BisnisPemerintahanPeristiwa

Penguatan Sektor Unggulan dan Hilirisasi Industri Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Jatim

873
×

Penguatan Sektor Unggulan dan Hilirisasi Industri Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Jatim

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Meskipun menghadapi berbagai tantangan global, pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Timur tetap menunjukkan kekuatan yang signifikan. Hal ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea, dalam pertemuan triwulanan bersama media dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan di sektor keuangan, termasuk perwakilan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Kementerian Keuangan.

“Ada tiga aspek penting yang menjadi fokus, yaitu kondisi ekonomi global, nasional, dan regional; proyeksi perekonomian Jawa Timur; serta strategi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di daerah ini,” katanya.

Ekonomi Jawa Timur mencatat pertumbuhan sebesar 5,03% pada triwulan IV 2024, meningkat dari 4,91% pada triwulan sebelumnya. Kinerja positif ini didorong oleh sektor investasi, konsumsi rumah tangga, dan ekspor yang tetap kuat. Sektor perdagangan, industri pengolahan, dan konstruksi menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di provinsi ini.

Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 4,93% sepanjang tahun 2024, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 4,95%. Peningkatan konsumsi swasta, yang didorong oleh momentum Pemilu dan Pilkada, menjadi faktor utama dalam pertumbuhan ini. Selain itu, investasi terus menguat berkat proyek strategis nasional (PSN) dan berbagai proyek swasta, termasuk pengembangan pabrik kimia dan pengolahan logam mulia di Gresik.

Tingkat inflasi di Jawa Timur sepanjang tahun 2024 tercatat sebesar 1,51%, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 1,57%. Bahkan, pada Januari 2025, provinsi ini mengalami deflasi sebesar -0,54%, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi bulan Januari dalam tiga tahun terakhir yang biasanya mencapai 0,24%.

Bank Indonesia memperkirakan inflasi di Jawa Timur pada tahun 2025 akan mengalami sedikit kenaikan, tetapi tetap berada dalam kisaran target 2,5% ± 1%. Beberapa faktor yang berpotensi mendorong inflasi antara lain kebijakan harga dalam negeri dan imported inflation akibat naiknya harga komoditas emas. Namun, stabilisasi harga pangan dan kondisi cuaca yang lebih baik diharapkan dapat menekan inflasi agar tetap terkendali.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia menekankan beberapa strategi utama, antara lain:

1. Penguatan Sektor Unggulan
– Pengembangan sektor industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian.
– Optimalisasi industri smelter di Gresik untuk pengolahan emas dan produk kimia.

2. Pengembangan Sumber Pertumbuhan Baru
– Hilirisasi industri dan peningkatan sektor pariwisata.
– Penerapan ekonomi hijau dan biru untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.

3. Peningkatan Integrasi Infrastruktur
– Penyelesaian jalur lintas selatan (JLS) untuk mendukung sektor pariwisata.
– Pengembangan infrastruktur transportasi, termasuk percepatan jalur rel ganda dan pembangunan pelabuhan strategis.

Selain itu, Bank Indonesia juga mencatat percepatan digitalisasi dalam sistem pembayaran. Pada triwulan III 2024, transaksi QRIS di Jawa Timur mencapai Rp18,65 triliun, mengalami lonjakan hampir 200% dibandingkan tahun sebelumnya.

Secara keseluruhan, perekonomian Jawa Timur pada tahun 2025 diperkirakan tetap kuat dengan pertumbuhan berada di kisaran 4,7%–5,5%.

“Dengan strategi yang tepat dan sinergi antar-stakeholder, diharapkan ekonomi Jawa Timur dapat terus tumbuh dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional,” tutupnya. (q cox, tam dini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *