidang Akademik Dr Deni Setya Bagus Yuherawan SH MS menjelaskan, seluruh kegiatan akademik UTM difokuskan pada pengembangan potensi alam yang dimiliki oleh Pulau Madura.

Hal ini membuat UTM ingin melakukan kerja sama dengan ITS guna memunculkan inovasi-inovasi baru yang dapat bermanfaat untuk Pulau Madura. Dari kerja sama tersebut, Deni ingin inovasi yang dilakukan kedua pihak dapat mensejahterakan kehidupan masyarakat Madura dan mendongkrak prestasi ITS di kancah nasional maupun internasional.

Di kesempatan yang sama, Ashari tersebut berpendapat bahwa ITS memiliki sebuah penelitian yang dinilai sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Pulau Madura, yaitu pembuatan baterai lithium dari garam rakyat yang dibuat oleh Departemen Fisika ITS. Penelitian yang telah didanai oleh beberapa lembaga seperti Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini dirasa cocok dengan kondisi Pulau Madura sebagai penghasil garam.

Menanggapi hal tersebut, Dekan Fakultas Pertanian UTM Ir Slamet Subari MS mengajukan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Pulau Madura. Pertama adalah penelitian pada tanaman jagung yang dilakukan UTM.

Meskipun terbilang sukses, namun dalam pengaplikasiannya di lapangan, Pulau Madura memiliki kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini dikarenakan banyak masyarakat Madura yang memilih untuk merantau ke luar pulau. “Saya harap ITS memiliki sebuah teknologi tepat guna yang dapat menggantikan peran SDM yang semakin berkurang,” ungkapnya.

Lanjutnya, ia mengatakan bahwa garam menjadi permasalahan selanjutnya. Saat ini UTM belum menemukan SDM yang dapat menurunkan satu atau sebagian dari pohon industri yang merupakan pengembangan dari kelanjutan garam tersebut. Hal tersebut membuat harga garam yang diterima oleh petani selama ini masih terlalu murah.

Sehingga hal ini dinilai kurang meningkatkan kesejahteraan petani garam. UTM berharap agar ITS memiliki sebuah inovasi yang dapat membantu petani garam memilih opsi lain untuk keberlanjutan garamnya.

Tidak hanya hal-hal tersebut, ada juga beberapa tawaran yang diajukan UTM untuk ITS sebagai keberlanjutan dari MoU ini. Di antaranya adalah penelitian tentang daun kelor, adanya pertukaran mahasiswa ITS dengan mahasiswa UTM, membuat garam modifikasi, dan adanya pertukaran dosen antara ITS dengan UTM.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian ITS Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD mengatakan, kelanjutan kerja sama ini dapat dibicarakan lebih lanjut dengan beberapa pusat penelitian yang ada di ITS.  Di sisi lain, Ashari juga menyimpulkan bahwa banyaknya kecocokan pada beberapa bidang antara UTM dan ITS memiliki potensi besar untuk dapat dikembangkan lebih lanjut. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *