SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Kemenkeu Mengajar, sebuah kegiatan mengajar selama satu hari di sekolah, telah memasuki tahun ke-8. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Oeang RI ke-77 dan Hari Antikorupsi Sedunia Tahun 2023. Kemenkeu Mengajar (KM) diselenggarakan tanpa membebankan pembiayaan pada APBN dan diikuti oleh ASN Kementerian Keuangan secara sukarela.
Puncak kegiatan yang dilaksanakan Senin, 23 Oktober 2023 ini diikuti lebih dari 100.000 siswa, Tahun ini sebanyak 6.800 lebih Pegawai Kementerian Keuangan akan mendukung Kemenkeu Mengajar 8 menjadi relawan secara luring di 300 sekolah pada jenjang pendidikan SD, SMP, SMA sederajat termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB) yang tersebar di 37 Provinsi, 35 Kota, dan 57 Kabupaten di Indonesia serta 6 Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) di 4 negara (Singapura, Malaysia, Thailand, dan Jepang).
Surabaya menjadi salah satu kota yang rutin menyelenggarakan KM setiap tahun karena besarnya animo relawan dari berbagai kota di Indonesia untuk bergabung. Tercatat KM8 Surabaya menerima pendaftaran beberapa relawan dari luar Jawa di antaranya Makasar, Manado, Tenggarong, Batu Licin, Mataram, Denpasar, Kupang dan Bitung,
Tahun ini KM8 Surabaya melibatkan 10 sekolah kolaborator yaitu SDN Ketabang, SDIT At Taqwa, SD Al hikmah, SD Al Falah, SMPN 1 Surabaya, SMAN 4 Surabaya, SMAN 9 Surabaya, SMA Muhammadiyah 1 Surabaya, SMA intan permata hati dan SMALB B Tunarungu karya mulia.
Beberapa relawan menyatakan baru pertama kali mengikuti kegiatan ini. Rizal yang berdinas sebuah Kantor Pelayanan Bea Cukai Atambua mengatakan, “Kegiatan ini menjadi alternatif yang menyenangkan di sela kepadatan pekerjaan. Rasanya menyenangkan dan menghibur mengajar anak-anak ini.”
Ari Broto yang berasal dari KPP Pratama Manado menceritakan bagaimana anak-anak sekolah dasar yang dihadapinya begitu kreatif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
“Saat kami mencoba menjelaskan makna dari nilai-nilai Kementerian Keuangan dengan bahasa sederhana, anak-anak ini rupanya paham dan bahkan bisa menjawab dengan kepolosan mereka. Lucu mendengarnya,” katanya.
Para relawan KM membawa misi mengajarkan bagaimana peran Kementerian Keuangan dalam upaya menjaga perekonomian negeri, serta memperkenalkan profesi-profesi yang ada di Kemenkeu. Tak lupa relawan juga mengenalkan nilai-nilai dan semangat yang dianut seluruh penggawa Kemenkeu.
Antusiasme yang dirasakan seluruh relawan yang terdiri dari Panitia Daerah, Pengajar, Fasilitator, dan Dokumentator disambut dengan hangat oleh seluruh sekolah yang menjadi kolaborator.
Odit, bagian kesiswaan SMA intan permata hati, menceritakan, “Kepala sekolah kami buru-buru mendaftarkan diri begitu tahu dibuka pendaftaran mandiri tahun ini.” Agus Kusuma, relawan yang lain juga menyebutkan betapa pihak sekolah sigap dan sangat menyambut kedatangan para relawan.
Meriahnya sambutan sekolah juga disampaikan oleh wisnu, yang datang dari pusdiklat Anggaran di bogir “Kami disuguhi tari Remo yang dibawakan para pelajar SDN Ketabang .”
Sambutan berupa pagelaran tari juga disajikan oleh siswa/siswi SMPN 1 yang ditempati kak Dian, seorang relawan yang juga kasuki di KPP “Para murid menampilkan pentas seni khas daerah setempat, dan kami seluruh relawan mengikuti mereka”.
Keistimewaan lain penyelenggaraan KM8 Surabaya tahun ini adalah ikut sertanya SMALB B Tunarungu karya mulya sebagai salah satu lokasi kegiatan. Dengan mengusung semangat inklusi, para relawan mendapat pendampingan penuh dari para pengajar yang berkompeten untuk menginspirasi anak-anak disabilitas.
Kejutan lain untuk panitia dan relawan di KM8 Surabaya adalah keterlibatan tiga pejabat eselon dua yaitu Kakanwil DJKN Jatim, Kakanwil DJP Jatim 1, dan Kakanwil DJP Jatim 2 dan beberapa pejabat eselon tiga Kementerian Keuangan. Dalam kegiatan ini Mars Kemenkeu ini menjadi lagu yang wajib diputar selain lagu kebangsaan kita, Indonesia Raya.
Setelah pandemi berakhir KM8 tahun ini menjadi angin segar bagi seluruh pihak yang terlibat. Achmad Suyanto Carira yang datang dari KPP Tenggarong menyatakan bahwa guru-guru SD Al hikmah I tempatnya mengajar senang anak-anak mendapat pengetahuan tentang pengelolaan keuangan negara dari sumbernya langsung, serta mengenal lebih banyak profesi.
“KM8 ini mengobati kerinduan saya untuk berinteraksi dengan anak-anak sekolah. Keceriaan mereka membuat waktu serasa berjalan terlalu cepat,” ungkap seorang relawan yang lain.
Beberapa kesan lain yang ditangkap oleh para relawan adalah para murid cenderung enggan melepas kepergian relawan, karena waktu yang dialokasikan untuk kegiatan KM ini memang cukup singkat, Begitu pula guru-guru pengajar, berharap sekolahnya akan dilibatkan lagi pada pelaksanaan KM berikutnya.
“Jangan pulang dulu, Bu, sampai sore di sini!”
“Besok ke sekolahku lagi kan, Pak?”. (q cok, tama dini)