PeristiwaPolitik

Sidak Perbaikan Pipa PDAM, Legislator Surabaya Dihalangi Security Proyek

68
×

Sidak Perbaikan Pipa PDAM, Legislator Surabaya Dihalangi Security Proyek

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Beredar di medsos rekaman video soal anggota DPRD Surabaya yang ditahan petugas keamanan proyek pembangunan Kampus UIN Sunan Ampel, padahal hanya ingin melihat hasil perbaikan pipa PDAM Surabaya yang jebol.

Legislator tersebut adalah Arif Fathoni anggota Komisi A DPRD Surabaya yang membidangi Hukum dan Pemerintahan, yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar.

Kepada media ini, Arif Fathoni mengatakan bahwa kedatangan dirinya berniat ingin melihat langsung (memastikan) hasil perbaikan pipa yang jebol setelah mendapatkan kabar dari Dirut PDAM Surya Sembada (Mujiaman) kalau perbaikannya telah selesai.

“Ini adalah tanggung jawab saya terhadap masyarakat Surabaya Timur yang terdampak. Namun setelah saya pamit baik-baik dengan pihak kontraktor, mereka mengatakan akan memanggilkan manajemen, karena mengaku tidak berwenang memberikan ijin,” ucap Toni-sapaan akrab Arif Fathoni. Senin (19/05/2020)

Anehnya, kata Toni, setelah sekian lama menunggu ternyata infonya berubah, yakni harus seijin Rektor UIN Sunan Ampel.

“Saya tidak melihat proyek itu. Dibangun oleh siapa dan untuk apa, tetapi faktanya ada fasilitas publik yang rusak dan diduga karena kelalaian kontraktor. Maka saya ingin memastikan jikia proses perbaikan pipa itu sudah selesai,” tuturnya.

Toni mengaku jika kontraktor pelaksanan memberikan kesan arogan saat dirinya berusaha mendatangi lokasi proyeknya.

“Harusnya menjadi pertimbangan, karena kehadiran saya melekat dengan posisi saya sebagai wakil rakyat, sehingga pertanggungan jawab saya kepada masyarakat bisa tertunaikan,” tandasnya.

Karena bangunan yang dibangun akan digunakan sebagai kampus, kata Toni, apalagi UINSA itu sudah memiliki nama besar, tetapi dalam tahapan proyeknya ternyata belum berkoordinasi dengan tokoh-tkoh masyarakat setempat.

“Tadi saya juga dapat info dari ketua LKMK jika belum diajak bicara soal rencana pembangunan ini. Maka sebaiknya Rektor UINSA memerintahkan kontraktor untuk memegang adat-adat ketimuran. Mbok ya kulonuwun dengan msyarakat Gunung Anyar,” ujarnya.

Pasalnya, lanjut Toni, masyarakat hanya mendapatkan dampak proyek seperti debu dan kebisingan akibat aktifitas proyek pembangunannya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *