SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengumumkan 150 RW yang lolos pada seleksi atau penilaian tahap kedua Surabaya Smart City (SSC) 2022 di Gedung Graha Widya Universitas 17 Agustus 1945, Selasa (4/10/2022). Karenanya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya kembali memberikan penguatan kepada peserta SSC 2022 melalui workshop UMKM Ekonomi Kerakyatan Berbasis Lingkungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan bahwa penguatan kedua melalui workshop ini berfokus pada ekonomi kerakyatan. Yakni, memacu masyarakat di lingkungan masing – masing untuk mendorong peningkatan ekonomi kerakyatan.
“Tidak dari pengolahan sampah saja, melainkan bisa melalui pengolahan lingkungan. Bisa juga melalui UMKM yang berbasis pada produk lingkungan,” kata Hebi sapaan lekatnya.
Menurut Hebi, pihaknya juga akan memberikan nilai tambahan kepada para peserta SSC 2022 dengan memberikan sosialisasi penerapan larangan penggunaan kantong plastik. Maka ia mengimbau para peserta bisa berinovasi pada peningkatan potensi ekonomi berbasis lingkungan.
“Artinya harus bisa memiliki kemampuan untuk membangkitkan ekonomi. Seperti saat kegiatan Program Kampung Iklim (Proklim) adalah yang memiliki kemampuan untuk membangkitkan kegiatan perekonomi,” ujarnya.
Hebi berharap kepada 150 RW yang telah dinyatakan lolos pada tahapan penilaian kedua SSC 2022, bahwa poin penilaian selanjutnya berfokus pada ekonomi kerakyatan. “Kalau sudah ada bisa dibesarkan atau dikembangkan berbasis dengan lingkungan. Jangan berbisnis jika tidak memperhatikan lingkungan,” tegasnya.
Ia mencontohkan pada salah satu inovasi kegiatan Program Kampung Iklim (Proklim) di kawasan Kelurahan Kebonsari yang telah melakukan pemilahan sampah pada usaha catering. Yaitu, melakukan pemilahan sampah organik dan non organik untuk kemudian dilakukan pengolahan sampah.
“Sisa makanan tadi dibuat untuk menjadi eco enzyme, budidaya maggot, untuk pakan ternak dan sebagainya. Maka, saya menganjurkan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan secukupnya agar tidak menimbulkan sampah organik yang berlebihan,” ucapnya.
Di sisi lain, DLH Kota Surabaya saat ini tengah merancang skema mengenai program padat karya berbasi dengan potensi pengembangan lingkungan. “Sementara sudah ada 180 orang yang hendak mendaftar untuk pembibitan tanaman. Tetapi saya sedang mengajukan untuk bisnis tanaman, mulai dari perawatan tanaman, penjualan bibit, kompos, serta cara merangkai tanaman. Dan ini sedang kita menghutangkan,” pungkasnya. (Q cox)