PemerintahanPeristiwa

POTAS Award 2022 Jadi Ajang Apresiasi dan Kritik Kinerja Pejabat Pemkot Surabaya

11
×

POTAS Award 2022 Jadi Ajang Apresiasi dan Kritik Kinerja Pejabat Pemkot Surabaya

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Taman Surya (POTAS) Kota Surabaya untuk pertama kalinya menggelar ajang bertajuk POTAS Award 2022. Ajang penghargaan dari organisasi wartawan ini sebagai hasil penilaian dan evaluasi kinerja pejabat di lingkup Pemkot Surabaya selama tahun 2022.

Acara yang dikemas dalam bentuk silaturahmi bersama awak media ini dihadiri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono. Juga, dihadiri langsung Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, Lutfi Hakim sekaligus para pimpinan media massa di Kota Surabaya.

“Ada penghargaan yang diberikan teman-teman Pokja POTAS kepada Kepala OPD yang dia (Kepala OPD) berani memberikan sebuah penjelasan dan tidak sulit untuk ditelepon (dikonfirmasi),” kata Eri Cahyadi dalam sambutannya.

Selain penghargaan, Eri menyebut, POTAS juga memberikan penilaian kepada Kepala OPD yang enggan terbuka dengan media. Juga kepada Kepala OPD yang sulit ketika dikonfirmasi awak media. Ia pun meminta Kepala OPD itu agar tidak menyalahkan awak media terhadap hasil penilaian.

“Jangan pernah salahkan media kalau menulis salah dan jangan pernah salahkan media jika menulis tidak benar. Karena apa? Karena njenengan (Kepala OPD) tidak memberikan penjelasan yang benar,” tegas Eri.

Padahal, Eri Cahyadi mengaku, ketika masih menjabat Kepala Dinas Cipta Karya hingga Kepala Bappeko Surabaya, dirinya selalu dekat dan terbuka dengan awak media. Terutama kepada wartawan yang biasa melakukan peliputan di lingkungan Pemkot Surabaya. “Saya yakin ketika ada pemberitaan jelek terkait pemerintah kota, tapi ketika kita memberikan penjelasan, pasti dimuat oleh media,” ucapnya.

Menurut dia, ketika awak media melakukan konfirmasi dan dijelaskan Kepala OPD, tentu masyarakat akan menilai mana yang benar dan salah. Demikian dengan sebaliknya, ketika Kepala OPD enggan menjelaskan kepada media, maka informasi atau berita yang disampaikan akan berat sebelah.

“Makanya (Kepala OPD) ojok wedi ngekei (jangan takut memberikan) statement. Sehingga berita itu bisa di-counter dengan penjelasan yang benar,” pintanya.

Dalam kesempatan itu, mantan Kepala Bappeko Surabaya ini juga menyampaikan langsung nama-nama pejabat pemkot yang kinerjanya dinilai kurang terbuka dengan awak media. Hasil penilaian ini bersifat independen yang dilakukan POTAS berdasarkan pengalaman anggota mereka melakukan peliputan di lingkup pemkot.

“Kalau dihubungi wartawan angel (sulit) dan ternyata tidak balas, maka itu juga menjadi salah satu (penilaian) kontrak kinerja (Kepala OPD),” jabarnya.

Eri lantas memaparkan nama-nama kepala dinas pemkot yang dinilai sulit ketika dikonfirmasi awak media. Yaitu, Kepala Dinas Kesehatan Nanik Sukristina dan Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Wiwiek Widayati. Kemudian, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Antiek Sugiharti dan Kepala Dinas Pendidikan Yusuf Masruh.

“Maka saya berharap, kepala dinas yang hari ini hadir tolong sampaikan kepada yang lainnya tahun 2023 njenengan (Kepala Dinas) harus berubah,” kata Eri Cahyadi.

Ditemui usai acara, Ketua POTAS Surabaya, Robby Julianto menjelaskan, POTAS Award 2022 menjadi salah satu trigger atau pemicu untuk memperbaiki kinerja pelayanan dinas kepada masyarakat. Sekaligus ajang apresiasi dan kritikan bagi seluruh kepala dinas yang tidak terbuka dengan awak media.

“Jadi sebagai trigger untuk perbaikan pelayanan dinas serta hubungan dengan wartawan agar OPD memberikan pelayanan prima kepada masyarakat,” jelas Robby.

Menurut Robby, konfirmasi yang dilakukan awak media kepada Kepala OPD ini tak lain untuk meluruskan informasi yang ada di tengah masyarakat. Harapannya, tidak terjadi miskomunikasi dan salah paham ketika berita itu tersampaikan ke masyarakat.

“Kita juga beri penghargaan kepada kepala dinas yang selama ini memberikan informasi benar dan tidak sulit ketika dihubungi media. Kita berharap kepala dinas lain bisa meniru dinas-dinas yang mendapat penghargaan hari ini,” pintanya.

Robby juga berharap, catatan negatif atau kritikan kepada sejumlah Kepala OPD pemkot agar tidak dijadikan lecutan sakit hati, tapi penyemangat dan perbaikan ke depan. Ia menyebut, masih ada jangka waktu satu tahun lagi bagi POTAS untuk kembali memberikan penilaian terhadap kinerja Kepala OPD pemkot.

“Kita hanya ingin menjadi penyambung lidah dinas agar informasi yang disampaikan awak media ke masyarakat bisa tersampaikan dengan benar,” tandasnya.

Sebagai diketahui, sejumlah Kepala OPD pemkot yang mendapatkan penghargaan POTAS Award 2022 untuk Kategori Inspiratif adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Achmad Zaini, serta Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Tomi Ardiyanto.

Kemudian Kategori Dedikatif yaitu Kepala Dinas Sosial Anna Fajriatin dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, M Fikser. Lalu, Kategori Inovatif adalah Kepala Dinas Lingkungan Hidup Agus Hebi Djuniantoro, dan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan Irvan Wahyudrajad.

Selanjutnya Kategori Responsif adalah Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Lilik Arijanto serta Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Dedik Irianto. Lalu, Kategori Komunikatif yakni, Kepala Dinas Perhubungan Tundjung Iswandaru dan Kepala Satpol PP Eddy Christijanto.

Selain itu, ada pula dua orang camat Surabaya yang mendapatkan penghargaan POTAS Award 2022 Kategori Terfavorit. Keduanya adalah Camat Tandes Febriadhitya Prajatara dan Camat Semampir M Yunus.

Selain Kepala OPD, POTAS juga memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh di Kota Surabaya. Yakni, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (Penggerak Reformasi Birokrasi), Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono (Penggerak Gotong Royong), Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony (Penggerak Budaya Surabaya), Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno (Penggerak UMKM), dan Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fatoni (Penggerak Politik Melalui Media Sosial). (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *